Nyanyian Angsa
Anton P.Chekhov
Pelaku :
Vasili Svietlovidoff : Seorang komedian berumur 68 tahun
Nikita Ivanitch : Seorang promter (pembisik), orang tua
Skene ini terjadi di atas sebuah teater daerah. Malam hari setelah pementasan. Si sebelah kanan keadaannya tidak teratur dan ada pintu usang tak bercat ke kamar-kamar pakaian. Di sebelah kiri dan latar belakang pentas diseraki oleh bermacam-macam barang usang. Di bagian tengah ada sebuah kursi polos terjungkir.
SVIETLOVIDOFF(dengan sebuah lilin ditangan, keluar dari kamar pakaian dan tertawa)
ya, ya ini gila sekali! Sungguh ini lelucon yang sangat
bagus. Aku jatuh dari kamar pakaian setelah pementasan habis, dan di situ aku
dengan tenang ngorok setelah semua orang meninggalkan gedung teater ini. Ah!
Aku memang orang tua yang tolol, si tua yang sialan! Kiranya aku telah minum
lagi sehingga aku tertidur di dalam sana, tergeletak. Sungguh pintar!
Selamatlah kau pemuda gaek!
(memanggil)
Yeghorka! Petruskha! Di mana engkau setan, Petruska? Kedua
bajingan itu tentulah sudah tidur, dan meskipun gempa tak akan bisa
membangunkan mereka sekarang!
Yekhorka
Yekhorka
(mengambil kursi polos, lalu duduk setelah meletakkan lilin di atas
lantai)
tak ada suara! Hanya gema yang menyahutku.
Aku beri yegorkha dan petruskha persen setiap hari dan mereka telah hembus dan mungkin sekali telah mengunci gedung teater ini.
Aku beri yegorkha dan petruskha persen setiap hari dan mereka telah hembus dan mungkin sekali telah mengunci gedung teater ini.
(menggoyang-goyangkan
kepalanya).
Aku mabuk.
Ugh, pementasan malam ini sungguh menggembirakan, dan alangkah gilanya jika dipikir. Berapa banyak bir dan anggur yang telah kutuang ke dalam tenggorokan untuk menghormati peristiwa ini. Luar biasa! Rasanya tubuhku ikut tenggelam seluruhnya dan kurasa ada dua puluh macam lidah didalam mulutku. Sungguh gila! Tolol sekali! Si jahanam yang malang dan gaek ini telah mabuk lagi dan tidak tahu apa sebenarnya yang dia Tuhankan! Ugh kepalaku remuk, seluruh tubuhku menggeletar dan aku m,erasa dingin serta gelap bagaikan dalam kolong bawah tanah. Bahkan jika aku tidk lupa hancurnya kesehatanku, seharusnyalah aku ingat umurku. Betul-betul si gaek yang tolol aku ini. Yah! Umurku yang telah tua, tak ada gunanya lagi. dan aku yang berlaku dengan tolol, pongah, dan pura-pura muda padahal hidupku sekarang telah usai. Kuciumi juga tanganku yang telah enampuluh depalan tahun berlalu dan tak mungkin kulihat kembali. Aku kosongkan botol itu. Hanya tinggal beberapa tetes lagi di dasar, itupun cuma kerak-kerak. Ya, ya demikianlah halnya, Vasili, pemuda gaek. Waktu telah tiba bagimu untuk meltih peranan sebagai orang mati, suka atau tidak. Kematian kini sedang diperjalanan menujumu
