MONOLOG
KAPAK
BERHALA
NAMRUDZ
KARYA RODLI TL
KAPAK BERHALA NAMRUDZ
Karya Rodli TL
Nyanyian latar mengisi kesunyian ruang. Bergerak menyusup pada tiap gelap
pada tiap mimpi.
Mimpi, Mimpikah aku, Aku punya mimpi, Mimpi. Seseorang yang sudah lanjut
usianya tiduran di atas altar, diselimuti remang malam. Diantara patung-patung
sesembahan yang hancur, Ia mendengkur, dan kadang mengigau. Ia seakan terjaga,
lalu menemui orang-orang yang sedang menungguhinya.
Orang Tua
(tertawa) selamat malam. Welcome to my jungle. How
are you? Lama aku merindukan kalian. Beberapa tahun yang lalu aku melihat
kalian masih kanak-kanak. Bila purnama tiba, kalian berlarian bermain petak
umpet. Kini kalian sudah dewasa. Yang perjaka sudah mulai tumbuh kumisnya, dan
yang gadis sudah mulai senang berdandan, pakai lipstik dan aroma wewangian. Aku
suka harum parfum kalian. Keadaan kalian baik kan?(Tertawa, lalu sedikit
kaget)Apa, tidak happy? Don’t worry, aku akan menghibur kalian. Ayo kita
bernyanyi bersama-sama!(mengajak bernyanyi).
“malam indah, yo kita berhappy ria/Seperti pangeran menemukan cintanya/Juga,
gadis yang dipersunting kasihnya/Bulan bintang bergelak tawa Sambut kita yang
bahagia”
(Mengamati orang-orang yang berada di sekitar masih terlihat sedih.)
Sudahlah tak perlu dirisaukan. Ini malam yang indah bukan. Jadilah diri
kalian seperti Ibrahim yang sangat antusias ketika merlihat bulan bersinar,
sampai beliau ingin menjadikannya Tuhan (tertawa ringan).
(Nyanyian latar muncul kembali, datang berlawanan dengan cahaya. Suara
langkah, datang mengisi ruang. berjalan dengan kecepatan yang maksimal).
(Mendengkur dengan kerasnya. Lalu ia mulai igauannya dengan tertawa lebar.)
Oh oh oh…. Aku hampir lupa. Jangan-jangan diantara kita sudah saling
melupakan. Lebih baik bila aku memperkenalkan kembali diriku pada kalian. Dan
kalian tak perlu repot-repot memperkenalkan diri kalian padaku. Aku sudah faham
betul siapa diri kalian. Kitab suci yang memperkenalkan diri kalian padaku.
Yang terpenting bagi aku bukan nama, namun pertentangan Malaikat dengan Tuhan,
juga Iblis yang tak akan pernah mau hormat pada kalian. (tertawa memunculkan
kesombongan Iblis).
Ok, back to the point, Ya ya….. aku adalah berhala. Satu-satunya berhala
yang selamat dari amukan Ibrahim Aku yakin kalian bisa mengidentifikasi siapa
aku sebenarnya, satu-satunya berhala yang ditanganku terdapat kapak. Aku pernah
dikambing-hitamkan Ibrahim utusan sang Tuhan, atas hancurnya kawan-kawan kami.
(marah dan bergerak berputar-putar) Sebenarnya ingin aku lempar kapak
ini ke kepala Ibrahim itu, tapi aku tak kuasa. (merenung pristiwa lalu yang
membuat raut wajahnya semakin sedih) Hatiku amat pedih mengingat peristiwa
itu.(nyanyian latar mengiringi kesedihan).
(Ia berjalan dengan membawa kapak dan bola dunia) It is my way, perjalanan
hidupku yang sudah kesekian abad. Aku mengembara dari bukit ke lembah-lembah.
Nyawaku yang abadi ini adalah kesaktianku untuk mengetahui rahasia manusia.
Juga titik-titik lemah kepengecutannya Mereka akan aku pertontonkan pada
peradaban dunia yang biadab. Akan aku buktikan pada Tuhan, bahwa sumpah kami
lebih setia dibandingkan sumpah para Nabi. Aku pun akan menghibur malaikat,
bahwa apa yang dipertanyakannya pada rencana penciptaan manusia adalah benar.
