POLIGAMI


                                          POLIGAMI 
                                                  monolog
                                             PUTU WIJAYA 

(pementasan harus dengan izin penulis: Astya Puri 2/A9, Jl. Kertamukti, Cirendeu, Jkt-0217444678) 
 

LATAR BELAKANG HITAM. 3 METER DI DEPANNYA SEPERTIGA BIDANG BELAKANG ADA LAYAR PUTIH. DI BELAKANG LAYAR ITU ADA FOOT LIGHT UNTUK MENCIPTAKAN BAYANGAN DI LAYAR PUTIH. DI DEPAN LAYAR PUTIH ADA LEVEL. DI BIBIR DEPAN PANGGUNG ADA FOOT LIGHT UNTUK MENCIPTAKAN BAYANGAN BESAR DI LAYAR PUTIH BAGI PARA PEMAIN YANG ADA DI PANGGUNG. KALAU TERCIPTA BEBERAPA BAYANGAN SEBAIKNYA BAYANGAN ITU BERVARIASI BESARNYA DARI KECIL HINGGA BESAR SEKALI MEMENUHI LAYAR. SEBAIKNYA DI BAGIAN ATAS LAYAR PUTIH ADA CAHAYA ULTRA VIOLET UNTUK MENIMBULKAN KESAN MISTIS. 
SEORANG WANITA MASUK KE PANGGUNG MEMIKUL KURSI SAMBIL MENANGIS. DI PANGGUNG IA NGELAP KURSI ITU SAMBIL TERUS TERSEDU.. 
MUNCUL DALANG (DAPAT DIMAINKAN OLEH LELAKI MAUPUN PEREMPUAN ) 
DALANG
Nasib kaum perempuan sungguh menggenaskan. Dari zaman baheula sampai sekarang mereka selalu jadi korban. Kalau tidak dipaksa banting tulang di sumur atau di dapur, mereka disiksa, didera di tempat tidur. Penderitaannya terus mengejar sampai ke liang kubur. Tak heran kalau mereka menangis seumur-umur karena kasibnya babak belur. 
Setiap malam, ada seorang perempuan muda berdoa di samping tempat tidurnya. Matanya berkaca-kaca. Suaranya terbata-bata. Ia tidak mampu memejamkan mata, sebelum menumpahkan rasa dengan kata-kata yang sama selama bertahun-tahun. 
UPI:


Siapa pun yang bisa mendengar suaraku ini, aku hanya mohon pengertian dan kerjasamanya. Hatiku hancur berkeping seperti lagu yang dibawakan oleh Broery Marantika. Namun aku tidak menyerah. Aku masih tetap mau hidup, tetapi tidak dengan luka seperti yang dialami oleh nenek dan ibuku serta seluruh kaumku di seluruh Tanah Air tercinta ini. 
Nasib perempuan di negeri ini memang rawan. Kami selalu dihinakan, dikesampingkan, dikorbankan dan ditindas oleh masyarakat yang sebenarnya dikuasai oleh laki-laki. Kami perempuan dipuja, dininia-bobokkan, disanjung-sanjung bagai bunga dalam jambangan bunga porselin yang harganya ratusan juta. Supaya kami diam, bungkam dan tidak mampu lagi berkata. Lalu kami akan manut saja diinjak, dikibulin, dicaci-maki, dikadalin dan dicipoain oleh laki-laki. Baik dia masih menjadi pacar atau pun sesudah sah menjadi suami, apalagi bos, termasuk yang sudah tua bangka yang semakin berkobar-kobar kebandotannya.. 