Ugh, pementasan malam ini sungguh menggembirakan, dan alangkah gilanya jika dipikir. Berapa banyak bir dan anggur yang telah kutuang ke dalam tenggorokan untuk menghormati peristiwa ini. Luar biasa! Rasanya tubuhku ikut tenggelam seluruhnya dan kurasa ada dua puluh macam lidah didalam mulutku. Sungguh gila! Tolol sekali! Si jahanam yang malang dan gaek ini telah mabuk lagi dan tidak tahu apa sebenarnya yang dia Tuhankan! Ugh kepalaku remuk, seluruh tubuhku menggeletar dan aku m,erasa dingin serta gelap bagaikan dalam kolong bawah tanah. Bahkan jika aku tidk lupa hancurnya kesehatanku, seharusnyalah aku ingat umurku. Betul-betul si gaek yang tolol aku ini. Yah! Umurku yang telah tua, tak ada gunanya lagi. dan aku yang berlaku dengan tolol, pongah, dan pura-pura muda padahal hidupku sekarang telah usai. Kuciumi juga tanganku yang telah enampuluh depalan tahun berlalu dan tak mungkin kulihat kembali. Aku kosongkan botol itu. Hanya tinggal beberapa tetes lagi di dasar, itupun cuma kerak-kerak. Ya, ya demikianlah halnya, Vasili, pemuda gaek. Waktu telah tiba bagimu untuk meltih peranan sebagai orang mati, suka atau tidak. Kematian kini sedang diperjalanan menujumu
(melotot ke atas)
Aneh sekali, meskipun aku telah berada di pentas 40 tahun selama ini, baru kali pertama inilah aku menyaksikan gedung teater ini malam hari, setelah lampu-lampu dipadamkan. Untuk kali pertama!
(berjalan bangkit ke
arah lampu kaki)
alangkah gelapnya di sini. Aku tak dapat melihat apa-apa. Oh
ya, aku dapat melihat lubang sipembisik dan mejanya, terbaring di dalam liang
yang gelap, hitam tak berdasar, macam kuburan dimana maut mungkin sedang
bersembunyi. Brrrrr …….. betapa dinginnya ini. Angin berhembus dari tetater
kosong ini seperti keluar dari terowongan batu. Ini tempat hantu! Tengkukku
jadi begidik (menggigil). Yegorkha! Petruskha! Dimana kalian berdua? Apa yang
menyebabkan aku merasa benda-benda yang ada di sekitarku menyeramkan? Aku
semestinya diberi minuman, aku seorang tua. Aku tidak akan hidup lebih lama
lagi. pada usia 68 orang pergi ke tempat beribadah, dan bersiap-siap untuk
kematian. Tetapi aku di sini. Ya tuhan! Anak yatim tua ini mabuk dalam pakaian
tololnya. Aku tidak pantas lagi kelihatan begini. Aku mestinya pergi untuk
menukarnya.
…………. Ini memang tempat maut dan aku tentu akan mampus ketakutan kalau di sini semalaman.
…………. Ini memang tempat maut dan aku tentu akan mampus ketakutan kalau di sini semalaman.
(keluar menuju kamar pakaian).
Ketika itu juga muncul nikita ivanitch, muncul dengan
pakaian serba putih dari kamar pakaian di ujung pentas.
SVIETLOVIDOFF(melihat Ivanitch, kemudian menjerit kaget
sambil mundur ke belakang)
Siapa kau? Apa, apa perlumu? (menhentakkan kaki) siapa kau?
IVANITCH
Siapa kau? Apa, apa perlumu? (menhentakkan kaki) siapa kau?
IVANITCH
Ini aku, Tuan…!
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
"Siapa kau? Ivanitch?
IVANITCH (Datang mendekat perlahan-lahan)
IVANITCH (Datang mendekat perlahan-lahan)
Ini aku,Tuan, si pembisik!
SVIETLOVIDOFF(Terhuyung-huyung ke kursi, bernafas sesak lalu menggeletar hebat)
SVIETLOVIDOFF(Terhuyung-huyung ke kursi, bernafas sesak lalu menggeletar hebat)
Ya Tuhan!Siapakah kau? Itu kau… kaukah itu Nikituskha?
Apa…apa yang kau kerjakan di sini?
