“SENI RUMPUN MELAYU”
NUSANTARA MELAYU
BANGSA MELAYU NUSANTARA
Proses kedatangan nenek-moyang
bangsa Indonesia
dari daratan Asia
Ras
Weddoide (Wedda) yang datang sesudah zaman es terakhir dan zaman Mesoliticum
(batu tua). H.R Van Heekeren
mengungkapkan kedatangan Ras Weddoide ini beserta Ras Melanesia, Austroloida,
dan Negrito, sebagai berikut:
1.
Setelah zaman es terakhir berlalu, Homo-Soloensis
lenyap dari muka bumi, lalu datang manusia-manusia baru ke kepulauan Nusantara
dengan menggunakan perahu, seperti ras Melanesia, Austronesia, Wedda dan Negrito. Ras Weddoide di Riau, seperti suku Sakai,
Kubu, Orang Hutan (Bonai). Para ahli
mensejajarkan Ras Weddoide itu dengan
suku Senoi di Malaysia, suku Tokea dan Toela di Sulawesi.
Ciri-ciri ras Weddoide: Rambut
berombak, kulit sawo matang, bertubuh pendek (sekitar 1.55 m), kepala
meso-cephal. Antropolog menjeniskan
orang-orang ini sebagai Veddoid, yaitu mengikut nama kaum Vedda di Ceylon.
2.
Ras-ras Rumpun Melayu datang sekitar tahun 2500 – 1500
SM, yaitu:
- Gelombang Pertama yaitu
ras/bangsa Proto-Melayu dari benua Asia menyebar ke Semenanjung Tanah
Melayu, dan terus ke bagian Barat Nusantara termasuk Sumatera. Mereka
pendukung kebudayaan zaman batu baru/muda (New-lithicum), seperti suku
Talang Mamak, dan Suku Laut di Riau.
- Gelombang Kedua, yaitu
ras/bangsa Deutro-Melayu, sekitar 300 tahun SM. Di sini suku-suku ras Proto-Melayu
terdesak dan masuk ke pedalaman, dan sisanya ada yang bercampur dengan
pendatang baru.
Ras Deutro Melayu ini yang disebut
“Melayu Riau” sekarang.
- Selanjutnya Detro-Melayu
didatangi orang India, dan Arab (peniaga), dan mereka mendirikan
kerajaan-kerajaan etnik Melayu.
- Terjadinya migrasi antar etnik
di wilayah Melayu nusantara
3.
Catatan:
Proto-Melayu dan Deutro-Melayu
berkebudayaan ‘Dongson’ di Indonesia (Annam Utara).
Gelaran : Raja, Syed, Said, Megat,
Wan, Mior, Dato’, Tok, Tuan, Tengku, Cik dan Encik; suku Moro di Philipina
Selatan.
Negrito, Indio Piliphina berdialog
seperti masyarakat Madagaskar/Malabar.
Melayu: Polynesia, Austronesia, Micronesia,
Oceania.
Pan Malayan
Mongoloidde-Malayan, Pan-Arab,
Australoid Sakai, South Easth Asia.
Sakai dan Semang in the
Malay-Polynesia, Batak in Sumatera dan Burut in the Borneo (Kalimantan).
Malay-east Asia: Piliphina, Taiwan
Utara, Australia, New-Guini: pengaruhaPolynesia.
Micronesia and beyons Hawai.
Melayu Nusantara (Archipilago).
TAMADUN
RUMPUN BUDAYA MELAYU
Rumpun Budaya Melayu meliputi kawasan yang
cukup luas mulai dari Kepulauan Melayu hingga ke Malagasi di pantai benua
Afrika di sebelah barat sampai ke Kepulauan Paskah di Lautan Pasifik di Timur
(64 kilometer dari Amerika Selatan) ke New Zealand di sebelah selatan dan ke
Taiwan serta Kepulauan Okinawa dan Hokaido di Jepun (dengan penduduk aslinya
Ainu).
Melihat
kepada keluasan geografi Budaya Melayu tentu dapat dikesan betapa hebatnya
perkembangan tamadun bangsa ini. Tahap demi tahap Zaman Mesolitik atau di
kenali dengan Zaman Hao Binh, seni hias tradisi telah pun bermula dengan
penemuan kapak batu yang beragam hias. Ragam hias yang lebih halus ditemui pada
tembikar. Dinding-dinding gua juga meninggalkan pelbagai khazanah seperti
gambar lukisan gua sehinggalah ke Zaman Sejarah Pra Islam sehingga kini yang
membekalan berbagai aspek seni, budaya dan tamadun ilmu.
