MINUM PAGI DI KUBURAN
Dharminta. S
Selamat pagi...Bagaimana
pagi ini? Apa saudara-saudara sudah minum pagi sebelum kemari? Secangkir kopi
mungkin.Yah, secangkir kopi atau secangkir teh
merupakan tradisi kita menyambut pagi setiap hari. Atau, saudara-saudara punya
kebiasaan lain menyambut pagi? Hati-hati dengan kebiasaan saudara saudara,
apalagi kalau kebiasaan itu tidak lazim, bisa-bisa saudara-saudara akan
dianggap tidak lazim alias.......(TERTAWA). Jangan tersinggung karena saya tertawa,
semuanya lumrah saja. Ada yang suka minum kopi, minum teh, ataupun tidak minum
apa-apa, semuanya lumrah.
Bicara
mengenai minum pagi, kita harus benar-benar memperhitungkan tempat dimana kita
minum kopi, apakah di ruang tamu, di
ruang makan, atau di teras rumah. Masalah tempat minum pagi ini sangat penting,
coba kalau kita punya kebiasaan minum pagi di kamar tidur atau di WC misalnya,
kan berabe. Jelas kedua tempat tersebut tidak lazim dan sangat tidak nyaman. Tempat
tidur ya......untuk tidur, apalagi kalau WC, walaupun sebahagian seniman pada
ngaku kalau WC merupakan tempat paling nyaman untuk mendapatkan inspirasi,
tapikan kasusnya berbeda.
Kalau saya lebih
suka minum kopinya disini, ya...di sini.
Disini
terkadang bisa terasa lebih nikmat, karena suasana yang tenang dan damai...Percayalah,
saudara-saudara se-sekali boleh mencoba minum kopi disini, dikompleks perkuburan
ini. Benar...dimana lagi tempat yang paling tenang kalau bukan disini.
Ketenangan
sangat diperlukan setelah kita bangun pagi, Saudara-saudara, sebahagian orang
mungkin minum kopi pagi ditemani juga oleh koran pagi, atau sambil mendengarkan
berita-berita terkini, baik berita di TV maupun di Radio. Kalau pengusaha
biasanya minum kopi atau teh sembari membaca koran bisnis, kalau politikus
biasanya membaca koran....(BERPIKIR) koran apa ya..........tapi kalau
saya............jarang baca koran, jangankan setiap pagi, sekali sebulan saja
jarang.
Menurut
Mantri Johan di desa saya. Ini bukan menurut saya lho...............Katanya
sehabis bangun tidur, kita janganlah memaksakan diri untuk mendengarkan apalagi
membaca berita-berita, atau isu-isu di koran-koran atau menonton gosip-gosip,
ataupun berita-berita kriminal di TV, karena tidak baik terhadap keseimbangan
jiwa kita, menurut Mantri Johan sih, agar hidup tidak melelahkan dan pagi anda
lebih indah.
Orang
yang mati dikuburan ini misalnya, umurnya masih muda ketika meninggalkan dunia
ini. Orang ini mati ketika sedang minum kopi dipagi hari, Ooo orang ini mati
bukan karena minum kopi, tapi meninggal setelah mendengar berita pagi di TV
mengenai keuangan negara Amerika yang jatuh, ini benar, saya tidak bohong.
Kabarnya orang ini dulunya orang kaya, banyak usahanya, menurut cerita
orang-orang kampung, orang ini tiba-tiba saja jatuh dari kursinya dan meninggal
setelah mendengar kejatuhan keuangan Amerika di TV. Aneh ya, masalah keuangan
Amerika yang jatuh kok orang ini yang semaput.
Makanya saya sarankan kepada saudara-saudara agar kalau minum kopi, ya
dinikmati aja kopinya senikmat-nikmatnya, jangan minum kopi sambil baca koran
atau nonton TV, entar semaput deh seperti orang ini. Bangun tidur kok langsung
dihadapkan pada masalah-masalah, mana ada otak yang kuat.