Manusia hanya bisa membuat kerusakan di daratan dan di lautan. Amat terang
firmanMu Tuhan! (tertawa)
(Berjalan berkelililing menina-bubukkan orang-orang di sekitar)
Hello, good night! Aku ucapkan selamat tidur pada kalian. mari menempuh
perjalanan yang amat panjang. Menuju Tuhan barangkali. Tapi bukan dengan memuja
kebesaraNya Cukup dengan sebuah kapak ini. Kapak Nabi besar yang telah beliau
tinggalkan pada tanganku.
(berjalan slow motion seakan melayang)
Begini ceritanya, pada suatu malam, Raja Namrud bermimpi, bahwa ia melihat
seorang anak kecil melompat masuk pada kamarnya, lalu merampas mahkota yang
sedang dipakainya di atas kepalanya, dan bocah kecil itu menghancurkan
mahkotanya.
Setelah ia terbangun, pikiranya berkecamuk memikirkan mimpinya yang luar
biasa itu. Pada saat itulah aku masuk pada diri sang Raja. Aku pengaruhi ia
memanggil para tukang untuk memecahkan misteri mimpi sang raja. Ketika para
peramal berkumpul di istana, Raja membuka pertemuan dengan pidato. Dalam
pidatonya, Sang Raja menceritakan kejadian dalam mimpi. Usai pidato para
peramal berdiskusi, dengan analisia titen teniten, lan nondoi tondo. Para
peramal menyimpulkan, bahwa suatu saat akan lahir seorang anak laki-laki yang
akan mengkudeta kekuasaan Sang Raja.
Dan pada saat itulah aku menari dalam diri Raja, segala dirinya aku kuasai
untuk mengambil keputusan.
Berdasarkan ta’bir-ta’bir mimpi yang telah diramalkan para tukang ramal,
maka sang Raja memberikan ma’lumat akan membunuh semua bayi yang lahir, baik
laki-laki maupun perempuan.
(memukul-mukul bendah seakan memberikan pengumuman)
Disaat hangat-hangatnya ma’lumat Raja. Ada seorang ibu yang melahirkan anak
laki-laki. Ibu tersebut membawa lari jabang bayi itu ke gua untuk
menyembunyikan dan menyelamatkannya. Anak itu bernama Ibrahim.
Sejak dilahirkan sampai masa kanak-kanak, ia dibesarkan dalam gua tersebut,
di sanahlah ia diasuh dan dibesarkan, setelah agak besar, Ibrahim mulai bisa
menggunakan fikirannya.
Dikala ditinggalkan ibunya pergi ke kota mencari bahan-bahan makanan,
Ibrahim memberanikan diri untuk keluar gua. Ia tercengang karena di luar gua
terang dengan alam yang luas. Langit terbentang, gunung-gunung menjulang
tinggi, ombak lautan berkejaran. Sungguh alam di luar gua sangat hebat. Ibrahim
semakin jauh memikirkan alam. Tidak hanya keindahan dan kehebatannya.
Namun ia berfikir sesuatu di balik kehebatan alam itu. Yaitu sesuatu yang
menciptakannya. Ibrahim berfikir berusaha terus untuk menemukan jawabannya.
Siang malam ia selalu memikirkannya. Awalnya ia berkesimpulan, bahwa bintang
yang berkedap-kedip di atas langit yang indah itu adalah Tuhan. Beberapa hari
berikutnya, ia menyaksikan sesuatu yang bersinar yang lebih indah dan lebih
besar yang bernama bulan. Ia berkesimpulan bahwa Bulan yang patut dijadikan
Tuhan, karena mampu mempercantik malam hari dan menerangi semesta. Paginya
Bulan semakin tidak terlihat, lebih-lebih ketika cahaya dari ufuk timur muncul
dan bergerak naik, dan bulan itu lenyap.
