Monolog
BLOK
Karya Putu
Wijaya
NENEK RENTA MENENUN DI BULAN, IA
MENYANYIKAN SEBUAH BALADA DENGAN SUARANYA YANG PIKUN-PIKUNAN MENGGODA.
KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU
DATANG. LANGKAHNYA BERDENTAM. IA TERKEJUT LALU MENOLEH KEPINTU.
Siapa itu? Kamu egy? Edy atau
Dedy? Atau Ery ? Jangan berdiri di situ masuk saja. Ini sudah hampir selesai.
IA BERDIRI LALU MENGAMBIL KAIN
YANG DITENUNNYA.
Lihat sendiri sudah hampir jadi.
Aku bikin bunga kembang sepatu. Tapi waktu aku mau tulisan namamu, aku lupa.
Nama kamu siapa ? Egy ? Dedy ? Ery ? Ah masa bodohlah, pokoknya ini nanti untuk
kamu. Sudah kedinginan ya? Memang sejak ozon bimasakti itu tidak bawa jaket.
Kamu masih ada waktu menunggu sebentar?
Tidak sabar ya?
Kamu mau bawa saja yang belum
selesai ini ?
NENEK ITU KEMBALI KE TEMPAT
TENUNANNYA
Dia sering ada di situ. Aku kira
jadi petinju seperti Tyson. Dia bisa jadi presiden seperti Clinton . Banyak yang mestinya bisa dia bantu,
lho itu kamu Egy ? Kamu maksud darimana ? Aku kira kamu ngupet di sono no,
nyatanya kamu masuk dari belakang. Jangan suka mainkan orang tua seperti itu.
Nganget-ngagetin saja. Buka dulu sepatu kamu. Kok sampai sebegitu-sebegitunya
lumpur. Apa turun salju disana. Ya kudengar juga dari radio tetangga salju
tahun ini paling tebal dari biasanya, tapi aku tidak bisa membayangkan, aku
tidak pernah melihat salju sendiri. Bener dingin ya ? Angin juga ? Wah bahaya
juga. Lepaskan jaket kamu itu, topi kamu juga, masak dalam umah pake begituan,
sumpek mataku melihat. Sini biar aku gantung di kamar kakek kamu. Hhh baunya,
suda berapa hari tidak kamu cuci. Tapi bau kamu mengngatkan aku sama kakek
kamu, bau kalian semua sama.
BERBALIK HENDAK MEMBAWA PAKAIAN
ITU KE KAMAR, TAPI KEMUDIAN BERBALIK LAGI
Kamu masih membawa senjata ? Tidak aku tidak mau kamu kasih alas an
seperti itu. Sudah kuno. Untuk bela diri apaan. Memengnya ada yang mau
nggebukin kamu? Tahu nggak kalo kamu bawa senjata, kamu jadi pongah, kamu
menyangka kamu lebih kuat dari orang lain. Orang batuk-batuk karena
tenggorokannya radang amandel, kamu sudah tersinggung, kamu kira dia menyindir
atau menantang kamu. Gampang sekali kamu mengeluarkan pistol. Dan kalau sudah
dikeluarkan logam pembubuh ini bisa buas. Dia haus darah, Tau !Maunya Dar-Der-Dor
melulu ! tanpa kamu sadari, tanpa kamu setujui sendiri, kamu sudah jadi
pembunuh. Aku tidak setuju itu. Edy, kamu dengar tidak?
NAMPAK PUTUS ASA
Dia sudah tidur lagi. Kalau sudah
diberi nasehat dia pura-pura tidur, supaya punya alasan dia tidak punya ngeh
semua itu. Dasar berandalan. Tapi ini kesempatan untuk memeriksa isi
kantongnya. Jangan-jangan dia bawa heroin lagi. Aku paling tidak suka pengira
heroin itu bagian dari peradaban maju. Tidak perlu bukti aku sudah mencoba
berkali-kali, ssstttt…tapi dia tidak boleh tahu itu. Rasanya memang bikin
enteng . tapir as enteng itu nanti harus dibayar dibelakang kontan segalanya
memberat dan menindih. Edy tahu ini. Tapi dia kurang peduli, maklum anak muda,
masih suka aksi.
