BANGSA MELAYU NUSANTARA

“SENI RUMPUN MELAYU”
NUSANTARA MELAYU 
BANGSA MELAYU NUSANTARA

Proses kedatangan nenek-moyang bangsa Indonesia
dari daratan Asia

Ras Weddoide (Wedda) yang datang sesudah zaman es terakhir dan zaman Mesoliticum (batu tua).  H.R Van Heekeren mengungkapkan kedatangan Ras Weddoide ini beserta Ras Melanesia, Austroloida, dan Negrito, sebagai berikut:
1.      Setelah zaman es terakhir berlalu, Homo-Soloensis lenyap dari muka bumi, lalu datang manusia-manusia baru ke kepulauan Nusantara dengan menggunakan perahu, seperti ras Melanesia, Austronesia, Wedda dan Negrito.  Ras Weddoide di Riau, seperti suku Sakai, Kubu, Orang Hutan (Bonai).  Para ahli mensejajarkan  Ras Weddoide itu dengan suku Senoi di Malaysia, suku Tokea dan Toela di Sulawesi.
Ciri-ciri ras Weddoide: Rambut berombak, kulit sawo matang, bertubuh pendek (sekitar 1.55 m), kepala meso-cephal.  Antropolog menjeniskan orang-orang ini sebagai Veddoid, yaitu mengikut nama kaum Vedda di Ceylon.
2.      Ras-ras Rumpun Melayu datang sekitar tahun 2500 – 1500 SM, yaitu:
  1. Gelombang Pertama yaitu ras/bangsa Proto-Melayu dari benua Asia menyebar ke Semenanjung Tanah Melayu, dan terus ke bagian Barat Nusantara termasuk Sumatera. Mereka pendukung kebudayaan zaman batu baru/muda (New-lithicum), seperti suku Talang Mamak, dan Suku Laut di Riau.
  2. Gelombang Kedua, yaitu ras/bangsa Deutro-Melayu, sekitar 300 tahun SM.  Di sini suku-suku ras Proto-Melayu terdesak dan masuk ke pedalaman, dan sisanya ada yang bercampur dengan pendatang baru.
Ras Deutro Melayu ini yang disebut “Melayu Riau”  sekarang.
  1. Selanjutnya Detro-Melayu didatangi orang India, dan Arab (peniaga), dan mereka mendirikan kerajaan-kerajaan etnik Melayu.
  2. Terjadinya migrasi antar etnik di wilayah Melayu nusantara

3.      Catatan:
Proto-Melayu dan Deutro-Melayu berkebudayaan ‘Dongson’ di Indonesia (Annam Utara).
Gelaran : Raja, Syed, Said, Megat, Wan, Mior, Dato’, Tok, Tuan, Tengku, Cik dan Encik; suku Moro di Philipina Selatan.
Negrito, Indio Piliphina berdialog seperti masyarakat Madagaskar/Malabar.
Melayu: Polynesia, Austronesia, Micronesia, Oceania.
Pan Malayan
Mongoloidde-Malayan, Pan-Arab, Australoid Sakai, South Easth Asia.
Sakai dan Semang in the Malay-Polynesia, Batak in Sumatera dan Burut in the Borneo (Kalimantan).
Malay-east Asia: Piliphina, Taiwan Utara, Australia, New-Guini: pengaruhaPolynesia.

Micronesia and beyons Hawai.
Melayu Nusantara (Archipilago).




TAMADUN RUMPUN BUDAYA MELAYU

     Rumpun Budaya Melayu meliputi kawasan yang cukup luas mulai dari Kepulauan Melayu hingga ke Malagasi di pantai benua Afrika di sebelah barat sampai ke Kepulauan Paskah di Lautan Pasifik di Timur (64 kilometer dari Amerika Selatan) ke New Zealand di sebelah selatan dan ke Taiwan serta Kepulauan Okinawa dan Hokaido di Jepun (dengan penduduk aslinya Ainu).
     Melihat kepada keluasan geografi Budaya Melayu tentu dapat dikesan betapa hebatnya perkembangan tamadun bangsa ini. Tahap demi tahap Zaman Mesolitik atau di kenali dengan Zaman Hao Binh, seni hias tradisi telah pun bermula dengan penemuan kapak batu yang beragam hias. Ragam hias yang lebih halus ditemui pada tembikar. Dinding-dinding gua juga meninggalkan pelbagai khazanah seperti gambar lukisan gua sehinggalah ke Zaman Sejarah Pra Islam sehingga kini yang membekalan berbagai aspek seni, budaya dan tamadun ilmu.
Tentang ketamadunan Rumpun Melayu khususnya di Tanah Melayu dan seterusnya Malaysia, karya-karya mengenainya telah pun terkarang dalam buku-buku seperti Bunga Rampai, Bustanul Salatin, Bustanul Ariffin dan Bustanul Katibin. Buku-buku ini melengkapkan pemikiran dan falsafah Bangsa Melayu dari pelbagai sudut keilmuan seperti teknologi pentadbiran negara serta kandungan sosial yang berada di dalamnya.