Matahari sinarnya yang tajam mampu menyapu kegelapan malam. Ibrahim berfikir
tentang kekuatan dibalik semesta ini. Ia merasa menemukannya. Bahwa matahari
adalah kekuatan segala-galanya. Pagi hari ketika matahari mulai menampakkan
dirinya, burung-burung mulai berkicau dan bertebangan, hewan-hewan lain pun
mulai nampak riang bangun dari tidurnya, pohon-pohon nampak hijau dengan
daun-daunnya yang menari.
Matahari membuat kehidupan nampak nyata.
Ibrahim berkesimpulan, Tuhan Alam semesta adalah matahari.
(Bergerak seakan menyambut hormat terbitnya matahari).
Nabi Ibrahim adalah kekasih Pencipta sesungguhnya. Ia dikaruniai akal yang
cerdas yang pada akhirnya ia mampu menemukan Tuhan yang sungguhnya, yaitu
Cahaya di atas cahaya. Pencipta bintang, bulan dan matahari, pencipta alam
semesta dan isinya.
(menyanyikan kebesaran Ibrahim)
“Ibrahim bertuhan lantaran dikaruniai akal yang cerdas.”
Beberapa tahun kemudian, Ibrahim diajak ibunya untuk kembali pulang ke rumah.
Ia menyaksikan ayahnya bekerja sebagai pengrajin, membuat gambar dan
patung-patung. Kemudian ia tahu bahwa patung-patung itu adalah untuk
sesembahan. Mulai saat itulah aku tahu ada tanda-tanda yang mebahayakan bagi
komunitas berhala. Mimpi Namrud nampak nyata. Ia mulai memberanikan diri untuk
menegur ayahnya. Bahwa apa yang ayahnya lakukakan adalah nampak bodoh. Membuat
patung, dan ia sembahnya sendiri.
Ingatlah ketika berkata kepada bapaknya. “Wahai bapakku, mengapa engkau
menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong
sedikitpun?”
Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku ilmu pengetahuan yang
tidak datang kepadamu, maka ikutlah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu
jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan, sesungguhnya
setan itu durhaka kepada Tuhan yang maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya
aku kawatir bahwa engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
engkau akan menjadi kawan bagi setan.
Bapaknya berkata;
“Bencikah kamu kepada Tuhan-Tuhanku wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti
niscaya kamu akan ku rajam, dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama.”
Ibrahim berkata;
“Semoga keselamatan dilimpahkan kepada engkau, aku akan memintakan ampun bagi
engkau kepada Tuhanku. Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan
diri dari pada engkau dan dari pada apa yang engkau seru selain dari Allah, dan
aku akan berdo’a kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan
berdo’a kepada Tuhanku.”
Do’a Ibrahim tak membuat ayahnya mengikuti ajarannya. Ayah Ibrahim tetap
setia bersamaku untuk melanggengkan kesesatan di muka bumi.Usaha Ibrahim
pertama untuk mengajak ke jalan lurus telah gagal.
Dengan hati yang teguh, jiwa yang tenang, dan keimanan yang mantap. Ibrahim
terus berjuang untuk menyelamatkan manusia dari lupa ingatan dan tipu dayaku.
Ibrahim mulai berani. Ia berniat menghancurkan berhala-berhala. Pada saat hari
raya, semua penduduk Babilon terbiasa untuk ke luar kota berburu. Pada saat
itulah kota sepi dan Ibrahim leluasa untuk menghancurkan patung-patung.
Ketika warga dan Raja Namrud kembali Namrud gerang, lantaran berhala-berhala
yang selama ini disembahnya telah hancur. Namrud langsung memerintahkan
pasukannya untuk menangkap Ibrahim (bergerak geram)
Ibrahim diadili
“Ibrahim, benarkah yang menghancurkan patung-patung itu adalah kamu?” Ibrahim
menjawab “tidak”.
“Jangan mungkir Ibrahim, akui saja perbuatanmu itu”
“Sekali lagi tidak”, jawab Ibrahim, untuk memancing kemarahan Namrud.
