TEATER TRADISIONAL



TEATER TRADISI MAMANDA (KALIMANTAN SELATAN)

SEKAPUR SIRIH TENTANG MAMANDA
Indonesia kaya akan teater tradisi setiap propinsi memilikinya, begitu juga dengan Kalimantan selatan. Kesenian dundam, lamut, andi-andi, balaguan, batarian, dan bepadung mengilhami munculnya teater rakyat yang dipelopori oleh si tukang pandung. Teater rakyat ini belum mempunyai nama orang-orang mengenal teater ini dengan mengenal tiga tokoh yaitu Raja, khadam dan Putri
Ketika orang-orang begitu ramai dengan seni baca syair dengan syair Abdul Muluk karangan saleha, saudara sepupu Raja Hali Haji dari malaka, membawa komedi Indara bangsawan di Kalimantan Selatan . teater rakyat bapandung menjelma menjadi Baadul Muluk (badalmuluk). Selalu mendengar Raja memanggil Wajir dan Mamanda serta Mangku bumi. Masyarakat kemudian memberi nama lain dari badulmuluk dengan sebutan mamanda atau teater tradisional Mamanda.
 Cerita yang dimainkan adalah kisah suatu kerajaan, kisah yang diambil dari kisah seribu satu malam. Namun dengan perkembangan terdapat cerita-cerita baru maka harus di adaptasi kedalam Istana sentris. Tokoh-tokoh yang baku dalam mamanda adalah Raja, Wajir, mangkubumi, perdana mentri, kepala pertanda (panglima perang), harapan pertama dan harapan kedua, serta khadap tokoh tambahan adalah Jin, perampok, permaisuri dan lain-lain sesuai dengan tuntutan cerita
Mamanda biasanya dipentaskan pada lapangan terbuka atau diarena dan ada ruangan khusus untuk keluar masuknya aktor yang disebut lawang sari. Sebagai teater tradisi mamanda memiliki yang sangat melekat yaitu akrab dengan penonton, komedian, dan selalu ada tarian dan nyanyian.
B.     BASIC DAN GAYA MAMANDA
1.      BASIC
Dasar-dasar permainan adalah dengan artistik yang sangat unik penuh dengan warna warni ini yang membedakan mamanda dengan teater modren.
2.      BALADON
Baladon adalah suatu pembukaan mamanda baladon yang baku adalah yang dilakukan pemain yang berjumlah tujuh orang, lima orang, tiga orang, dan boleh satu orang sipatnya ganjil. Selain baladon ada juga namanya bakonon pungsinya sama dengan baladon. Keduanya berpungsi untuk membuka membuka permainan dengan menari dan bernyanyi, bisanya mengutarakan tentang Raja dan daerah kekuasaannya.
3.      SIDANG KERAJAAN
Dimulai dengan tampilnya dua punggawa dengan sebutan harapan satu dan harapan kedua, setelah itu Raja, Wajir, Mangkubumi, Perdana mentri menghadirkan diri serta Khadam, dan Putri atau dengan Inang.
4.      BABAK-BABAK DALAM MAMANDA
Mamanda selalu mempunyai banyak babak, menurut kebutuhan cerita babak kerakyatan diperlukan untuk jalinan struktur cerita
5.      GAYA
Gaya mamanda menunjukan ciri kesederhanaan, mamanda juga juga seperti teater taradisi lainnya dengan berdialog, tarian, nyanyian serta acting yang selalu grenstail.
a.       Dialog
Pemain yang muncul diatas panggung biasanya menyebutkan nama, jabatan, tugas tergantung dari krakter tokoh. Bahasa yang digunakan kebnayakan bahasa daerah tapi sering kali disesuaikan dengan daerah terkadang bercampur dengan bahasa Indonesia.
b.      Tari
Gaya tarian dalam mamanda selalu menunjukan gerakan garis-garis anggun dan perkasa
c.       Lagu dan Musik
Lagu yang digunakan adalah lagu daerah banjar itu sendiri musik yang dihadirkan kebanyakan musik panting seperti, biola, seperti kecapi, gitar, dan ditambah dengan gendang.
d.      Keaktoran
Gerak yang digunakan adalah ciri khas daerah banjar seperti silat kuntaubanyak mempengaruhi aktor dalam bermain mamanda adapun polanya :
1.      Raja menunjukkan laku berirama, anggun, berwibawa dan terbuka.
2.      Wazir selalu tenang dan tak banyak bicara.
3.      Mangkubumi menunjukkan laku berirama tenang, taat dan terbuka.
4.      Perdana Mentri menunjukkan laku gagah, memerintah
5.      Kepala Pertanda menunjukkan laku berirama gagah, keperkasaan, berani dan lantang.
6.      Harapan menunjukkan laku gagah, satria dan patuh
7.      Khadam berlaku terbuka dan lucu.
8.      Putri baik dan lembut
9.      Jin beringas, urakan dan lucu.
10.  Perampok bebas dan beringas.
Walaupu demikian bila saat bisa berubah sesuai dengan kebutuhan cerita, namun pola yang diatas merupakan dasar dari keaktoran yang harus diketahui dan merupakan pola yang melekat dalam diri setiap tokoh

0 Response to "TEATER TRADISIONAL"