RUMPUN MELAYU
OLEH: PROF. DR. VICTOR GANAP


KESADARAN RUMPUN MELAYU
MAPHILINDO

MALAYSIA

PHILIPINA

INDONESIA


KAWASAN INDUK
ASIA TENGGARA
INDONESIA
MALAYSIA
SINGAPURA
BRUNEI DARUSSALAM
THAILAND
BURMA
KAMPUCHEA
KAWASAN DASPORA
SAMUDAERA HINDIA


SAMUDERA ATLANTIK
BENGALI
MADAGASKAR
AFRIKA SELATAN


SURINAME
KAWASAN RASIAL
SAMUDERA PASIFIK
POLYNESIA


Populasi masyarakat Rumpun Melayu sekitar 300 juta jiwa
(Indonesia sebagai penyumbang terbesar).



LIMA BAHASA TERBESAR DI DUNIA
BAHASA INGGRIS
BAHASA SPANYOL
BAHASA PERANCIS
BAHASA MANDARIN
BAHASA MELAYU (Lingua franca Asia Tenggara)


Proses lahirnya karya seni:
  1. Poietic : merupakan silogisme (ilmu semiotika yang sebetulnmya non-konvensional, tdk). Kemampuan untuk melahirkan sesuatu (poietic)
  2. Immanent : wujud karya seni secara nyata.
  3. Esthesic ialah kemampuan untuk menerima.
Ketiga ini disebut treepartisic semiotic.

Dari sumber sejarah bahwa yang nama Melayu selalu terkait dengan budaya Islami (tiada Melayu tanpa Islam).

Gujarat terbagi dua: Gujarat Hindu, dan Gujarat Islam. Gujarat Hindu mempecayai dilarang berlayar, sedangkan Gujarat Islam tidak kepercayaan seperti itu, maka mereka berdagang mengembangkan agama Islam ke Indonesia.

Budaya Islam mempengaruhi budaya Melayu, tetapi tidak itu saja, juga budaya barat (oxidental) seperti dondang sayang, keroncong, komidi istambul, tapi juga budaya timur (oriental) yang melahirkan budaya-budaya tradisi.

Seni-seni Islami sangat mempengaruhi cara berkesenian.  Apa yang Islami dibalik seni yang kita laksanakan selama ini sbb:

Tabel
SENI ISLAMI

BIDANG SENI
ETIKA ISLAM


Seni Musik
  1. Wawasan gender
  2. Monotone (melodic & rhythmic)
  3. Nasal Voice
  4. Bersimpuh
Seni Tari
  1. Wawasan gender
  2. Kostum penuh
  3. Gerak monotone
  4. Bersimpuh
Seni Karawitan
1.      Wawasan gender
2.      Monotone (rhythmical)
3.      Nasal Voice
4.      Bersimpuh
Seni Teater
  1. Wawasan Gender
  2. Kostum Penuh
  3. Akting monotone (non-dramatik)
  4. Pelakon merangkap penari
Seni Rupa
  1. Wawasan gender
  2. Kaligrafi (Iqrak)
  3. Monotone (warna)
  4. Non-image (makhluk hidup)

Venesia sbg pusat perdagangan dari Timur (termasuk Arab, India dan China), dan krn begitu tingginya cadangan komoditas itu sehingga menghabiskan emas-emas orang Eropah; akhirnya mereka sadar tentang hal itu dan berusaha mencari sendiri ke Timur.

Kenapa orang Eropah mau dg kekuatan militer untuk hanya menguasai rempah-rempah, yaitu untuk mengamankan/mengawetkan stok daging pada musim dingin dimana rumput tidak ada.