Nenekku adalah perawan desa yang nomor satu kecantikan dan potongan tubuhnya di kampung. Bagaikan anjing-anjing di musim kawin, para lelaki berdatangan dari seluruh penjuru, menyembah dengan berbagai iming-iming, harapan muluk dan kasih-sayang melimpah, agar dapat merengut nenek sebagai istri. Jangankan harta dan kehormatan, nyawa pun akan direlakan, kata mereka. Tetapi begitu nenek menyerah pada bujukan seorang laki-laki yang kemudian adalah bapak ibuku dan kakekku, hidupnya langsungng berguncang. Hanya satu minggu nenek dimanjakan, pada hari ke delapan, kakek kabur, kembali ke pada sembilan istrinya yang sudah gentayangan mencari. Nenek meratap dengan janin ibu di dalam perutnya. Ia mengutuk kakek yang sudah menipunya, tetapi apa daya nasi sudah jadi kerak. Dia hanya berpesan kemudian kepada ibu, hati-hati berhadapan dengan laki, katanya, jangan percaya mulutnya, jangan percaya janji-janjinya, tatap mereka dengan tegas, jangan berikan kesempatan mereka menipu lagi!” 
Ibuku, putri nenekku yang cantiknya juga mewarisi kemolekan nenekku mendengar, mencatat dan menyimak baik-baik pesan nenek. Tetapi giliran ia dikerubuti para lelaki, digerayangi rayuan gombal, hatinya lumer. Akhirnya ibu bertekuk lutut pada seorang lelaki yang dianggap paling baik, paling bisa dipercaya yang menghaku masih perjaka, di samping kantongnya juga berisi. Tapi tidak seperti yang dialami oleh nenek, jadi bukan delapan hari, baru tiga hari pernikahan, suaminya, bapakku, sudah mulai main gampar. Ibuku ditendangnya, dimaki-maki dikatakan sudah tidak perawan, mata duitan, mau menguras duit kekayaan orang tuanya. Dan akhirnya dia juga kabur bersama seorang janda kaya sambil membawa semua perhiasan-perhiasan milik ibu. Tewrnyata istrinya juga sudah lima
Hidup kami di negeri ini memang rentan, kami semua perawan di sarang penyamun. Ditanggapi sebagai manusia kelas dua. Semua fasilitas, jabatan, hak-hak, lebih memanjakan lelaki. Perempuan disisihkan, dipoligami, diperlakukan sebagai sawah. Orang belum merasa punya keturunan kalau belum punya anak laki. Kalau mencari pekerjaan, bukan kepintaran dan ijazah kami yang dinilai tetapi kecantikan dan keberanian kami melayani bos-bos seperti suami sendiri. 
Perempuan kalau salah sedikit saja, langsung masuk les hitam. Salah ngomong disumpahi judes dan kurang ajar. Keluar rumah malam hari dianggap jalang, padahal itu tugas untuk menjaga asap dapur. Sementara laki-laki, makin jahat makin dihormati. Sudah jelas koruptor, penipu, pembunuh, pembantai hak-hak azasi, masih saja disanjung-sanjung bahkan diangkat menjadi pejabat. Tak sedikit yang mendapat tempat di Makam Pahlawan. Tak heran kalau pahlawan seperti Bung Hatta ogah dimakamkan di sana
Perempuan kalau melirik laki-laki dianggap aib. Tapi kalau lelaki menjahanami banyak perempuan dibanggakan sebagai jantan dan jagoan. Ini semua tidak adil. Keadilan seperti bukan hak perempuan. Kemanusiaan juga sudah mengabaikan perempuan. Karena itu kalau boleh memilih lagi, aku tidak mau dilahirkan sebagai perempuan. Aku ingin menjadi laki-laki. Aku ingin membalas semua penderitaan nenek dan ibuku serta perempuan-perempuan yang sudah dipoligami. Aku tidak mau lagi menjadi perempuan karena itu berarti korban! 
UPI TIDUR DENGAN MELETAKKAN KEPALANYA DI PANTAT DI KURSI 
DALANG
Baru setelah berdoa seperti itu, perempuan itu merasa dadanya plong. Ia tahu tak ada yang yang akan mau mendengarkan apa permintaannya. Tetapi ia tidak peduli, ia terus saja berdoa dengan kata-kata yang sama. 
Pada suatu malam. Sunyi bagai kehidupan berhenti. Setelah selesai berdoa, perempuan itu siap untuk berbaring. Tiba-tiba jendela merintih disodok angin malam. Lalu terdengar suara. Besar dan seram. 