“Baiklah raja, saya punya fikiran dan aku yakin kamu pun berfikir, tanyakan ini
semua pada Tuhanmu. Ada satu patung besar yang masih berdiri kokoh, coba
tanyakan pada dia. Jangan-jangan justru dia yang menghancurkannya, lihat saja
dia! Di tangannya terdapat kapak yang besar. Mungkin dia pelakunya.”
Mendengar ucapan Ibrahim itu, rupanya membuat Raja Namrud bertambah garang.
“Ibrahim, banyak akal kau. Aku dan rakyatku akan kau buat sebodoh itu, patung
itu tidak akan bisa bicara untuk memberitahu siapa pelakunya, kau terlalu bodoh
Ibrahim.”
“Raja Namrud, rupanya yang bodoh bukan aku, tapi engkau dan seluruh rakyatmu
yang menyembah berhala itu yang bodoh. Buktinya patung yang tidak memiliki daya
dan upaya itu, tidak bisa bicara apalagi menolong engkau sembah dan engaku
puja. Kalau engkau dan rakyatmu sudah tahu bahwa patung-patung itu tidak bisa
mendengar, melihat dan berbicara, mengapa dihadapannya kamu bermunajat, meminta
kemaslahatan dan keselamatan. Dan patung-patung yang kamu sembah itu tidak bisa
menyelamatkan dirinya dari penghancuran itu. Coba kau fakir dengan matang,
pergunakanlah akal itu dengan sebaik-baiknya!”
Namrud dan para pengikutnya terpojok oleh ucapan Ibrahim. Seketika itu
Namrud memerintah rakyatnya untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakar Ibrahim
hidup-hidup.
Karena pertolongan Tuhan, api yang menyentuh kulit Ibrahim tidak terasa
panas. Maka selamatlah Ibrahim dari amukan Namrud. (nyanyian hening)
Akan tetapi Ibrahim lupa akan kapaknya. Kapak itu kini berada di tanganku.
Maka kini aku akan mempergunakan sebagaimana keinginanku. (naik ke atas)
Sebagaimana ketika Aku bersumpah di hadapan Tuhan, ketika aku diperintah
untuk menghormati Adam. Terang aku tidak mau lantaran aku lebih mulia darinya.
Aku diciptakan dari api sedang ia diciptakan dari tanah liat yang busuk.
Sebusuk beradaban yang kini manusia ciptakan.
Tak perlu tercengang atas pertemuan ini. Kalian kini dalam area kekuasaanku.
Kalian tidak akan lepas dari cengkeraman tangan kananku. Dan tidak akan luput
dari pengaruh kapak ini.
(bernyanyi dengan tempo cepat kemudian lama-lama lamban seperti nyanyian
untuk meninabubukkan)
Ayo tidurlah, dan mari bermimpi mengarungi hidup dengan kapak ini. Bukan
lagi menjadi milik Ibrahim yang menghancurkan berhala, membangun peradaban
kitab suci untuk menyelamatkan manusia dari kehidupan jahil. Akan tetapi,
dengan kapak berhala Namrud ini kita akan menghancurkan peradaban yang dibangun
dari kitab-kitab suci. Kitab-kitab agama samawi. Aku hancurkan ajaranya dengan
menciptakan skenario kebencian yang luar biasa diantara penganut-penganut agama
kitab suci.
(bergerak menciptakan warnah putih pada seisi ruangan. Lamat-lamat cahaya
biru merambat pada seluruh warnah putih. Sebagai usaha untuk meninabubukan para
penonton).
Kawan, lihat semesta. Kehancurannya mulai menampakkan pada setiap sisi.
Lautnya melempar gunung-gunung, gunungnya menerbangkan mendung gelap, sedang
daratan tak kuat lagi menahan beban peradaban yang dibangun oleh makhluk
pecundang yang bernama manusia.
Ada dua pilihan yang aku tawarkan pada kalian. silakan memilih salah satu.
Menjadi materialis yang berlomba-lomba mencari tahta dan harta. Atau menjadi
pengikutku. Yang mau manaburkan bunga sesajen pada laut dan gunung. Bila kalian
tak cukup modal menjadi kapitalis maka ikutilah kami menjadi sufistik yang
kelak kematianmu akan dimuliakan orang-orang, paling tidak pengikutmu.