Seperti
saya misalnya walaupun menurut saudara-saudara kebiasaan minum kopi saya ini
aneh, karena setiap hari minum kopi dikuburan, tapi otak saya selalu segar,
karena saya benar-benar menikmati minum kopi pagi, tanpa harus mendengar cerita
atau berita-berita yang membuat sakit kepala atau malah berita yang didengar
punya potensi sakit jantung. Lho kok heran, aneh ya.............seorang
penggali kubur seperti saya bisa ngomong seperti ini? Saya kan juga baca koran,
nonton TV, eh,........ tapi tidak di pagi hari, ya.......agak-agak sianglah,
ketika otak saya sudah benar-benar fress. Dan yang terpenting kalau tidak ada
orang yang mati, karena kalau ada orang yang mati berarti itu jam kerja saya,
rejeki saya. Orang yang matikan tidak tiap hari, jadi rugikan kalau rejeki saya
hilang karena membaca koran atau nonton TV. Lho, kenapa saudara-saudara seperti
tersinggung dengan perkataan saya, orang mati itu rejeki saya, karena saya ini
penggali kuburan, kalau tidak ada orang mati, lalu saya harus menggali apa?,
menggali parit, atau sumur? begitu maksud saudara-saudara. Saudara-saudara
tahu? Orang-orang kampung di tempat saya tinggal sudah tidak ada lagi yang
pakai sumur, semuanya sudah pakai ledeng. Lagian apa salahnya dengan pekerjaan
yang saya lakoni ini. Kalau tidak ada saya, siapa yang akan menggali kuburan
buat saudara-saudara ketika saudara-saudara mati nantinya. Lho....lho.....kok
malah saudara-saudara malah marah, memangnya sampean-sampean akan hidup
terus....tidak mati-mati begitu, enak benar. Kita itu pasti akan mati, kita
hanya menunggu saja kapan maut itu datang. Ketika suadara-saudara mati nantinya
saya....(MENEGASKAN) Saya yang akan menggali kuburan buat saudara-saudara dan
itu berarti rejeki buat saya, buat keluarga saya, sehingga anak-anak saya bisa
makan. Yang saya bicarakan ini kan logis, apa ada yang salah dengan ucapan saya
(HERAN). Atau dengan pekerjaan saya? Tidak kan........ semuanya sesuai dengan
aturan alam. Ketika saudara-saudara yang mati, itu berarti rejeki untuk saya....kalau
saya yang mati itu rejeki penggali kubur lain yang menggali kuburan untuk saya.
Saudara-saudara tidak boleh tersinggung kalau rejeki saya diperoleh dari
kematian saudara-saudara. Begitu juga dengan orang-orang yang mengontrakkan
tanahnya untuk kuburan saudara-saudara. Saudara-saudara harus bayar kontrakan
tanahnya kalau mau lama dikubur, kalau tidak bayar kontrakan, ya dibongkar. Apa
saudara-saudara mau kuburannya di bongkar? Yah........maklumlah jaman sekarang
semua urusan dijadikan bisnis. Pendidikan, agama, informasi hingga kematian
dibisniskan dan bisnis kuburan sekarang ini benar-benar menjanjikan keuntungan,
karena orang mati pasti ada setiap hari. Apakah itu mati karena perang,
tabrakan, dibunuh atau bunuh diri, seperti kata Mantri Johan..............kematian
karena......karena......apa ya namanya......Akh ya......yu....yuman eror. Nah
karena itu saya menekuni profesi penggali kubur sebagai langkah awal menuju
pebisnis kuburan.
Selain
bisnis mengontrakkan tanah untuk kuburan, bisnis berita kematian juga
menjanjikan keuntungan, lihat saja berita pembunuhan berantai yang dilakukan
oleh Riyan, seluruh TV-TV Swasta berlomba-lomba menayangkan berita pembunuhan
Riyan, atau berita eksekusi Amroji dan Imam Samudra begitu heboh disiarkan di
TV-TV. Padahal mereka-mereka itu melakukan pembunuhan lho.....he....he.....hidup
ini memang aneh.....aneh.....aneh...........(BERGUMAM, KEMUDIAN MULAI
MENCANGKUL TANAH SAMBIL BERNYANYI).
Hidup sesudah mati........
benarkah
Mati ya mati...................
benarkah
Hidup sekali berarti.......
benarkah
Mati tiada berarti...........
benarkah
Gali..........gali..........
Gali selagi hidup
Hidup untuk menggali
Apa yang di gali.........kenapa
di gali.......gali selagi bisa menggali........
Sebelum hujan turun.......galilah
gali...........kuburanmu sendiri.............
Haruskah kau gali sendiri
Gali...........gali...........teruslah
menggali.......
0 Response to "MINUM PAGI DI KUBURAN"
Post a Comment