Kenapa Islam mengalami kemunduran, karena perempuan2 Islam tidak diberdayak secara kodrawi, sehingga kaum perempuan mengalami kemunduran dalam dinamika kehidupan.

Kebetulan kelahiran peranan perempuan Eropah sejalan dg kelahiran gerakan-gerakan Post-modernisme, yaitu munculnya Humanisme yang melahirkan Humaniora baru, salah satunya ‘pusat kajian wanita’ seperti di UGM, karena selama ini mendapat diskriminasi dari kaum laki-laki.  Hal ini juga terjadi di Barat yang tidak ada karya-karya musik, sastra, lukis dari wanita yang diproduksi diterbitkan untuk pasaran, dll, seperti nama samaran Chovan = kekasih Chovin.
Kenapa pertunjukan seni pada malam hari, kenapa tidak pagi, berarti pertunjukan dikuasai oleh laki-laki, sedangkan malam hari adalah dunia laki-laki, dan perempuan dibatasi terlibat, maka muncullah kajian feminisme sebagai dampak dari kajian wanita.
Ending musik barat = maskulin ending dg do tegas; adalagi feminim ending dg do yang tidak tegas.
Cerita sinetron yang tidak selesai2 yang berkepanjangan di TV, ini disebut juga dengan naskah feminisme, karena maskulin adalah mulai, jalan, dan selesai, dan yang jadi penderita selalu wanita.

Sebetulnya qasidah, nasyid sebetulnya tidak Islami lagi dari segi karakter musik Islami yang monotone (melodic & Rhythmix). Pengertian monotone, pada saat agam Kristen masuk ke Indonesia, para pendeta melarang tradisi-tradisi kita dipakai untuk agamanya, sekaligus mengambil andil mematikan tradisi kita; kemudian timbul gagasan baru dg menggunakan tradisi untuk materi lagu di kristen; kristen katolik menamakannya dengan inkulturasi, sedangkan kristen protestan menamakannya dengan kontekstualisasi.  Jadi pengertian monotone tergantung kepada situasi masing-masing.

Masalah Nasal Voice (sengau) yang ada pada linguistik bahasa Arab; bagaimana dengan dunia seni.
Sebetulnya bagi laki-laki, bahwa nasal atau tidak nasal adalah tidak masalah, tetapi bagi perempuan ada masalah, karena wanita dilarang membuka mulut lebar-lebar, apalagi di depan Sultan Jawa, begitu juga dalam Islami membuka mulut lebar sama dengan membuka aurat.  Jepang, china menggunakan nasal.  Dengan demikian, wanita Islami terpaksa meminimalkan membuka mulut, sehingga melahirkan suara nasal;  lain halnya di Barat yang harus membuka mulut selebar mungkin.
Kita masih untung menggunakan barat trbatas pada masalah teknik dan metode, dan materinya masih tradisi, sedangkan di Jepang materinyapun sudah lagu dari Barat.

Sikap Bersimpuh adalah sifat Islami, yaitu merendahkan diri pada Allah
Seni Islami adalah seni yang rhytmical, seperti tamburin, rebana.


Tradition &

  1. Seni yang tidak bertentangan dengan AlQur-an dan Hadist.
  2. Seni yang tidak melanggar hukum/adat/kaidah.
  3. Seni yang berbasis kearifan lokal.
  4. Seni yang berakar dari budaya tradisi Melayu.
  5. Seni yang berkembang dari berbagai pengaruh luar pada masyarakat Rumpun Melayu.
  6. Seni yang berwawasan gender.
  7. Seni yang bertemakan kerakyatan.
  8. Seni yang menjadi bagian dari budaya massal.
  9. Seni sebagai art by acculturation.
  10. Seni yang memanfaatkan kemajuan teknologi.

Diatonis sudah merambah ke bumi Minangkabau, ada benang merahnya, buktinya ada keyboard adalah ada kandungan kromatic sebagai simbol diatonis.  Kalau ada kandungan kromaticnya maka ia adalah diatonis, dan kalau tidak ada kandungan kromaticnya, maka ia adalah modus.  Tak Tontong sebetulnya modus, kecuali kalau diharmonisasikan dengan permainan keyboard.