IVANITCH
IVANITCH
Aku menginap malam ini di lemari pakaian. Mohon sekali tuan
jangan beritahukan Alexi Komitch. Aku tak punya tempat tinggal lain untuk
menginap malam ini. Aku sungguh-sungguh tak punya.
SVIETLOVIDOFF
Ah! Nikituskha? Cobalah pikir, mereka menyeruku 16 kali.
Mereka memberiku tiga bungkus bunga dan banyak lagi benda-benda yang lain.
Antusias mereka sudah melonjak-lonjak.Namun tiada sebuah hatipun datang setelah
pementasan selesai, untuk membangunkan orang tua yang malang ini dan membawanya
pulang ke rumah. Dan aku, akulah… orang tua itu Nikituskha! Usiaku telah
68,sakit-sakitan lagi, dan aku tak punya harapan lagi untuk hidup.
(Jatuh memeluk leher
IVANITCH dan menangis).
Jangan pergi jauh NIKITUSKHA! Aku sudah uzur, tak ada
harapan lagi, dan kurasa inilah saatnya aku mati. Oh ini sangat mengerikan! Mengerikan
sekali!
IVANITCH (Kasihan dan penuh hormat)
IVANITCH (Kasihan dan penuh hormat)
Tuan, kini sebaiknya Tuan pulang saja.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Aku tak mau pulang.
Aku tak punya rumah. Tidak! Tidak! Tidak!
IVANITCH
IVANITCH
Oh Masak Tuan lupa di mana Tuan tinggal?
SVIETLOVDOFF
SVIETLOVDOFF
Aku tak mau kesana, aku tak mau! Aku cuma sendirian di sana.
Aku tak punya keluarga. Nikituskha! Tak punya istri, tak punya anak. Aku
seperti angin yang berhembus melintasi padang-padang yang sepi. Aku akan mati
dan tak seorangpun akan mengikuti. "Sungguh mengerikan kesendirian ini.Tak
ada yang membahagiakanku, tak ada yang mengasihiku. Tak ada yang mau menolong
aku ketempat tidur kalau aku mabuk. Punya siapakah aku ini? Siapa yang
membutuhkan aku? Dan siapakah yang mencintai aku? Tak sebuah hatipun,
Nikituskha.
IVANITCH (Menangis)
IVANITCH (Menangis)
Penonton mencintai Tuan.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Penonton sudah pulang. Mereka semua sudah tidur dan
melupakan si badut tuanya. Tidak seorangpun membutuhkan aku, tak ada yang
mencintaiku. Aku tak punya istri dan tak punya anak.
IVANITCH
IVANITCH
Oh Tuan.oh Tuan! Jangan jadi begitu murung karenanya.
SVIETHLOVIDOFF
SVIETHLOVIDOFF
Tetapi aku seorang laki-laki dan masih hidup segar. Darah
masih terus mengalir dalam nadiku, darah warisan bangsawan. Aku seorang
Aristokrat Nikithuskha! Aku telah mengabdi dalam ketentaraan dibagian artileri
sebelum jatuh aku jatuh hina. Betapa gagahnya aku sewaktu muda. Tampan gagah
dan berani! Kemanakah itu semua pergi? Apa jadinya itu semua dimasa tua?
Tentulah ada liang yang telah menelan itu semua! Aku mengenang itu semua
sekarang.
“Telah 45 tahun hidupku tenggelam disitu. Hidup apa itu Nikituskha?Aku dapat melihatnya dengan jelas seperti melihat wajahmu : remaja yang riang , bersemangat, gairah pujaan wanita. Wanita Nikituskha!
IVANITCH
“Telah 45 tahun hidupku tenggelam disitu. Hidup apa itu Nikituskha?Aku dapat melihatnya dengan jelas seperti melihat wajahmu : remaja yang riang , bersemangat, gairah pujaan wanita. Wanita Nikituskha!
IVANITCH
Sebaiknya Tuan tidur saja sekarang!