DALANG KE BELANG LAYAR PUTIH. LAMPU DI BELAKANG LAYAR PUTIH MENYALA. LAMPU DI DEPAN REDUP. DALANG MEMBUAT BAYANGAN SERAM DI LAYAR PUTIH. 
DALANG:
Anakku, kaukah yang selalu berdoa itu? 
UPI TERBANGUN. 
UPI:
Siapa itu? 
BAYANGAN MISTERIUS:
Kau tak perlu tahu siapa aku. Kau tak akan pernah melihat kecuali mendengar. Tapi aku mendengar setiap katamu bahkan yang belum sempat kau ucapkan. 
UPI TERKEJUT 
UPI:.
Kamu siapa? Tuhan? 
BAYANGAN MISTERIUS TERTAWA 
BAYANGAN MISTERIUS:
Bukan. Aku hanya seorang pendengar. Jadi kamu benar-benar ingin lahir sebagai laki-laki? 
UPI MENJAWAB TEGAS 
UPI:
O ya! Jelas! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Kamu tahu apa artinya menjadi laki-laki? 
UPI:
Kenapa tidak?!! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Apa artinya lelaki? 
UPI:
Lelaki adalah kebebasan, kekuasaan, kesewenang-wenangan. Dengan menjadi lelaki akan aku tebus dendam yang sudah mendera nenek dan ibuku. Akan aku balikkan nasib perempuan. Akan aku bayar kontan seluruh penderitaan mereka! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Kamu tahu apa konsekuensi perempuan menjadi laki-laki? 
UPI:
Konsekuensi apa? 
BAYANGAN MISTERIUS:
Perhatikan baik-baik, perempuan dan laki-laki itu banyak perbedaan! 
UPI:
Bahwa perempuan lebih lemah dari laki-laki? Cih! Itu tahyul! Tahyul yang dibuat oleh laki-laki yang didongengkan untuk melumpuhkan perempuan. Baca buku Sarinah Bung Karno, lihat kenyataan, perempuan lebih kuat dari lelaki. Perempuan yang lebih banyak bekerja, laki-laki hanya tukang senang-senang. Semua itu isapan jempol. Beri perempuan kesempatan yang sama, posisi yang sama, adu siapa yang akan menang, laki atau perempuan? Jangan sombong! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Bukan perbedaan kemampuan maksudku, tapi perbedaan phisik! 
UPI:
Itu juga tahyul yang diciptakan laki-laki!. Rata-rata perempuan lebih panjang usianya dari lelaki! Ya tidak! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Benar. Tetapi lelaki memiliki sesuatu yang tidak dimiliki perempuan! 
UPI:
Bohong! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Nah itu juga bedanya, perempuan lebih emosional dari laki-laki! 
UPI:
Ah prek! Omong kosong! Dasar penipu! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Ya sudah kalau tidak mau dengar! 
UPI:
Apa? Apa coba! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Laki-laki punya sesuatu yang tidak dimiliki perempuan. 
UPI:
Bohong! Apa? 
BAYANGAN MISTERIUS:
Daging lebih! 
NAMPAK BAYANGAN HANDUK KECIL YANG DILILITKAN MENJUNTAI BERGOYANG-GOYANG DI LAYAR. PEREMPUAN ITU TERTEGUN TETAPI KEMUDIAN MENGERTI SETELAH MELIHAT BAYANGAN ANDUK YANG TERUS BERGELANTUNGAN  ITU. 
BAYANGAN MISTERIUS:
Nah, kalau kamu sudah mengerti, kalau mau menjadi lelaki, kamu harus tukar guling untuk menebus daging lebih itu, baru bisa jadi lelaki! 
UPI MENGACUNGKAN KELINGKING KIRINYA 
UPI:
Baik. Jari kelingking ini tidak ada gunanya, ambil saja ini untuk tukar guling! 
BAYANGAN MISTERIUS:
Kelingking?! 

UPI: 
Ya. Sama-sama daging kan? Memangnya mau daging kuda? 