MEMERIKSA
Lho ini bukan Edy, ini Dedy,
TERTAWA
Edy sudah ditetak. Yang ini masih
kayak tikus. Tikus cerurut! Kasihan!
TERTAWA CEKAKAAN SAMPAI
MENGELUARKAN AIR MATA
Ini Dedy! Kamu dedy ya? Ah! Bkin
kacau saja. Mbok dari tadi bilang, jadi aku tidak ngaco ngomong. Kapan kamu
pulang? Bukannya lagi di penjara? Asl kamu jangan lari dari situ. Karemna
penjara itu baik untukk membuatmu mrngerti baha kejahatan itu bukan sesuatu
yang menyenangkan buwat orang lain. Ya kamu sendiri yang senang, orang lain
menderita. Bahkan orang yang tidak langsung menderita juga ikut ketakutan.
Kalau ingin ssuatu, itu ada aturannya, kamu mesti berusaha. Berjuang sampai
titik darah penghabisan! Dan kalau kamu sudah banting tulang, masih tergantung
nasib kamu, baik tidak. Jangan marah-marah saja, kalau kalah, karena itu juga
terjadi oada orang lain kalau lagi apes. Kamu mesti belajar menerima orang lain
yang selalu menangan.
TIBA-TIBA MENUTUP MUKANYA
AH GILA ! Ya Tuhan, maafkan anak
sinting ini! Dia tidak tahu apa yang dikerjakannya. BERBALIK
Setiap kali dia diberitahu bagaimana mestinya menjadi orang baik-baik,
otaknya langsung sakit. Dia buka celana dan menunjukan celana pada kita. Sudah!
Sudah! Ini nenek kamu Dedy! Perlihatkan itu sama permpuan-perempuan nakal di
tempat pijat sana ,
jangan sama nenek kamu! Dedy! Aku tahu! Ya betul, betul, memang bagus, kamu
memeng gagah, kamu memang jantan. Meskipun kayak tikus kamu yang paling perkasa.
Tidak, tidak ada yang bilang seperti tikus, itu bukan tikus, itu bazooka. Sudah
cukup.
TERMENUNG
Aku sebenarnya sedih. Dia lakukan
semua itu karena diatidak punya apa-apa lagi. Diaa tidak punya kesempatan. Dia
tidak punya bakat. Dia tidak punya ornga yang bisa menolong dia. Semuanya sudah
di protoli, dia lakukan semua itu , karena sebenarnya tidak ada yng bisa dia
lakukan lagi, kecuali menunjukkan kemaluannya setiap kali dia tidak berdaya.
SEMBUNYI – SEMBUNYI MENOLEH,
MENJERIT, DAN MENUTUP MATANYA
Aaaa! Ya Tuhan! Jangan lakukan
itu Dedy! Jangan didepan nenek kamu! Kamu kualat! Tdak! Aku tidak lihat semua
ini . masak dia mau memotongnya didepan mataku. Jangan Dedy, Jangan! Jangan
sekarang, sudah terlambat! Kamu coba saj hidup dengan apa adanya itu! Tidak
hanya kamu sendiri, memang ada beberapa orang dapat dua sekaligus. Betul! Jadi
komplit. Ya betul, yin dan yang! Ya ! Begitu! Ah aku tidak bisa menjadi semua
ini.
IA BERGEGAS KE PINTU, TERKEJUT
Siapa ya? Siapa Ery? Kamu Ery?