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Ketika baru-baru aku naik ke pentas, semasih gairah remaja bergejolak,
aku ingat seorang wanita yang jatuh cinta karena aktingku. Dia sangat cantik,
tinggi semampai, muda, suci, tak bercela, berseri-seri laksana fajar musim
panas. Semuanya dapat tembus menyinari kegelapan malam.
Masih kuingat sekali ketika aku berdiri di depannya seperti sekarang aku berdiri didepanmu.Dia kelihatan begitu mencintaiku, tidak seperti kenyataan kemudian. Berkatalah ia kepadaku supaya memandang dengan pandangan demikian! Pandangan yang tidak dapat kulupakan, tidak bahkan sampai kekubur seklipun. Begitu kasih, begitu lembut, begitu dalam, begitu bersinar ceria!
"Dengan sangat riang mabuk kepayang, aku berlutut di hadapannya. Lalu aku mohon demi kebahagiaan, dan berkatalah ia: " tinggalkan pentas".
Kau mengerti? Dia dapat mencintai akting. Tetapi, buat mengawininya tidak! Aku sedang berlakon pada suatu ketika. Ya, aku ingat, aku berperan sebagai badut yang tolol. Setelah berlakon aku merasa mataku jadi terbuka karena melihat apa yang pernah kuanggap pemujaan kepada seni begitu suci, sebenarnya adalah khayalan dan impian kosong belaka. Bahwa aku adalah badut yang tolol dan menjadi permainan yang asing dan sia-sia.
Akhirnya aku mengerti tentang penonton. Sejak saat itu aku tak percaya lagi pada tepukan tepukan mereka, atau pada bungkusan bunga mereka atau pada ketertarikan mereka. Ya, Nikituskha!orang memuja aku, membeli gambarku, tetapi aku tetap asing bagi mereka. Mereka memburu-mburu supaya dapat bertemu dengan aku tetapi melarang adik perempuan atau putrinya untuk kawin denganku, seorang yang hina dina. Tidak! Aku tak yakin lagi kepada mereka. (terhenyak dalam kursi polos) Tak yakin lagi kepada mereka.
IVANITCH
Masih kuingat sekali ketika aku berdiri di depannya seperti sekarang aku berdiri didepanmu.Dia kelihatan begitu mencintaiku, tidak seperti kenyataan kemudian. Berkatalah ia kepadaku supaya memandang dengan pandangan demikian! Pandangan yang tidak dapat kulupakan, tidak bahkan sampai kekubur seklipun. Begitu kasih, begitu lembut, begitu dalam, begitu bersinar ceria!
"Dengan sangat riang mabuk kepayang, aku berlutut di hadapannya. Lalu aku mohon demi kebahagiaan, dan berkatalah ia: " tinggalkan pentas".
Kau mengerti? Dia dapat mencintai akting. Tetapi, buat mengawininya tidak! Aku sedang berlakon pada suatu ketika. Ya, aku ingat, aku berperan sebagai badut yang tolol. Setelah berlakon aku merasa mataku jadi terbuka karena melihat apa yang pernah kuanggap pemujaan kepada seni begitu suci, sebenarnya adalah khayalan dan impian kosong belaka. Bahwa aku adalah badut yang tolol dan menjadi permainan yang asing dan sia-sia.
Akhirnya aku mengerti tentang penonton. Sejak saat itu aku tak percaya lagi pada tepukan tepukan mereka, atau pada bungkusan bunga mereka atau pada ketertarikan mereka. Ya, Nikituskha!orang memuja aku, membeli gambarku, tetapi aku tetap asing bagi mereka. Mereka memburu-mburu supaya dapat bertemu dengan aku tetapi melarang adik perempuan atau putrinya untuk kawin denganku, seorang yang hina dina. Tidak! Aku tak yakin lagi kepada mereka. (terhenyak dalam kursi polos) Tak yakin lagi kepada mereka.