Geovani, Palestrin tokoh contrapunk vokal (modus) gregorian, tetapi Bach menjadikan contrapunk instrumental dimana Bach merubah modus menjadi diatonis.
Sedangkan Ilmu Harmoni berkembang di Amerika, yang sebetulnya bisa digunakan oleh untuk SATB tidak bisa untuk menganalisis instrumental.  Kita tidak pernah mengenal tradisi harmoni, dan kita hanya mengenal tradisi monophony, polyphony, atau unisono; artinya linear bukan vertical atau harmoni.

Budaya Massal (Mess-Culture) lawannya (High-Cultur) tetapi jangan dibalik lawannya (Low-Culture).  Ciri High-cultur tidak membutukan penyebaran, tidak butuh iklan/promosi, dia hanya butuh konservasi.  Mess-Culture dikonsumsi oleh massal dan perlu diproduksi secara massal sehingga membutuhkan promosi.

Art by distination yang diciptakan oleh suatu kelompok masyarakat yang ditujukan oleh konsumsi oleh masyarakt itu sendiri, sedangkan art by acculturation adalah seni yang mereka produksi harus bisa dinikmati oleh orang lain, mempunyai daya saing yang tinggi, dan layak dinikmati oleh nasional dan internasional.
Semakin tinggi kada akultrasinya, maka semakin pendek umurnya, sekali pakai buang, seperti seni wisata, sehingga tidak layak sebagai art-work, tetapi kitch (seni cemoohan).


Presentasi 2 menit semester II ttg Seni Rumpun Melayu

  1. 4Nadya: masalah Ras Melayu dan masalah Bahasa, serta Islam, dan Istilah Nusantara (cukup jelas dan baik), Malay Archipilago (cukup ada Diskusi).
  2. Sri MK: Masalah Istilah Melayu dan asal usul Ras Melayu (hanya kesimpulan).
  3. Delmitra: Sastra Sufi dan Tarian dan Musik Sufi (sudah menghubungkan dengan pandangan buku, walaupun masih berbau kesimpulan).
  4. 5Muhsin Ilhaq: masalah nilai seni melayu (sebelum dan sesudah agama Islam), (cukup berasal dari berbagai sumber, dan cukup ada analisisnya, tetapi masih berbau kesimpulan, belum diskusi).
  5. Ninon Syofia: masalah tari Melayu: tradisional dan modern (masih berasal dari tulisan, kesimpulannya cukup analisis).
  6. Maizarti: masalah tari (realisasi tari pada masyarakat Melayu, analisis dan diskusinya belum ada, berupa simpulan).
  7. Nurmalena: masalah teater (hanya simpulan tulisan, tidak ada analisis).
  8. Erwanto: masalah zapin (juga simpulan, tidak ada diskusi).
  9. Wirma Surya: masalah tari Melayu (simpulan saja)
  10. Doni Febri Hendra: teater Melayu (simpulan saja).
  11. Zasmili Indra Roza: masalah sastra pantun (menganalogikan contoh dengan pantun Bengkulu, simpulan, cukup ada sumber lain).
  12. Yusmarni: masalah sastra (simpulan saja).
  13. Hidayatmi:????
  14. 2Yade Suraya: pertumbuhan budaya Melayu (cukup analisis dan sudah berasal dari sumber lain).
  15. Ramdhan S: masalah budaya etnik (simpulan saja).
  16. Nofi Rahmanita: masalah Kriya (simpulan didukung pendapat, tetapi masih simpulan, tetapi sudah informasi dari buku lain, tapi masih kurang).
  17. Ferawati: masalah seni rupa (simpulan saja)
  18. Asmidar: masalah seni kriya (simpulan, tapi sudah ada sedikit analisis dan perbandingan).
  19. 3Alipuddin: dunia melayu dan kesenian melayu (analisisnya baik, didukung oleh teori)
  20. Marwati: masalah musik melayu (simpulan, dg cukup ada analisis sedikit).
  21. Yolanel Drita: masalah seni dan kebenaran dan hukum (simpulan, tetapi cukup ada analisis yang menganalogikan dengan adat).
  22. Rusyda Laili: musik Melayu pengaruh Arab dan Parsi (simpulan, ada hubungan dengan analogi upacara adat, dan masalah musik Islami, sedikit ada perbandingan).
  23. Nahdatul H: masalah ras melayu, dan masalah kebudayaan (simpulan saja, sedikit memberi perbandingan dan analisis pada kriya dg buku lain)
  24. Evadila: masalah tari melayu Deli (simpulan saja)
  25. Indra Jaya: masalah gamaik (simpulan saja).
  26. Hendrizal: masalah priode pengaruh budaya lain terhadap Melayu (simpulan saja, sedikit analisis ttg adat bersendi syarak dg suku-suku terasing).
  27. 7M. Arif Anas: sastra sufi di alam Melayu (cukup ada analisis dg analogi barzanji dan perbandingan= cukup baik).
  28. Ronaldi: musik Melayu (simpulan saja, sedikit telusuran sejarah)
  29. Ernawita: seni tari Melayu (salinan saja)
  30. Noni Lestari: seni tari Melayu (simpulan saja, sedikit analisis zapin).
  31. Theresa Febrysta:????
  32. Nike Suryani: masalah zapin (simpulan saja, sedikit analisis zapin)
  33. 6Husni Mubarat: tumbuh dan berkembangnya seni rupa Melayu (baik analisis)
  34. 8Loli Rusman: kriya Melayu di Minangkabau (cukup analisis, bersumber dari buku-buku lain)
  35. 1Saridan: kriya Melayu khusus seni Bina Melayu (cukup analisis, dan bersumber dari bacaan buku, menarik sekali)
  36. AlFalah: masalah rebab (simpulan saja, sedikit).