Tentang ketamadunan Rumpun Melayu khususnya di Tanah Melayu dan seterusnya Malaysia, karya-karya mengenainya telah pun terkarang dalam buku-buku seperti Bunga Rampai, Bustanul Salatin, Bustanul Ariffin dan Bustanul Katibin. Buku-buku ini melengkapkan pemikiran dan falsafah Bangsa Melayu dari pelbagai sudut keilmuan seperti teknologi pentadbiran negara serta kandungan sosial yang berada di dalamnya.
Tentang ketamadunan Rumpun Melayu khususnya di Tanah Melayu dan seterusnya Malaysia, karya-karya mengenainya telah pun terkarang dalam buku-buku seperti Bunga Rampai, Bustanul Salatin, Bustanul Ariffin dan Bustanul Katibin. Buku-buku ini melengkapkan pemikiran dan falsafah Bangsa Melayu dari pelbagai sudut keilmuan seperti teknologi pentadbiran negara serta kandungan sosial yang berada di dalamnya.
RUMPUN MELAYU
OLEH: PROF. DR. VICTOR GANAP
KESADARAN RUMPUN MELAYU
MAPHILINDO
|
MALAYSIA
|
|
PHILIPINA
|
|
INDONESIA
|
KAWASAN INDUK
|
ASIA TENGGARA
|
INDONESIA
MALAYSIA
SINGAPURA
BRUNEI DARUSSALAM
THAILAND
BURMA
KAMPUCHEA
|
KAWASAN DASPORA
|
SAMUDAERA HINDIA
SAMUDERA ATLANTIK
|
BENGALI
MADAGASKAR
AFRIKA SELATAN
SURINAME
|
KAWASAN RASIAL
|
SAMUDERA PASIFIK
|
POLYNESIA
|
Populasi masyarakat Rumpun Melayu
sekitar 300 juta jiwa
(Indonesia sebagai penyumbang
terbesar).
|
LIMA BAHASA TERBESAR DI DUNIA
BAHASA INGGRIS
BAHASA SPANYOL
BAHASA PERANCIS
BAHASA MANDARIN
BAHASA MELAYU (Lingua franca Asia
Tenggara)
|
Proses
lahirnya karya seni:
- Poietic : merupakan silogisme
(ilmu semiotika yang sebetulnmya non-konvensional, tdk). Kemampuan untuk
melahirkan sesuatu (poietic)
- Immanent : wujud karya seni
secara nyata.
- Esthesic ialah kemampuan untuk
menerima.
Ketiga ini disebut treepartisic
semiotic.
Dari
sumber sejarah bahwa yang nama Melayu selalu terkait dengan budaya Islami
(tiada Melayu tanpa Islam).
Gujarat
terbagi dua: Gujarat Hindu, dan Gujarat Islam. Gujarat Hindu mempecayai
dilarang berlayar, sedangkan Gujarat Islam tidak kepercayaan seperti itu, maka
mereka berdagang mengembangkan agama Islam ke Indonesia.
Budaya
Islam mempengaruhi budaya Melayu, tetapi tidak itu saja, juga budaya barat
(oxidental) seperti dondang sayang, keroncong, komidi istambul, tapi juga
budaya timur (oriental) yang melahirkan budaya-budaya tradisi.
Seni-seni
Islami sangat mempengaruhi cara berkesenian.
Apa yang Islami dibalik seni yang kita laksanakan selama ini sbb:
Tabel
SENI ISLAMI
BIDANG SENI
|
ETIKA ISLAM
|
Seni
Musik
|
|
Seni
Tari
|
|
Seni
Karawitan
|
1.
Wawasan gender
2.
Monotone (rhythmical)
3.
Nasal Voice
4.
Bersimpuh
|
Seni
Teater
|
|
Seni
Rupa
|
|
Venesia
sbg pusat perdagangan dari Timur (termasuk Arab, India dan China), dan krn
begitu tingginya cadangan komoditas itu sehingga menghabiskan emas-emas orang Eropah;
akhirnya mereka sadar tentang hal itu dan berusaha mencari sendiri ke Timur.
Kenapa
orang Eropah mau dg kekuatan militer untuk hanya menguasai rempah-rempah, yaitu
untuk mengamankan/mengawetkan stok daging pada musim dingin dimana rumput tidak
ada.