Sudah terlalu malam begini kamu mau ngapain? Tidak bisa. Minta maaf tidak bisa
malam-malam. Kemarin pagi-pagi mestinya. Paling telat sore-sore . malam-malam
begini aku sudah tidur. Aku tidak mau dengar orang minta maaf waktu aku sedang
tidur. Kamu boleh datang kemari besok pagi, waktu mataku sudagh melek. Kalau
aku masih bisa bangun, sebab mimpiku jelek sekali mala mini. Kamu boleh minta
maaf kalo kamu sudah siap, supaya aku mampu bilang tidak.sebab orang yang
berkhianat pada Ery, tidak usah dimanfaatkan.kalau aku memaafkan pengkhianatan
kamu akan jadi kabur. Menyeberang pada musuh dengan alas an apapun, tak berdaya
karena cinta, karena terpaksa, karena alpa, karena disantet, karena ditipu,
karena apapun alas an kamu, itu tetap pengkhianatan. Dan pengkhianatan tidak
boleh lagi dihaluskan dengan kata-kata menyeberang, mendapat pikiran baru,
ganti pandangan, penyegaran, tidak bisa! Memangnya pariwisata!itu hanya ulah
penafsir-penafsir kehidupan yang sudah sesat. Itu namanya dagang yang Cuma mau
ngejar untung. Pengkhianatan kejahatan-kejahatan yang lain,atas nama apapun,
mesti tetap kejahatan, agar buku sejarah kita tidak kacau lagi. Sudah waktunya
sekarang bertindak tegas. Dan saipa saja nanti juga boleh bertindak begitu
kepadaku. Kalau yang aku lakukan ini adalah kekeliruan dan kejahatan. Aku tidak
sdi disulap menjadi kebaikan hanya gara-gara aku sudah mati. Aku akan bangkit
dari liang kuburku dan memindahkan tulang belulangku dari makam pahlawan ke
pinggir kali, kalau memang aku ini penjahat. Tidak Ery, aku tidak akan luluh
karena rayuanmu! Pergi darisitu, sekarang, sekarang juga,
MENGAMBIL SESUATU DAN
MELEMPAR-LEMPAR
Pergi! Pergi! Jangan berdiri terus didepan pintu,
nanti aku berkhianat pada keyakinanku!
CEPAT-CEPAT MENUTUP PINTU
Aku tahu belum terlalu malam
sayang, tapi pintu harus ku tutup sekarang. Lihat dibalik kaca itu ada bayangan
badai. Angina sepoi meniris datang dari kisi-kisi lubang udara mengiriskan rasa
dingin yang menakutkan,. Teras tidak? Pakailah selimutmu. Aku tidak mengerti
mengapa belum selesai-selesai juga benang itu aku pintal. Malam ini pasti ada
halangan lagi. Aku kira mala mini pemukiman kita akan diamuk banjir dan
diobrak-abrik oleh maut. Sebaiknya kita lari sekarnag menyelamatkan diri ke
dalam mimpi. Kau tidak setuju? Ya aku tahu. Kau terlalu bangga dengan
kegagakhanmu, setiap bahaya kamu anggap sebagai kesempatan untuk ngetes
keampuhanmu. Dulu memang kamu selalu berhasil. Tapi kamu sekarang sudah terlalu
tua. Umur kamu sudah menjelang satu abad. Ada
batasnya sayng. Sama sekali tidak,ini bukan pengecut! Itu bisikan iblis yang
mau membinasakan kamu! Seorang juara sejati harus tahu kapan dia berhenti!.
Jangan keras kepala! Kamu sudah Tua! Ini bukan pekerjaan yang imbang untuk
kemampuanmu lagi! Ya sudah! Coba saja sendiri! Aku tidak akan ikut. Bukan
karena aku tidak setia! Karena aku tidak setuju! Bukan, ini tidak berarti aku
mau berkhianat! Hilangkan kecurigaan yang kampungan itu! Aku punya pendapat dan
keyakinan sendiri, aku harus bersikap! Bukan karena aku sudah kena santhet!
Bukan! Bukan! Bukan!
DIAM BEBERAPA SAAT MENDENGARKAN,
LALU BERTERIAK LEBIH KERAS
Bukan!!! Bukaaaaaaann! CEPAT
Ya! Ya! Betul! Aku takut! Memang aku takut!
IA DUDUK KEMBALI DIDEPAN ALAT
PINTALNYA
Aku takut. Benar . Memang. Aku
takut setiap kali melangkah. Langkahku gemerincing terasa menggedor ulu hatiku,
sehingga aku selalu berfikir beribu-ribu kali sebelum bertindak. Apakah aku
tidak akan menyusahkan orang lain? Apakah aku tidak akan berdosa? Apakah aku
tidak akan
IA MENENUN LAGI SAMBIL MENANGIS
KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU
DATANG DAN SELANJUTNYA
SELESAI
Sunder Mas, 21-06-1993
0 Response to "BLOK"
Post a Comment