Mereka bukan memandangmu sebagai makluk akan tetapi sebagai Sang Mulia yang
mampu menggantikan Tuhan. Arwahmu tidak hanya untuk didoakan oleh orang-orang
sesudahmu, akan tetapi akan dimintahi pertolongan untuk mendapatkan berkahmu.
Kecintaanya kepada kamu akan melebihi kecintaanya pada Tuhan. Tinggal pilih.
Harta atau kemuliaan untuk disembah. Atau keduanya barangkali. (tertawa)
Boleh boleh, kenapa tidak kalau kalian ingin memilih keduanya, tidak ada
yang melarang. Aku justru bahagia kalau itu keinginanmu.
Caranya mudah, bila kalian punya sedikit modal, ikuti permaianan bisnis yang
sedang berjalan. Money breeding money dalam istilah dunia bisnis. Profitable
harus didapat dengan segala cara. Suap-menyuap adalah hal yang harus dilakukan
untuk memenangkan tender. Jangan pedulikan kanan kiri apalagi berbicara tentang
hak-hak kaum pemalas yang membuat dirinya miskin dan fakir. Itu kesalahan
mereka, jangan terlalu dipedulikan. (tertawa)
Bila anda sedikit faham akan kitab suci, maka tirulah nenek-moyang kalian
yang serba tahu segala hal hanya melihat dari tanda-tanda. Tidak perlu dibaca
semua, apalagi menghafal. Itu pekerjaan yang amat melelahkan. Kalian akan
ketinggalan kalau melulu mengaji kitab suci. Kini era postmo. Kita tak lagi
hidup pada zamannya para nabi yang primitive.
Langgengkan tradisi yang ada. Jangan sesekali melakukan pembrontakan pada
patron masyarakat. Jangan tiru para Nabi, mereka dapat wahyu Tuhan, sedang
kalian? Sekali memberontak, kalian akan dikerdilkan orang-orang yang sedang
melanggengkan tradisi. Kalian tidak akan diorangkan masyarakat sekeliling
kalian. Ingat, pada setiap kaum pasti ada penguasa yang sampai kapanpun
kebiasaanya dan kekuasaanya tidak akan mau otak-atik orang lain. Sampai dara
penghabisan mereka mempertahankannya apabila Tuhanya tidak memberikan petunjuk.
Tinggal pilih, menjadi pemberontak yang akan dianggap penghianat oleh suatu
kaum, atau menjadi Sang Mulia yang kuburannya akan disembah-sembah orang-orang
sepeninggal kalian. bahkan bisa jadi, sebelum kalian meninggal sudah ada yang
merunduk-runduk pada kalian apabila kalian mengikuti dan membela tradisi yang
berkembang tanpa harus berfikir baik atau tidak untuk kehidupan ke depan.
(melantunkan tembang-tembang yang membuat hatinya senang) Kini aku mulai
berjalan untuk menyaksikan kehidupan Kehidupan yang telah lama aku rancang.
Sekarang aku ajak kalian untuk mengikuti hasil kesepakatanku dengan Tuhan.
Sejauh mana sumpahku berhasil untuk membuat manusia tersesesat. Untuk membuat
manusia terlena. Untuk membuat manusia yang semakin jauh dari Tuhannya. Tapi
ingat, mereka tak terasa. Karena mereka sombong dalam memperjuangkan agama
Tuhan.
(memutar dan menerbangi bola dunia) Ayo kita terbang dari satu kaum
ke kaum yang lain. Sekarang kita saksikan pulau Jawa, wilayah syi’ar para wali.
Tempat terjadi persengkokolan kekuasaan yang luar biasa. Sehingga kini tak ada
data sejarah yang kongkrit tentang kepahlawanan mereka. Ceritanya kini hanya
menjadi mitos kesaktian belaka.
Kuburan mereka dijadikan ziarah wisata. Tempat-tempatnya dibangun dengan
suasana yang sakral. Difasilitasi sarana untuk memuja Para penziarah kemudian
lupa terhadap Tuhan yang sebenarnya.