Kenapa
Islam mengalami kemunduran, karena perempuan2 Islam tidak diberdayak secara
kodrawi, sehingga kaum perempuan mengalami kemunduran dalam dinamika kehidupan.
Kebetulan
kelahiran peranan perempuan Eropah sejalan dg kelahiran gerakan-gerakan Post-modernisme,
yaitu munculnya Humanisme yang melahirkan Humaniora baru, salah satunya ‘pusat
kajian wanita’ seperti di UGM, karena selama ini mendapat diskriminasi dari
kaum laki-laki. Hal ini juga terjadi di
Barat yang tidak ada karya-karya musik, sastra, lukis dari wanita yang
diproduksi diterbitkan untuk pasaran, dll, seperti nama samaran Chovan =
kekasih Chovin.
Kenapa
pertunjukan seni pada malam hari, kenapa tidak pagi, berarti pertunjukan
dikuasai oleh laki-laki, sedangkan malam hari adalah dunia laki-laki, dan
perempuan dibatasi terlibat, maka muncullah kajian feminisme sebagai dampak
dari kajian wanita.
Ending
musik barat = maskulin ending dg do tegas; adalagi feminim ending dg do yang
tidak tegas.
Cerita
sinetron yang tidak selesai2 yang berkepanjangan di TV, ini disebut juga dengan
naskah feminisme, karena maskulin adalah mulai, jalan, dan selesai, dan yang
jadi penderita selalu wanita.
Sebetulnya
qasidah, nasyid sebetulnya tidak Islami lagi dari segi karakter musik Islami
yang monotone (melodic & Rhythmix). Pengertian monotone, pada saat agam
Kristen masuk ke Indonesia, para pendeta melarang tradisi-tradisi kita dipakai
untuk agamanya, sekaligus mengambil andil mematikan tradisi kita; kemudian
timbul gagasan baru dg menggunakan tradisi untuk materi lagu di kristen;
kristen katolik menamakannya dengan inkulturasi, sedangkan kristen protestan
menamakannya dengan kontekstualisasi.
Jadi pengertian monotone tergantung kepada situasi masing-masing.
Masalah
Nasal Voice (sengau) yang ada pada linguistik bahasa Arab; bagaimana dengan
dunia seni.
Sebetulnya
bagi laki-laki, bahwa nasal atau tidak nasal adalah tidak masalah, tetapi bagi
perempuan ada masalah, karena wanita dilarang membuka mulut lebar-lebar,
apalagi di depan Sultan Jawa, begitu juga dalam Islami membuka mulut lebar sama
dengan membuka aurat. Jepang, china
menggunakan nasal. Dengan demikian,
wanita Islami terpaksa meminimalkan membuka mulut, sehingga melahirkan suara nasal; lain halnya di Barat yang harus membuka mulut
selebar mungkin.
Kita
masih untung menggunakan barat trbatas pada masalah teknik dan metode, dan
materinya masih tradisi, sedangkan di Jepang materinyapun sudah lagu dari
Barat.
Sikap
Bersimpuh adalah sifat Islami, yaitu merendahkan diri pada Allah
Seni
Islami adalah seni yang rhytmical, seperti tamburin, rebana.
Tradition &
- Seni yang tidak bertentangan
dengan AlQur-an dan Hadist.
- Seni yang tidak melanggar
hukum/adat/kaidah.
- Seni yang berbasis kearifan
lokal.
- Seni yang berakar dari budaya
tradisi Melayu.
- Seni yang berkembang dari
berbagai pengaruh luar pada masyarakat Rumpun Melayu.
- Seni yang berwawasan gender.
- Seni yang bertemakan kerakyatan.
- Seni yang menjadi bagian dari
budaya massal.
- Seni sebagai art by acculturation.
- Seni yang memanfaatkan kemajuan
teknologi.
Diatonis
sudah merambah ke bumi Minangkabau, ada benang merahnya, buktinya ada keyboard
adalah ada kandungan kromatic sebagai simbol diatonis. Kalau ada kandungan kromaticnya maka ia
adalah diatonis, dan kalau tidak ada kandungan kromaticnya, maka ia adalah
modus. Tak Tontong sebetulnya modus,
kecuali kalau diharmonisasikan dengan permainan keyboard.
Geovani,
Palestrin tokoh contrapunk vokal (modus) gregorian, tetapi Bach menjadikan
contrapunk instrumental dimana Bach merubah modus menjadi diatonis.