BAYANGAN MISTERIUS:
Tapi masak kelingking? Kecil amat, nanti kamu menyesal! 
UPI:
Oke kalau begitu ambil dua-duanya! 
UPI MENGACUNGKAN KELINGKINGNYA YANG LAIN. 
BAYANGAN MISTERIUS:
Dua? Yang bener saja. Untuk apa dua, malah kamu nanti kelihatan serem. Satu saja cukup, asal yang mantap! 
UPI BERPIKIR. KEMUDIAN IA MENJULURKAN KAKINYA. 
UPI:
Kalau begitu ambil jempol kakiku! 
BAYANGAN MISTERIUS HILANG DI LAYAR, MUNCUL DALANG. IA MENGHAMPIRI UPI DAN KEMUDIAN MENGUKUR JEMPOL KAKI UPI> 
DALANG:
(MELANJUTKAN SUARA BAYANGAN MISTERIUS) Nah kalau ini lumayan gagah. Oke, jadi! (LALU KEMBALI MENGOMENTARI SEBAGAI DALANG) Lalu suara itu hilang dan jendela tertutup kembali. Perempuan itu tertawa. 
UPI TERTAWA. 
DALANG:
Kurang bagus. Kurang sinis. 
UPI MENGULANGI TERTAWA SEPERTI YANG DIHARAPKAN DALANG. 
DALANG:
Ya itu lumayan (KETAWA) 
UPI TERUS KETAWA MENGEJEK DIRINYA 
UPI:
Gila. Itu pasti suara dari hati kecilku sendiri. Kalau kita lagi suntuk, kita lebih banyak ngobrol dengan diri kita sendiri. Sialan. Buat apa aku peduli semua itu!” 
UPI MELANJUTKAN MELETAKKAN KEMBALI KEPALANYA DI PANTAT KURSI MELANJUTKAN TIDUR. 
DALANG:
Perempuan itu lantas berbaring dan tidur. Mimpinya panjang dan indah. Tapi pagi-pagi pintunya digedor. Ibunya berteriak. 
PINTU DIGEDOR DAN MUNCUL IBU MEMBAWA SAPU SAMBIL MEMUKUL-MUKULKANNYA KE LEVEL. 
IBU:
Upi! Upi! Upiiiii! Bangun, udah siang! Mau ke kampus tidak?!! 
UPI BANGUN. DIA HENDAK MEMBUKA PINTU, TAPI DALANG MENAHAN. 
DALANG:
Upi bangun. Dia lupa memakai kembali blusnya, karena dia biasa tidur telanjang. 
UPI BERDIRI DAN HENDAK MELEPASKAN PAKAIANNYA TELANJANG. DALAMNG CEPAT MENCECAH. 
DALANG:
Stoop kamu kau ngapaiin? RUU APP sudah disahkan kamu bisa diseret kepenjarea damn didenda milyardan. Cukup pakai imajinasi. Penomntonm sudah mengferti kok kamu telanjanbg. (MENENGOK KE PENONTON) Ya kan? Bayangkan saja di telanjang. Bangun toidur langusng membuka [pintu. (MENDORONG UPI) 
UPI LANGUSNG BERGEGAS KE PINTU. IBUNYA MENJERIT. UPI IKUT TERKEJUT. 
UPI:
Kenapa Bu? 
DI LAYAR PUTIH KEMBALI BAYANGAN HANDUK ITU TERJURAI. IBU MENUNJUK KE SELANGKLANGAN UPUI. 
IBU:
Daging lebih! (MENUTUP MATA DAN PERGI) 
UPI MELIHAT KE SELANGKANGANNYA DENGAN TERKEJUT LALU MENCOBA MENUTUPINYA. KEMUDIAN I PERGI KE DEKAT LAYAR PUTIH DAN BERKACA. FDI LAYAR PUTIH NAMPAK POTRET WAJAH SEORANG LELAKI MNEMAKAU KUMIS TEBAL. UPI MENJERIT HISTERIS DAN JATUH. UNTUNG CEPAT DIAMANKAN OLEH DALANG. 