Konteks ujian ini sekaligus semacam latihan-latihan untuk presentasi makalah.
Mungkin yang perlu digarisbawahi ialah maslah tradisi lisan yang belum tersinggung sedikit pun.


Kuliah merupakan suatu kegiatan akademik yang begitu penting sekali dalam sebuah perguruan tinggi.
Akademik: academos = taman yang berawal dari masa-masa Yunani Kuna. Ada kisah Socrates ttg 3 filter akademik: bahwa suatu ketika dia didatangi leh mahasiswanya untuk menyampaikan berita, tetapi sebelum itu anda harus melwati 3 filter akademik: 1) apakah berita itu ‘sesuatu yang benar’, ttp mhs menjawab, bahwa “saya belum yakin bahwa berita itu benar” = saya tidak yakin kata mhs; tetapi filter yang ke 2) apakah berita itu ‘sesuatu yang baik’ = mhs menjawab saya juga belum yakin; artinya kalau yang mau dibicarakan itu yang buruk (kata-kata kotor, menyakitkan, dll), kalau tidak bisa begitu, lebih baik diam [diam itu emas]; filter ke 3) apakah berita itu bermanfaat untuk saya atau untuk siapa saja yang berkeperntingan; mhs menjawab juga belum yakin [socrates dg tegas menanyakan balik].  Akhirnya mhs itu mundur dan tidak lulus.

Apa berita mhs itu? 1) gosip 2) mendeskreditkan, 3) sensasi (bukan sesuatu yang akademik, tetapi sangat pribadi, sangat subjektif).  Ternyata berita itu ialah bahwa “dia mendengar gunjingan bahwa isterinya selingkuh”, maka sampai socrates meninggal, dia tidak tahu bahwa isterinya selingkuh.
Kesimpulannya: kita perlu menyeimbangkan antara Rasio dan Akal.

Rentangan priode yang terpanjang ialah abad pertengahan (400-an – 1400-an), di sini banyak sekali yang terjadi dalam rentangan waktu ini.

Struktural = sesuatu yang sempurna, tidak bisa dipakaikan untuk humaniora.
Universal = sesuatu yang sama di dunia, tetapi tidak ada yang betul-betul universal, makanya lebih tepaat dengan istilah :”meaning interpretasi.”
Justifikasi = pembenaran.

Interpretant = memberikan hak kepada semua orang untuk menerima kesan yang muncul, kalau pd interpretasi yang layak ke dalam tulian ialah para keritikus musik.

Komposer itu tidak mempunyai tendensi untuk menyampaikan sesuatu dalam karyanya, tetapi silahkan penonton menilai.



Kontemporer ada keinginan mencari sensasi

Fakta musikal itu tidak saja terdiri dari unsur-unsur sonorous, tetapi juga pada fakta kinestetik dan fakta visual, seperti gesture tubuh (fakta kinestetik), dan fakta visual: setting panggung, penonton penuh, enterior gedung, alur pertunjukan semenjak anonser hingga urutan acara, terus ke aplous penonton, termasuk teknik dan gesture kondukter dan musisi (fakta kinestetik).