Sedangkan
Ilmu Harmoni berkembang di Amerika, yang sebetulnya bisa digunakan oleh untuk
SATB tidak bisa untuk menganalisis instrumental. Kita tidak pernah mengenal tradisi harmoni,
dan kita hanya mengenal tradisi monophony, polyphony, atau unisono; artinya
linear bukan vertical atau harmoni.
Budaya
Massal (Mess-Culture) lawannya (High-Cultur)
tetapi jangan dibalik lawannya (Low-Culture). Ciri High-cultur
tidak membutukan penyebaran, tidak butuh iklan/promosi, dia hanya butuh
konservasi. Mess-Culture dikonsumsi oleh massal dan perlu diproduksi secara
massal sehingga membutuhkan promosi.
Art
by distination
yang diciptakan oleh suatu kelompok masyarakat yang ditujukan oleh konsumsi
oleh masyarakt itu sendiri, sedangkan art by acculturation adalah seni
yang mereka produksi harus bisa dinikmati oleh orang lain, mempunyai daya saing
yang tinggi, dan layak dinikmati oleh nasional dan internasional.
Semakin
tinggi kada akultrasinya, maka semakin pendek umurnya, sekali pakai buang,
seperti seni wisata, sehingga tidak layak sebagai art-work, tetapi kitch (seni
cemoohan).
Presentasi 2 menit
semester II ttg Seni Rumpun Melayu
- 4Nadya:
masalah Ras Melayu dan masalah Bahasa, serta Islam, dan Istilah Nusantara
(cukup jelas dan baik), Malay Archipilago (cukup ada Diskusi).
- Sri MK: Masalah Istilah Melayu
dan asal usul Ras Melayu (hanya kesimpulan).
- Delmitra: Sastra Sufi dan
Tarian dan Musik Sufi (sudah
menghubungkan dengan pandangan buku, walaupun masih berbau
kesimpulan).
- 5Muhsin Ilhaq:
masalah nilai seni melayu (sebelum dan sesudah agama Islam), (cukup berasal dari berbagai sumber,
dan cukup ada analisisnya, tetapi masih berbau kesimpulan, belum
diskusi).
- Ninon Syofia: masalah tari
Melayu: tradisional dan modern (masih berasal dari tulisan, kesimpulannya
cukup analisis).
- Maizarti: masalah tari
(realisasi tari pada masyarakat Melayu, analisis dan diskusinya belum ada,
berupa simpulan).
- Nurmalena: masalah teater
(hanya simpulan tulisan, tidak ada analisis).
- Erwanto: masalah zapin (juga
simpulan, tidak ada diskusi).
- Wirma Surya: masalah tari
Melayu (simpulan saja)
- Doni Febri Hendra: teater
Melayu (simpulan saja).
- Zasmili Indra Roza: masalah
sastra pantun (menganalogikan contoh dengan pantun Bengkulu, simpulan,
cukup ada sumber lain).
- Yusmarni: masalah sastra
(simpulan saja).
- Hidayatmi:????
- 2Yade Suraya:
pertumbuhan budaya Melayu (cukup
analisis dan sudah berasal dari sumber lain).
- Ramdhan S: masalah budaya etnik
(simpulan saja).
- Nofi Rahmanita: masalah Kriya
(simpulan didukung pendapat, tetapi masih simpulan, tetapi sudah informasi dari buku lain, tapi
masih kurang).
- Ferawati: masalah seni rupa (simpulan
saja)
- Asmidar: masalah seni kriya (simpulan,
tapi sudah ada sedikit analisis dan
perbandingan).
- 3Alipuddin:
dunia melayu dan kesenian melayu (analisisnya
baik, didukung oleh teori)
- Marwati: masalah musik melayu
(simpulan, dg cukup ada analisis
sedikit).
- Yolanel Drita: masalah seni dan
kebenaran dan hukum (simpulan, tetapi cukup ada analisis yang menganalogikan dengan adat).
- Rusyda Laili: musik Melayu
pengaruh Arab dan Parsi (simpulan, ada hubungan dengan analogi upacara
adat, dan masalah musik Islami, sedikit ada perbandingan).
- Nahdatul H: masalah ras melayu,
dan masalah kebudayaan (simpulan saja, sedikit memberi perbandingan dan analisis pada kriya dg buku lain)
- Evadila: masalah tari melayu
Deli (simpulan saja)
- Indra Jaya: masalah gamaik
(simpulan saja).