DALANG:
Perempuan mana tidak akan pinsan kalau bangun pagi menjumpai daging lebih dan kumis di bawah hidungnya seperti yang dimiliki oleh Slamer Raharjo (ATAU NAMA BINTANG FILM BERKUMIS LAIN YANG LAGI NGETOP) 
DALANG MENEMPELKAN KUMIS KE WAJAH UPI DAN KEMUDIAN MENOLONGNYA DUDUK DI KURSI. UPI MULAI TENANG DAN MEMNGELUS-NGELUS KUMISNYA. BICARA PADA PENONTON. 
DALANG:
Sejak itu Upi berubah menjadi laki-laki.
Laki-laki yang gagah, tampan dan meluluhkan iman gadis-gadis. Dan sesuai dengan apa yang diniatkan sebelumnya, ia langsung mengobral cinta.  
MUSIK. UPI MENARI BERSAMA BANYAK GADIS-GADIS SESUAI DENGAN APA YANG DIKATAKAN OLEH DALANG. 
Tiap hari pacaran. Tiap hari juga memutuskan hubungan. Tak sampai sebulan, semua perempuan dan janda-janda di kampung habis dikecewakannya. Upi menjadi seorang play boy. Ia terkenal sampai wilayah-wilayah lain. Ratusan perempuan yang sudah disakiti dan disiksanya. Dendam nenek dan ibunya mungkin sudah terbalas, tetapi karirnya menyakiti perempuan digenjot karena sudah merasa keenakan. 
Malang tidak dapat ditolak.  
SEMUA GADIS-GADIS ITU PERGI TINGGAL UPI 
DALANG:
Pada suatu kali, datang seorang pemain sinetron dari Jakarta. Wajahnya 7 kali lebih cantik dari Dian Sastro (atau nama lain) dan 10 kali lebih panas dari Marilyn Monroe (atau nama lain).  
MUNCUL SEORANG WANITA CANTIK 
DALANG:
Upi langsung jatuh cinta pada kerlingan pertama. Dengan menyusun kesepuluh jari, Upi berlutut di depan pemain sinetron itu, menyembah agar mau menjadi istrinya. 
DALANG PERGI. UPI DENGAN LANGKAH GAGAH SEORANG LAKI-LAKI MENDEKATI BINTANG SINETRON ITU.  
UPI:
Kalau kau cintai yang mencintaimu, cintailah dirimu
Kalau kau cintai dirimu yang kucintai, cintailah daku 
UPI BERSIMPUH, LALU MEMEGANG TANGAN PEMAIN SINETRON ITU.  
UPI:
Belum pernah aku demam seperti hari ini. Setelah melihat wajah dan kehadiranmu, aku lebih baik mati daripada melihat kamu jadi milik orang lain. Demi cintaku yang suci, jadilah ibu dari anak-anakku, jadilah istriku.” 
PEMAIN SINETRON TIDAK MENOLAK TAPI MENJAWAB DINGIN. 
BINTANG SINETRON:
Aku bersedia menjadi istrimu, tetapi dengan tiga syarat! 
UPI:
Jangankan tiga, seribu syarat pun aku bersedia!! 
BINTANG SINETRON:
Pertama, seluruh kekayaanmu, tanahmu, rumahmu, tabunganmu, kendaraanmu, sekarang juga dibalik nama menjadi milikku! 
UPI:
Ambil, ambil semuanya, bahkan gelarku pun boleh kamu pakai. 
BINTANG SINETRON:
Kalau kita punya anak, anak kita tidak akan pakai nama belakang keluargamu, tapi nama keluargaku! 
UPI:
Ah itu kecil, apa artinya nama! No problem! 
BINTANG SINETRON:
Yang ketiga, kamu harus berhenti memeluk agama, sebab aku ini atheis! 
UPI:
Apa sajalah, pindah agama, berhenti beragama, mati pun aku bersedia, asal kita bisa hidup bersama! 
BINTANG SINETRON:
Baik, kalau begitu, kita kawin sekarang. 
UPI BANGUN. MEREKA BERPANDANG-PANDANGAN. MUNCUL DALANG. 