Sejarah di utusnya Nabi Nuh oleh Tuhan terulang lagi. Nabi Nuh diutus
lantaran adanya kecendrungan orang-orang yang suka menggambar dan membuat
patung-patung para Wali, lalu kemudian disembahyanginya beramai-ramai.
(memutar bola dunia)Kini kita terbang jauh ke daratan Tanah Haram.
Masyarakatnya banyak yang lengah. Mereka beramai-ramai berdagang. Mereka malas
belajar kitab-kitab suci yang mengajarkan ilmu pengetahuan. Mereka
berkeyakinan, bahwa tanah mereka adalah tanah yang dilindungi, tak akan pernah
tertimpah adzab. Hari-hari mereka habiskan dengan menumpuk uang. Mereka lupa
bahwa derajat seseorang diukur karena tingkat manfaat ilmunya. Bukan seperti
teori Karl Max yang ia mengatakan, bahwa status sosial seseorang dipengaruhi
harta yang dimilikinya.
Sekarang kini kita berziarah ke Mesir, negara yang memiliki peradaban
sejarah yang paling tinggi. Banyak Para Nabi di lahirkan di kota tersebut.
Hampir semua nabi pernah menapakkan kakinya di negri tersebut. Adam, Idris,
Nuh, Ibrahim, Musa. Hampir memiliki kesejarahan yang kuat dengan tanah Mesir.
Kini kalian bisa ,memyaksikan sendiri dengan alat ini. Lihat sistem
pemerintahannya. Lihat kekuatan diplomasinya. Kerajaan Firaun yang telah
ditaklukkan Musa itu sudah berada di genggaman orang-orang yang menjadi
kepanjangan tanganku. Tidak percaya, fahami karya-karya sastra yang settingnya
meceritakan konflik Sosial Mesir. Pasti akan kalian temukan keteledoran para
pemimpinnya.
Apa, kembali lagi ke Jakarta. Sentral kebijakan yang memiliki beribu-ribu
pulau, yang merupakan sentral pemerintahan. Tempat disahkannya undang-undang
ketatanegaraan Ah tak perlu diceritakan. Para pejabatnya, baik yang sipil atau yang
militer sudah malas membaca. Apalagi kitab suci.Kalaupun ada itupun buat
gaya-gayaan. Lantaran mau dishooting. Disiarkan lewat televisi.
(tertawa meremehkan)Kekuasaan kekuasaan… orang-orang yang menyibukkan
diri dengan kekuasaan adalah sahabat dekatku. Presiden, Gubernur, Bupati,
Kades, Rektor, Kepala Dinas, Kepala Sekolah. Sembilan puluh sembilan persen,
mereka sedang menjalankan misi kapak ini untuk menghacurkan kehidupan. Untuk
membohongi mereka, orang-orang yang masih mempertahankan kejujuran. Apa,
anggota legislatif?(tertawa) Tidak ada bedanya dengan makelar(tertawa).
Maaf, mau aku kasih tahu misi kami yang luar biasa? Sistem yang kami biat
dengan kapak ini telah mencenkram para birokrat.. Ingin tahu? Ah jangan ini
amat rahasia. (berjalan mondar-mandir sambil berfikir) Tapi tak apalah,
karena aku tahu. Pertemuan ini hanyalah dalam mimpi, setelah terbangun pasti
kalian lupa.
Di dunia birokrat ada tradisi yang amat mecekik orang-orang yang masih punya
nurani, dan memerdekakan para pejabat yang berhati bejat. Kwintansi fiktif
adalah tradisi yang amat mapan. Sosialaisasi hak-hak kesejahteraan rakyat tak
perlu dilakukan. Realisasinya hanya ada pada kertas-kertas laporan. Konkritnya
adalah masuk keperut para pengambil kebijakan. Tapi aku suka itu. Karena itu
akan memperkuat sumpahku pada Tuhan sebagai makluk penyesat. Dan kemenaganku
atas Adam dan Ibrahim di akhir zaman kelak. (berteriak dengan gerakan
terbang)“Ya, aku suka birokrat keparat dan pejabat yang bejat”(berulang-ulang).