IVANITCH
Oh Tuan!Kau kelihatan begitu pucat pasi. Kau dekati aku
dengan kematian. Ayolah, kasihani aku!
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Ketika aku telah mengetahui segalanya dan pengetahuan itu
telah dibeli tunai, Nikituskha! Setelah itu…jika gadis itu…nah, kumulailah
penggambaran tanpa tujuan hidup dari hari kehari, tanpa tujuan apa-apa.Akupun
mengambil peranan pelawak murahan. Membiarkan diriku hancur.Oh, mestinya aku
dulu adalah seorang artis yang besar namun perlahan-lahan aku buang jauh-jauh
bakatku dan memainkan banyolan-banyolan tolol, kehilangan pegangan, kehilangan
kekuatan ekspresi diri. Lalu, akhirnya hanya menjadi seorang banci Marry Andrew
dari pada seorang laki-laki. Aku telah ditelan seluruhnya kedalam liang besar
yang gelap. Namun, malam ini ketika aku terbangun kulihat kebelakang. Di sana ,
di sampingku terbentanglah waktu68 tahun.
Barulah aku menyadari betapa lamannya itu sudah. Dan, semua itu telah berlalu…
Barulah aku menyadari betapa lamannya itu sudah. Dan, semua itu telah berlalu…
(tersedu-sedu)
…semuanya telah berlalu…..
IVANITCH
IVANITCH
Di sana, di sana, Tuan! Diamlah….mudah-mudahan! (Memanggil) Petrushka! Yegorhka!
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Tetapi, betapa jeniusnya aku. Aku tidak bisa membayangkan
kemampuanku, betapa fasih, bagaimana menariknya aku, betapa peka, dan betapa
hebat tali senar (menepuk-nepuk dada) menggetar di dalam dada ini. Sungguh
berdebar perasaanku memikirkannya!
Dengarlah sekarang! Tunggu! Bisr sku tsrik napas dulu. Yah, sekarang dengarkanlah ini:
;Berlindung darah ivan kini kembali
Terkipas dari bibirku pemberontakan berkobar
Akulah Dimitri yang buta! Di dalam kobaran apiu
Boris akan musnah diatas tahta yang kutuntut
Cukup! Pewaris tsar tak tampak lagi
Berlutut ke sana ke ratu Polandia yang congkak"
Dengarlah sekarang! Tunggu! Bisr sku tsrik napas dulu. Yah, sekarang dengarkanlah ini:
;Berlindung darah ivan kini kembali
Terkipas dari bibirku pemberontakan berkobar
Akulah Dimitri yang buta! Di dalam kobaran apiu
Boris akan musnah diatas tahta yang kutuntut
Cukup! Pewaris tsar tak tampak lagi
Berlutut ke sana ke ratu Polandia yang congkak"
(dari : Boris Gonudof, karya Pushkin)
Jelekkah itu, ha? (cepat) Tunggu! Nah ini sesuatu dari Raja Lear. Langit gelap, kelihatan hujan turun deras, guruh mengguntur, kilat … zzz zzz zzz … menerangi seluruh permukaan langit, dan kemudian dengarkanlah :
;Tiuplah angin, hancurkan pelipismu! Amuk! Tiupkan!
Sehingga kau basahi puncak menara kami, tenggelamkanlah ayam-ayam Kau berlekang pikiran yang pasti membakar
Patung disambar petir
Hanguskan kepalaku yang ubanan!
Dan kau segala guruh
Yang menggelegar pukul ratakan bentuk dunia yang gemuk!
Hancurkan kesuburan dunia, segala kecambah leburkan sekali
Itulah yang membuat orang tak bersyukur!
(Tak sabar)
Sekarang, peran si tolol.
(Menghentakkan
kakinya)
Lekas ambil peran si tolol! Cepat! Aku tidak bisa menunggu.