- Hendrizal: masalah priode
pengaruh budaya lain terhadap Melayu (simpulan saja, sedikit analisis ttg adat bersendi syarak dg suku-suku terasing).
- 7M. Arif Anas:
sastra sufi di alam Melayu (cukup
ada analisis dg analogi barzanji dan perbandingan= cukup baik).
- Ronaldi: musik Melayu (simpulan
saja, sedikit telusuran sejarah)
- Ernawita: seni tari Melayu
(salinan saja)
- Noni Lestari: seni tari Melayu
(simpulan saja, sedikit analisis
zapin).
- Theresa Febrysta:????
- Nike Suryani: masalah zapin
(simpulan saja, sedikit analisis
zapin)
- 6Husni Mubarat:
tumbuh dan berkembangnya seni rupa Melayu (baik analisis)
- 8Loli Rusman:
kriya Melayu di Minangkabau (cukup
analisis, bersumber dari buku-buku lain)
- 1Saridan:
kriya Melayu khusus seni Bina Melayu (cukup analisis, dan bersumber dari
bacaan buku, menarik sekali)
- AlFalah: masalah rebab
(simpulan saja, sedikit).
Konteks
ujian ini sekaligus semacam latihan-latihan untuk presentasi makalah.
Mungkin
yang perlu digarisbawahi ialah maslah tradisi lisan yang belum tersinggung
sedikit pun.
Kuliah
merupakan suatu kegiatan akademik yang begitu penting sekali dalam sebuah
perguruan tinggi.
Akademik:
academos = taman yang berawal dari masa-masa Yunani Kuna. Ada kisah Socrates
ttg 3 filter akademik: bahwa suatu ketika dia didatangi leh mahasiswanya untuk
menyampaikan berita, tetapi sebelum itu anda harus melwati 3 filter akademik:
1) apakah berita itu ‘sesuatu yang benar’, ttp mhs menjawab, bahwa “saya belum
yakin bahwa berita itu benar” = saya tidak yakin kata mhs; tetapi filter yang
ke 2) apakah berita itu ‘sesuatu yang baik’ = mhs menjawab saya juga belum
yakin; artinya kalau yang mau dibicarakan itu yang buruk (kata-kata kotor,
menyakitkan, dll), kalau tidak bisa begitu, lebih baik diam [diam itu emas];
filter ke 3) apakah berita itu bermanfaat untuk saya atau untuk siapa saja yang
berkeperntingan; mhs menjawab juga belum yakin [socrates dg tegas menanyakan
balik]. Akhirnya mhs itu mundur dan
tidak lulus.
Apa
berita mhs itu? 1) gosip 2) mendeskreditkan, 3) sensasi (bukan sesuatu yang
akademik, tetapi sangat pribadi, sangat subjektif). Ternyata berita itu ialah bahwa “dia
mendengar gunjingan bahwa isterinya selingkuh”, maka sampai socrates meninggal,
dia tidak tahu bahwa isterinya selingkuh.
Kesimpulannya:
kita perlu menyeimbangkan antara Rasio dan Akal.
Rentangan
priode yang terpanjang ialah abad pertengahan (400-an – 1400-an), di sini
banyak sekali yang terjadi dalam rentangan waktu ini.
Struktural
= sesuatu yang sempurna, tidak bisa dipakaikan untuk humaniora.
Universal
= sesuatu yang sama di dunia, tetapi tidak ada yang betul-betul universal,
makanya lebih tepaat dengan istilah :”meaning interpretasi.”
Justifikasi
= pembenaran.
Interpretant
= memberikan hak kepada semua orang untuk menerima kesan yang muncul, kalau pd
interpretasi yang layak ke dalam tulian ialah para keritikus musik.
Komposer
itu tidak mempunyai tendensi untuk menyampaikan sesuatu dalam karyanya, tetapi
silahkan penonton menilai.
Kontemporer
ada keinginan mencari sensasi
Fakta
musikal itu tidak saja terdiri dari unsur-unsur sonorous, tetapi juga pada
fakta kinestetik dan fakta visual, seperti gesture tubuh (fakta kinestetik),
dan fakta visual: setting panggung, penonton penuh, enterior gedung, alur
pertunjukan semenjak anonser hingga urutan acara, terus ke aplous penonton,
termasuk teknik dan gesture kondukter dan musisi (fakta kinestetik).