DALANG:
Kok Cuma padan-pandangan, kuno, pelukan dong! 
KEDUANYA PELUKAN. 
DALANG:
Masak begitu pelukannya. Yang mesra dong Apa perlu dikasih contoh.  (MENARIK TANGAN UPIK, KEMUDIAN BEGERAK SEPERTI HENDAK MEMELUK BINTANG SINTERON, TAPI YANG KEMUDIAN DIPELUKNYA KURSI) Begitu! Meskipun cuma kursi tapi mesti total! Ayo! 
KEDUANYA NAMPAK RAGU-RAGU. 
DALANG:
Kok ragu-ragu, tidak akan ditangkap, kalian kan dua-duanya cewek (MENOLEH PADA PENONTON) ya nggak?! 
KEDUANYA LARI KE BELAKANG LAYAR, KEMUDIAN NAMPAK SILHUET ORANG BERPELUKAN. 
DALANG:
(KEPADA {PENONTON) Yah, apa boleh buat. Sutradaranya maunya begitu. Padahal dalam film Indonesia biasanya kalau cinta-cintaan pasti pakai slow motion. (KELUAR MENARIK PERAN IBU LALU MENGGANDENGNYA MELAKUKAN GERAKAN SLOW MOTION MENGELILINGI KURSI) 
IBU:
Aku bukan Upi, aku ini ibunya? 
DALANG:
Diem! Nggak apa-apa, kan cuma akting! 
SETELAH KELILING LALU MENOLAKKAN IBU SUPAYA PERGI. IBU MAU KEMBALI 
DALANG:
Udah cukup! Kan Cuma sampel. Keenakan! 
IBU KELUAR. DALANG MELIHAT PADA PENONTON. BAYANGAN DI LAYAR ANTARA UPI DAN BINTANG SINETRON TERUS MESRA-MESRAAN. 
DALANG:
Demikianlah Upi kemudian kawin dengan pemain sinetron yang jelita itu. Nampaknya sangat bahagia. Mereka selalu kelihatan mesra dan berpelukan ke mana-mana. Koran lokal menobatkan keduanya sebagai pasangan paling mesra tahun itu. 
DI LAYAR KEDUA PASANGAN MENJADI HEAD LINE DAN COVER MAJALAH. 
DALANG:
Tetapi sekali lagi malang tidak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih. Tak tersangka-sangka datang lagi seorang bintang film lain dari Jakarta. Ia melangkah bagaikan singa si Raja Rimba keluar dari hutan membuat hati semua perempuan bergetar. 
DALANG NEMBANG. KEMUDIAN TERDENGAR MUSIK DANGDUT. MUNCUL  PRIA PERKASA SAMBIL BERJOGET DENGAN GENITNYA. IA MENDEKAT MERAYU DALANG. 
DALANG:
Gagah perjkasa dan seksi, tatapan matamu, goyang pinggulmu meruntuhkan iman. Ya Tuhan kenapa kau mirip Syahrukan! Aduh tak tahan aku. Runtuh imanku! 
BAYANG-BAYANG BINTANG SINETRON MENOLAKKAN UPIK, LALU KELUAR MENGHAMPIRI. 
DALANG:
Mengapa kau tampan sekali Kan
DALANG YANG DIHAMPIRI MAU MEMELUKAN PEMUDA PERKASA, TAPI BINTANG SINETRON DATANG DAN MENOLAKANNYA. DALANG JATUH. LALU BINTANG SINETRON DAN PEMUDA PERKASA BERJOGET HANGAT, DIAKHIRI DENGAN PEMUDA PERKASA MEMBOYONG BINTANG SINETRON LARI. 
UPI KELUAR DARI BALIK LAYAR MENGEJAR. 
UPI:
Heee jangan dibawa itu istriku!!!! Yanggggggggggg! Yanggggg! 
UPI MENGEJAR. DALANG BERDIRI BERUSAHA MENGHALANGI, TAPI DIGAMPAR SEHINGGA SEKALI LAGI JATUH. 