IVANITCH (Mengambil peran si tolol)
IVANITCH (Mengambil peran si tolol)
Nunolo, air suci istana di dalam rumah gersang lebih baik
daripada air hujan di rumah ini. Bagus, Nunolo, masuklah. Mintalah anugerah
putrimu : ini adalah malam belas kasihan bagi orang-orang bijaksana maupun
orang tolol.
SVIETLOVIDOFF
Menggunturlah sesuka hatimu! Muntahkan kabar!Luncurkanlah
hujan! Bukan cuma hujan. Angin, kilat, api adalah putri-putrimu. Aku bukan
menuntutmu, kau anasir-anasir, dengan kejahatan aku tak pernah beri kau kerajaan,
kunamakan kau anak-anak nada
Ah! Sungguh mampu dan berbakat kau! Dan, aku memang artis ulung! Selanjutnya kini, iniloah sesuatu lagi semacam tadi, untuk mengembalikan masa mudaku lagi. Umpamanya, ambillah ini, dari Hamlet aku akan mulai … biarkan aku … bagaimana mulainya? Oh ya, inilah dia.
Ah! Sungguh mampu dan berbakat kau! Dan, aku memang artis ulung! Selanjutnya kini, iniloah sesuatu lagi semacam tadi, untuk mengembalikan masa mudaku lagi. Umpamanya, ambillah ini, dari Hamlet aku akan mulai … biarkan aku … bagaimana mulainya? Oh ya, inilah dia.
(Mengambil peran
Hamlet)
Oh! Para pencacat, biarkan aku sendirian! Kembalikan kalian!
Mengapa kalian bermaksud mencari bauku? Sehingga kalian masuk dalam jebakan.
IVANITCH
IVANITCH
Oh Tuanku, jikalau tugasku begitu garang, maka kekasihku
begitu curang
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Aku sungguh-sungguh tak mengerti itu
IVANITCH
IVANITCH
Tuanku, aku tak pandai.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Kuharap kau.
IVANITCH
IVANITCH
Percayalah, aku tak pandai.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Aku mohon padamu!
IVANITCH
IVANITCH
Aku tak pandai memegangnya, Tuanku.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Ini mudah saja seperti berbaring-baring : tutuplah
lubang-lubang itu dengan jari, keluarkan napas dari mulutmu, dan nanti akan
terdengar musik yang amat merdu. Perhatikan, itu penutupnya.:
IVANITCH
Tetapi, itulah yang aku tidak bisa memakainya agar cocok : aku tak ahli.
SVIETLOVIDOFF
IVANITCH
Tetapi, itulah yang aku tidak bisa memakainya agar cocok : aku tak ahli.
SVIETLOVIDOFF
Mengapa? Ingatlah betapa tak bergunanya kau lakukan untukku,
kau harus nampak paham akan istirahatku, kau harus menangkap hakekat dari kegaibanku,
kau harus mendengar dari catatanku yang mula-mula hingga puncak pedomanku.
Dan di situlah terdapat berbagai musik, suara yang indah di dalam alat yang kecil ini, meskipun kau tak bisa meniupnya hingga berbunga. Astaga! Kau pikir aku hanya muda meniup suling itu saja? Sebetulnya, alat instrumen mana yang kau kehendaki? Meskipun kau tak yakin kepadaklu, kau memang tak bisa melakukannya untukku."
Dan di situlah terdapat berbagai musik, suara yang indah di dalam alat yang kecil ini, meskipun kau tak bisa meniupnya hingga berbunga. Astaga! Kau pikir aku hanya muda meniup suling itu saja? Sebetulnya, alat instrumen mana yang kau kehendaki? Meskipun kau tak yakin kepadaklu, kau memang tak bisa melakukannya untukku."
(Tertawa dan bertepuk)
Hebat! Hebat sekali! Di manakah setan yang bersarang di
dalam usia tua ini? Aku bukan orang tua, semuanya itu omong kosong. Arus tenaga
masih mengalir di dalam diriku. Inilah hidup, gairah, dan muda!. Usia tua dan
jenius tentulah tidak berdampingan bersama-sama. Kau nampak membisu saja.