Multiple Dimensions of Musical Fact oleh Jean-Jacques Nattiez.

Perbedaan klasik dan romantik adalah pada ekspansi dinamiknya.

Gladi Resik (bhs Jawa) = General Repitisi.

Dalam semiotik itu = cara mencari pembenaran dengan cara pandang yang berbeda atau menjungkir balikkan fakta.
Dalam musik klasik mutlak kesetiaan kepada partitur, tetapi dibalik itu terdapat improvisasi-improvisasi kecil.

Musisi Barat sudah bosan dengan orkestrasi musiknya, sehingga mereka mencari pelarian kepada Futuristik dengan komputer, atau exotic yang menoleh kepada musik-musik etnik.

Pianis dengan meluncurkan jarinya dalam memainkan akor (unsur kinestetik) sudah dirasakannya sebagai kedalaman rasa/jiwanya; atau pun melahirkan kesan cressendo yang diatasi dengan jari-jemari kinestetik; begitu pentingnya peranan fakta kinestetik.

Jadi rekaman musik hanya berfungsi untuk obyek penelitian musik, bukan untuk dinikmati sebagai bunyi yang kehilangan kinestetik.

Orkes klasik dua kali lebih besar dari barok, orkes romantik dua kali lebih besar daripada klasik.

Saling melemparkan senyum antara satu solis dengan solis lain adalah suatu fakta musikal yang sangat penting yang tidak ingin terlewatkan dalam konser orkestra.  Jadi penikmatan suatu konsert harus dinikmati secara total (sonorois, fakta kinenetik, fakta visual); karen pada saat pertunjukan itu, para sosial akan berkelahi/berperang dll.

Music making = mencipta musik atau menggelar musik, tetapi arti umumnya ialah menggelar musik oleh Dane Harwood.  Jadi pemainlah yang bisa membuat music making.  Tetapi tidak saja musik itu digelar, namun juga bagaimana cara musik itu diciptakan, dan bagaimana musik itu didengarkan dinikmati; artinya penonton dan komponis itu dan penonton mempunyai hak yang sama (secara semiotik), walaupun secara konvensional adalah milik komposer.

Cross-Cultural Universality (Cannot be found in Immanent structures) oleh Cahrles Boiles.  Artinya kita tidak bia menemukan hal yang universal/benang merahnya dalam suatu persilangan budaya.

Piano Trio: Piano, Cello, dan Biola, sering juga disebut dengan Trio di Zaman Klasik.

Kalau tidak bisa ditemukan dalam struktur yang Immanent maka dicari pada struktur kedalaman, struktur kejiwaan.
Keinginan untuk berprilaku musikal inilah yang menjadi benang merah suatu komposisi yang tidak universal.

Universality ini High Probability oleh Immanuel Kant, pribahasanya:
not seeing separate Man from Object
not hearing separate Man from Man
Ear is the most important sense organ of human being.

Telinga adalah indra terakhir yang aktif, atau kebalikannya indra pertama untuk mendengar. Dilanjutkan dengan cerita ttg anak baru lahir dan ibunya ttg masalah sentuhan kulit.





UJIAN PENGKAJIAN MUSIK NUSANTARA II
19 DESEMBER 2009

MARWATI: masalah musik Indonesia dan australia(deskripsi umum, agak kurang lancar). Sedang-sedang saja.
Tanggapa buk Nel: langsung membicarakan musik Indonesia (saran: sebaiknya bicarakan apa itu musik nusantara, sebaiknya diperdengarkan dulu, tdk menampilkan Jepang.

YOLANEL: sedikit ttg Meriam, musik India: masalah “Guru”, raga.
Tanggapan Marwati: sebaiknya ttg kebudayaan India, aspek sosial, pola kebudayaan, tradisi yang berlaku,

RUSYDA LEILY: musik Indonesia (cukup lancar)
Penanggap Buk Del: masalah usul memasukkan aguang jana

DELMITRA: masalah musik oceanea ttg Dijeridu, ukulele, musik rahasia (cukup lancar).
Penanggap Laily: 

NADIA FULZY: Lancar
Penanggap Ni Sri:

Sri MK: masalah India, China dan Jepang.
Penanggap Nadya: tanggapan nadya bagus juga.


0 Response to "BANGSA MELAYU NUSANTARA"