UPI:
Yanggggg! (MENGEJAR KELUAR) 
IBU MASUK DAN MENOLONG DALANG BANGUN. 
DALANG:
Inilah nggak enaknya jadi dalang. Kalau pemainnya emosional, kita bisa dikepret sampai babak belutr. Padahal latihannya tidak begitu. Tapi begitulah. Nasib. Sekali pandang, bintang sinetron yang menjadi istri Upi, rontok imannya. Ia langsung mengejar bintang film yang mirip Shahrukan itu. Tanpa mempedulikan Upik, apalagi minta izin, Bintang Sinetron itu  kabur ke Jakarta untuk selamanya. (MELIHAT KE IBU) Dan ini siapa? 
IBU:
Ibunya U[pik. Masak lupa? 
DALANG:
Ibunya tidak ada urusan. Adegan Ibu sudah habis. Ayo masuk kotak! 
IBU:
Nonton aja. 
DALANG:
Tidak! Bikin kacau skenario saja! Panitia keluarkan dia! 
PANITIA MUNCUL DENGAN SEMPRITAN DAN MENGELUARKAN IBU. TINGGAL DALANG. 
DALANG:
Payah. Sekarang semuanya doyan panggung, tidak ada yang mau mundur. Ini mana pemainnya, kok lama sekali? 
UPI BERJALAN KEMBALI MASUK DENGAN PUTUS ASA. 
DALANG:
Nah ini dia. Tinggal Upi sendirian. Terperanjat, tak percaya, kenapa nasibnya sebagai lelaki begitu tak masuk akal tetapi nyata. 
DALANG MEMPERSILAKAN UPI DUDUK. UPI BUKANNYA DUDUK DIA MALAH MENENDANG KURSI. DALANG MENGAMBIL KURSI ITU DAN MENDEKATKAN KEMBALI PADA UPI. 
DALANG:
Sabar Setiap kekalahan selalu mengandung janji 
UPI:
Janji gundulmu! 
UPI MENGANGKAT KJURSI DAN MELEMPARKAN PADA DALANG, UNTUNG DALANG BERHASIL MNENYELAMATKAN DIRI. UPI MELEMPARKAN KURSI KE LAYAR PUTIH. LALU DI LAYAR PUIIH NAMPAK POTRET COVER MAJALAN UPI DAN BINTANG ITU RETAK SEPERTI KACA YANG PECAH. 
UPI:
Ya Tuhan, aku tak menyangka begini nasib lelaki pada akhirnya. Habis manis sepah dibuang. Istriku lari begitu saja ketika ada yang lebih perkasa. Harta lenyap sekejap mata bersama dia. Kekayaanku musnah. Harga diriku juga amblas. Kehormatanku juga sudah habis. Aku merasa lebih hina daripada tikus cerurut! Kalau begini caranya, tak ada enaknya jadi lelaki. Tak ada gunanya hidup dipertahankan lagi. Apa arti hidup tanpa harta dan kehormatan. Lebih baik aku mendahului takdir, meninggalkan dunia yang kejam ini! 
UPI MENGAMBIL KURSI YANG TADI DILEMPARKANNYA. IA MEMBAWA KE BIBIR PANGGUNG, LALU BERDIRI DI ATASNYA. IBU MUNCUL DAN BERDIRI DI TEPI BERTERIAK. 
IBU:
Upiiiii! Jangan!!!! 
DALANG MUNCUL DAN MEMBERI KOMENTAR. 
DALANG:
Tapi Upi sudah berdiri di tepi tebing yang tinggi. Batu-batu cadas nampak tajam dan seram di bawah sana. Kalau jatuh berarti fatal. Mengerikan. 
IBU:
Jangan Upiiii! (MENDEKAT MENGGAPAI UPI) 
DALANG:
Aduh ini lagi merusak acara! 
DALANG MENARIK IBU. 
DALANG:
Jangan terlalu dekat, dari jauh sudah kelihatan sama penonton. 