Multiple
Dimensions of Musical Fact oleh Jean-Jacques Nattiez.
Perbedaan
klasik dan romantik adalah pada ekspansi dinamiknya.
Gladi
Resik (bhs Jawa) = General Repitisi.
Dalam
semiotik itu = cara mencari pembenaran dengan cara pandang yang berbeda atau
menjungkir balikkan fakta.
Dalam
musik klasik mutlak kesetiaan kepada partitur, tetapi dibalik itu terdapat improvisasi-improvisasi
kecil.
Musisi
Barat sudah bosan dengan orkestrasi musiknya, sehingga mereka mencari pelarian
kepada Futuristik dengan komputer, atau exotic yang menoleh kepada musik-musik
etnik.
Pianis
dengan meluncurkan jarinya dalam memainkan akor (unsur kinestetik) sudah
dirasakannya sebagai kedalaman rasa/jiwanya; atau pun melahirkan kesan
cressendo yang diatasi dengan jari-jemari kinestetik; begitu pentingnya peranan
fakta kinestetik.
Jadi
rekaman musik hanya berfungsi untuk obyek penelitian musik, bukan untuk
dinikmati sebagai bunyi yang kehilangan kinestetik.
Orkes
klasik dua kali lebih besar dari barok, orkes romantik dua kali lebih besar
daripada klasik.
Saling
melemparkan senyum antara satu solis dengan solis lain adalah suatu fakta musikal
yang sangat penting yang tidak ingin terlewatkan dalam konser orkestra. Jadi penikmatan suatu konsert harus dinikmati
secara total (sonorois, fakta kinenetik, fakta visual); karen pada saat
pertunjukan itu, para sosial akan berkelahi/berperang dll.
Music
making = mencipta musik atau menggelar musik, tetapi arti umumnya ialah
menggelar musik oleh Dane Harwood. Jadi
pemainlah yang bisa membuat music making.
Tetapi tidak saja musik itu digelar, namun juga bagaimana cara musik itu
diciptakan, dan bagaimana musik itu didengarkan dinikmati; artinya penonton dan
komponis itu dan penonton mempunyai hak yang sama (secara semiotik), walaupun
secara konvensional adalah milik komposer.
Cross-Cultural
Universality (Cannot be found in Immanent structures) oleh Cahrles Boiles. Artinya kita tidak bia menemukan hal yang
universal/benang merahnya dalam suatu persilangan budaya.
Piano
Trio: Piano, Cello, dan Biola, sering juga disebut dengan Trio di Zaman Klasik.
Kalau
tidak bisa ditemukan dalam struktur yang Immanent maka dicari pada struktur
kedalaman, struktur kejiwaan.
Keinginan
untuk berprilaku musikal inilah yang menjadi benang merah suatu komposisi yang
tidak universal.
Universality
ini High Probability oleh Immanuel Kant, pribahasanya:
not
seeing separate Man from Object
not
hearing separate Man from Man
Ear
is the most important sense organ of human being.
Telinga
adalah indra terakhir yang aktif, atau kebalikannya indra pertama untuk
mendengar. Dilanjutkan dengan cerita ttg anak baru lahir dan ibunya ttg masalah
sentuhan kulit.
UJIAN PENGKAJIAN MUSIK NUSANTARA II
19 DESEMBER 2009
MARWATI:
masalah musik Indonesia dan australia(deskripsi umum, agak kurang lancar).
Sedang-sedang saja.
Tanggapa
buk Nel: langsung membicarakan musik Indonesia (saran: sebaiknya bicarakan apa
itu musik nusantara, sebaiknya diperdengarkan dulu, tdk menampilkan Jepang.
YOLANEL:
sedikit ttg Meriam, musik India: masalah “Guru”, raga.
Tanggapan
Marwati: sebaiknya ttg kebudayaan India, aspek sosial, pola kebudayaan, tradisi
yang berlaku,
RUSYDA
LEILY: musik Indonesia (cukup lancar)
Penanggap
Buk Del: masalah usul memasukkan aguang jana
DELMITRA:
masalah musik oceanea ttg Dijeridu, ukulele, musik rahasia (cukup lancar).
Penanggap
Laily:
NADIA
FULZY: Lancar
Penanggap
Ni Sri:
Sri
MK: masalah India, China dan Jepang.
Penanggap
Nadya: tanggapan nadya bagus juga.
0 Response to "BANGSA MELAYU NUSANTARA"
Post a Comment