Kini mari kita terbang yang lebih tinggi. Menyaksikan kerusakan bumi yang
sudah sampai pada puncaknya. Laut-laut bergelombang dasyat, bumi-bumi membelah
dirinya, gunung-gunung memuntahkan halilintar dan mengirim angin gelap pada
pemukiman-pemukiman. Siapa lagi yang bisa menolong. Menunggu aparat yang masih
sibuk dengan surat tugas dan anggaran operasional? Para pejabat yang menunggu
sidang pleno para wakil rakyat. Atau wakil rakyat yang pura-pura merakyat. Pada
saat itulah aku tersenyum lebar melihat kepanikan semua masyarakat. Adalah
waktu yang paling tepat menjadi Dewa Pahlawan. Bahkan aku bisa menjelma menjadi
dajjal yang menawarkan surga semu pada manusia.
(Si Tua itu yang menjelma menjadi Berhala Namrud tertawa ngakak, ia
bernyanyi dan menari merayakan kemenangannya) Stop, aku menyaksikan
segerombolan makluk berseragam putih datang kemari. Apa kalian melihatnya?
Mereka berdiri di belakang kalian. Mereka berteriak membesarkan nama Tuhan.
Pedang, pedang, pedang!!! Bajingan, aku suka itu. Mereka menyebut Tuhannya
dengan sebutan pedang. Ayo pasukan Tuhan, angkat pedang kalian! Lalu kita
teriakkan dengan menyebut namaNya.
(Bergerak dan bernyanyi) “Tiada Perjuangan selain pedang!”
(Berdeklamasi)Kapakku menjelma menjadi pedang/Pedang-pedang seakan
pasukan Tuhan.
Saksikan Ibrahim, dendamku kini terbalaskan. Dendam Namrud Bin Kan’an Bin
Kusy. Sang Raja besar Kerajaan Babilon. Hambahku yang patuh kau rusak, kau
provokasi untuk berani melawan.
Dulu kau sangat membenci pedang-pedangku yang aku gengggamkan pada tangan
Namrud. Kau membenci Namrud yang suka mengacungkan pedangnya pada orang-orang
yang tidak mau tunduk padanya untuk menyembahku. Kini, saksikan sendiri umatmu,
mereka berbondong-bondong mengacungkan pedang dengan menyebut kesaksian atas
nama Tuhan yang kau perjuangkan. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa
pedang yang mereka bawa adalah jelmaan dari kapak kamu yang kini sedang dalam
kekuasaanku. Mereka bergerak adalah atas inisiatifku. Hanya saja seakan nama
Tuhan kamu.
Ibrahim, kau yang dulu menghina Namrud dan rakyatnya bodoh lantaran
menyembahku. Kini dengan kapak ini umatmu akan aku buat lebih bodoh. Umatmu
akan aku buat seakan-akan. Ya seakan-kan pejuang Tuhanmu, namun sebenarnya
adalah melanjutkan misi perjuanganku. Mereka akan aku buat mejadi orang-orang
yang sombong, bahwa dirinya yang paling benar. Dan itulah yang aku suka.
Orang-orang yang sombong yang seaakan-akan memiliki apa yang mereka miliki.
Padahal tai kucing!
Kapakku, kapak berhala namrud yang warnanya hitam kelam, kilaunya lebuh tajan
dari kilatan halilintar. Kilatannya mampu memutuskan seluruh jaringan saraf
manusia. Aku cukup bahagia. Lantaran kapak ini, manusia tak lagi sempurna
dengan akalnya. Justru berbalik menjadi gila. Dan menjadi mahluk yang paling
aniaya dan paling rendah.
Ibrahim, kapakmu kini dalam genggamanku
Aku jungkir-balikkan ajaranmu
Aku rusak sembahyangmu/
Aku hancurkan duniamu”
Mengajak orang-orang menyanyikan nyanyian perlawanan. Tertawa dan menari
merayakan kemenangannya
SELESAI
0 Response to "KAPAK BERHALA NAMRUDZ"
Post a Comment