UPI:
Selamat tinggal dunia. Hidup ini ternyata tak seindah yang kubayangkan, tak ada perlunya lagi aku menunggu. Aku jemput akhir riwayatku yang tak ada gunanya ditunggu lagi tanpa kehormatan diri. Maafkan aku. Selamat tinggal! 
IBU:
Jangan bunuh diri Upi! 
UPI:
Apa gunanya hidup tanpa harta, tanpa kehormatan, tanpa harga diri. Apa gunanya menjadi lelaki kalau yang aku dapatkan hanya pengghinaan dan nasib busuk begini. Selamat tinggal. 
UPI SIAP MELOMPAT. 
IBU:
Upiiiiii! 
UPI:
Selamat tinggal dunia! 
DALANG LARI KE DEKAT UPI DAN MELEMPARKAN POTOMNGAN-POTONGAN KERTAS KECIL. 
DALANG:
Upi melompat. Tubuhnya melayang jatuh ke tebing. Sebentar lagi batu-batu cadas itu mencabiknya jadi berkeping-keping. Darah akan muncrat. Kepalanya mungkin akan pecah. 
IBU:
Upiiii! 
DALANG:
Tangannya akan putus.  
IBU:
Upiii! 
DALANG:
Upi yang sudah menjadi laki-laki gagah, tampan dan digilai orang sekampung itu hanya akan tinggal sebagai kenang-kenangan buruk. Oh nasib! Tetapi beberapa centi sebelum dihajar oleh cadas, ketika tubuh Upi yang melayang jatuh itu hampir berantakan, tiba-tiba, tiba-tiba:  Upi terbangun, sadar dari tidurnya. 
IBU:
Upiiiiii! Bangun! Bangun! Sudah siang! Nanti kamu telat pergi ke kampus! 
DALANG MUNDUR DAN MENARIK IBU PERGI. UPI NAMPAK BINGUNG. IA DUDUK DI KURSI KEBINGUNGAN SEPERTI BARU KELUAR DARI MIMPI BURUK. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN DALANG MUNCUL LAGI. 
DALANG:
Rupanya hanya mimpi. Seluruh kekacauan itu tidak benar-benar terjadi. Upi bengong. Ia memandang ke seluruh kamar. Masih tetap seperti kemaren. Tidak ada yang berubah. Tiba-tiba Upi kaget. (KEPADA PENONTON) Setelah betul-betul kesadarannya kembali, tahu, apa yang pertama-tama serkali dikerjakan oleh Upi? Yang pertama-tama sekali dilakukannya adalah ini! 
DALANG MEMASUKKAN TANGAN KE BALIK CELANA, MERABA KE BAWAH PERUTNYA UNTUK NGECEK ALAT KELAMINNYA. UPI KEMUDIAN MELAKUKAN HAL YANG SERUPA. SETELAH YAKIN PADA PENGECEKANNYA, DALAMNG TERSENYUM DAN MENGELUARKAN KEMBALI TANGANNYA LALU PERLAHAN MUNDUR. UPI JUGA SENYUM GEMBIRA DAN KEMUDIAN TERTAWA BAHAGIA MENARIK TANGAN DAN MENGANGKATNYA TINGGI-TINGGI. 
UPI:
Alhamdulillah! Aku masih tetap seorang perempuan!!!!!!! 
DALANG MENYELINAP  KE BALIK LAYAR PUITIH. NAMPAK KEMBALI BAYANGAN MISTERIUS ITU.  
BAYANGAN MISTERIUS:
Jadi anakku, kalau kamu ingin membela perempuan dari bencana penindasan, tak perlu menjadi lelaki, itu justru tambah menghinakan perempuan. Karena perempuan akan kelihatan sebagai mahluk yang lemah. Jangan! Kalau hari gini ada lelaki yang masih berusaha menindasmu dengan kekekuasaan, uang, tampang, kekuatan, senjata bahkan dengan dalih apa pun, kamu jangan takut, cukup tatap matanya tanda kamu setara dengan dia dan katakan dengan tegas: “Tidak!” 
UPI:

Tidak!!!! 
 

                                                                   Jakarta.
                          


0 Response to " POLIGAMI "