Nikitushka. Tunggulah sejenak sampai kekuatanku pulih.
Oh! Rumah! Sekarang perhatikan! Pernahkah kau mendengar lembut seperti:
;Bulan telah lenyap, tiada lagi cahaya
Mendampingi gugusan bintang kesepian yang meratap pucat
Di cakrawala ada yang tiba-tiba bercahaya
Bunga putih bersih di tengah-tengah lembah bunga mawar
Disusupi kunang-kunang,
Yang cahayanya suram berkedip-kedip,
Bagai harapan yang enggan menjelma
Oh! Rumah! Sekarang perhatikan! Pernahkah kau mendengar lembut seperti:
;Bulan telah lenyap, tiada lagi cahaya
Mendampingi gugusan bintang kesepian yang meratap pucat
Di cakrawala ada yang tiba-tiba bercahaya
Bunga putih bersih di tengah-tengah lembah bunga mawar
Disusupi kunang-kunang,
Yang cahayanya suram berkedip-kedip,
Bagai harapan yang enggan menjelma
(Suara-suara pintu
terdengar)
Apakah itu?
IVANITCH
IVANITCH
Itu tentu Petrushka dan Yegorhka pulang. Ha, engkau memang
jenius, Tuan.
SVIETLOVIDOFF
SVIETLOVIDOFF
Memanggil, berpaling ke arah suara-suara tadi) Kasihanilah
anak-anak. (Kepada IVANITCH) Ayolah kita pergi tukar pakaian. Aku bukan orang
tua. Semua itu tolol, omong kosong! (Tertawa gembira)Apa yang kau tangisi? Ini
bukan … kemauan! Ya, ya, segalanya ini bukan kemauan! Mari, mari orang tua,
jangsan terbeliak bigitu! Apa sebab kau terbeliak begitu? Ya, ya, (memeluk
sambil menangis) Jangan menangis! Di mana ada seni dan jenius di situ pasti
tidak ada segala ketentuan, kesepian, atau penyakitan … hanya kematian itu yang
semakin dekat.
(Tersedu-sedu)
Tidak! Tidak,
Nikitushka!
"Segalanya itu telah berlalu dari kita sekarang! Betapa jeniusnya aku!
Aku seperti uap lemin, botol pecah. Dan, kau, kau adalah tikus tua gedung teater … pembisik, ayolah!
Mereka pergi) Aku bukanlah jenius. Aku hanyalah cocok disamakan dengan promter. Bahkan, untuk itupun aku terlalu tua. Ya … kau ingatkan baris-baris ini dari Othelo, Nikitushka!
Selamat tinggal kenangan damai!
Maha perang
Yang mengalahkan angin unggul!
Oh, selamat tinggal!
Selamat tinggal ringkik kuda, dan sangkakala terompet
Pukulan genderang bersemangat
Suling yang menembus pendengaran
Diterjemahkan oleh : Djohan A. Nasution
"Segalanya itu telah berlalu dari kita sekarang! Betapa jeniusnya aku!
Aku seperti uap lemin, botol pecah. Dan, kau, kau adalah tikus tua gedung teater … pembisik, ayolah!
Mereka pergi) Aku bukanlah jenius. Aku hanyalah cocok disamakan dengan promter. Bahkan, untuk itupun aku terlalu tua. Ya … kau ingatkan baris-baris ini dari Othelo, Nikitushka!
Selamat tinggal kenangan damai!
Maha perang
Yang mengalahkan angin unggul!
Oh, selamat tinggal!
Selamat tinggal ringkik kuda, dan sangkakala terompet
Pukulan genderang bersemangat
Suling yang menembus pendengaran
Diterjemahkan oleh : Djohan A. Nasution
0 Response to "Nyanyian Angsa"
Post a Comment