Rangkuman Buku Anatomi Sastra karya M. Atar Semi



Bab I
Konsep Seni Sastra
1.1. Pengertian sastra
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Ruang lingkupnya mennyangkut sosial budaya, kesenian dan sistim berpikir manusia itu sendiri. Ada dua aspek  ujud penting dalam karya sasra yaitu isinya yang mennyangkut tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan bentuknya adalah segi-segi pennyampainya yaitu cara sasrawan memanfaatkan bahasa yang indah untuk mewadahi isinya.
1.2. Sastra Sebagai Seni kreatif
Seni lahir adanya perpaduan harmonis antara manusia dan alam, karya sasra lahir dengan suatu daya kreativitas itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin dalam karya sasra, tetapi lebih dari itu. Harus lah kreatif dalam memilih unsur-unsur terbaik dalam hidup manusia yang dihayatinya.
1.3. Bahasa Sebagai media Satsra
Bahasa yang dimaksud ialah bunyi-bunyi yang distingtif yang dipakai sebagai pola yang sistimatis  untuk mengkemunikasikan segala perasaan dan fikiran. Bahasa yang baik dalam sasra yaitu bahasa yang matang, boleh dilentur, peka akan makna yang baru maupun makna yang lama, segar tidak hambar dan basi. Kesusasraan pengucapan yang tergolong kedalam jenis yang kretif-imajinatif berbeda dengan surat kabar yang impormatif-persuasif. Perbedaan tersebut adalah: Bahasa wartawan lebih bersifat literal, sedangkan bahasa kesasraan bersifat simbolis. Kelebihan sasra sebagai kreatf terletak pada unsur-unsur bahasa intraksi antar unsur-unsur tersebut dengan dunia nyata dengan dirinya. Bahasa bukan saja berpungsi sebagai kemunikasi lebih dari itu member makna lebih luas. Itulah perbedaan yang sudah dijelaskan pada bagian atas.
1.4. Misi Sasra


Ada sasrawan atau ahli teori sasra yang mengatakan bahwa tugas sastra mencapai keindahan, seni adalah untuk seni sementara yang lain berpendapat bahwa sasra adalah member pelajaran tentang kehidupan manusia itu sendiri.Sasra menjadi penting kerna beberapa hal yaitu
1.      Sasra menggunakan bahasa
2.      Sasra terkait dengan beberapa cabang ilmu
3.      Sasra didukung cerita
Peranan dan tugas sasra sebagai alat untuk meneruskan tradisi suatu bangsa dalam artian positif. Tradisi itu butuh alat untuk meneruskannya kepada masarakat sezaman dan untuk masa yang akan datang.Suatu tugas atau misi lain dari sasra ialah menjadikan dirinya sebagai suatu tempat  dimana nilai kemanusiaan mendapat tempat sewajarnya, diperthankan, disebarluaskan, terutama didalam kehidupan modern yang di tandai dengan menggebu-gebunya sains dan teknelogi. Peranan lainnya untuk meneruskan tradisi suatu bangsa kepada masarakat sezamannya dan masarakat yang akan datang, berupa cara berfikir, kepercayaan, kebisaan, pengalaman sejarahnya, rasa keindahan, bahasa, serta bentuk kebudayaan. Yang menjadi pusat misi sasra ialah sasra dan agama, sasra dan dorongan sosial dan sasra dorongan personal.
Sastra harus menjadi sahabat semua orang jadi sasra hendaknya mempunnyai keindahan, Thomas Aquino yang dikutip oleh Slamet Muljana (1956), mengatakan bahwa keindahan itu mengandung tiga syarat yaitu pertama, keutuhan dan kesempurnaan, kedua keselarasan dan bentuk harmoni dan yang ketiga kejelasan atau kecemerlangan. Hampir sejalan dengan yang dikemukakan oleh James Joice mengemukakan bahwa keindahan mempunnyai tiga cirri yaitu: pertama kepaduan, kedua keselarasan atau harmoni, dan yang terahir kekhasan. Pada dasarnya keindahan adalah sipat dari suatu benda yang ditumpanginya. Keindahan adalah keikmatan yang diteriama oleh fikiran sebagai akibat dari pertemuan yang mesra antara subjek dan objek. Selain sasra harus indah karya sasra juga harus mendekati kebenaran.


Bab II
Anatomi Fiksi
2.1. Pengertian Fiksi
Fiksi juga sering disebut dengan cerita rekaan, ialah cerita dalam prosa, hasil dari pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentanng pristiwa-pristiwa yang pernah terjadi. Ataupun  pengolahan peristiwa-peristiwa yang hannya berlangsung dalam khayalannya (Simposium, (1966 : 117). Jika sebuah karya sebuah fiksi terlalu asing dari kehidupan , ia akan menjadi abstrak dan sulit dikenal dan dinikmati.
2.2. Novel dan Cerpen
Novel dapat diartikan sebagai memberi konsentrasi kehidupan yang lebih tegas sedangkan roman yang diartikan rancangan lebih luas. Definisi ini terjadi kerna skitar tahun 1950an novel-noval Indonesia yang ditulis oleh Pramudya Ananta Tour, Moctar Lubis memang bersipat demikian sedangkan roman dalam pengertian diatas bannyak ditemukan dibuku-buku Balai pustaka lama. Novel Indonesia secara resmi setelah terbitnya buku si jamin dan sijohan,1919, oleh Marari Siregar yang merupakan saduran novel Belanda.. sedangkan cerpen dalam kesingkatannya akan tampak pertumbuhan pisikologis dari pelaku cerita berkat perkembangan dari alur cerita itu sendiri. Jadi cerpen bentuk sasra yang berdaulat penuh, cerpen sesungguhnya lengkap dan selesai.
2.2. Unsur –unsur yang Membangun Fiksi
Secara garis besar fiksi secara struktur terbagi dua yaitu: pertama Struktur luar dan yang kedua struktur dalam, struktur dalam(instriksi) adalah unsur-unsur karya sasra yang membentuk penokohan atau perwatakan, tema, alur, pusat pengisahan, latar, dan gaya bahasa. Struktur luar (ekstrsik), adalah segala macam unsure dari luar suatu karya sasra yang ikut pempengaruh karya sasra tersebut seperti paktor sosial, ekonomi, budaya, politik, agama, dan tata nilai yang di anut oleh masarakat.
2.3.1 Penokohan dan perwatakan
Permasalahan perwatakan ini merupakan salah satu hal dalam kehadirannya dalam sebuah fiksi sangat penting bahkan sangat menentukan. Kerna tidak akan munkin tidak ada penokohan dalam sebuah cerita fiksi yang menggerakkan alur cerita. Tentunya hubungan yang logis antar tokoh yang lahir sebagai kausalitas, sebagai hokum sebab akibat. Masalah waktu juga sangat menentukan tokoh mennyebabkan terjadi suatu antraksi antar tokoh yang menjadikan sebuah konflik dalam cerita.
Perwatakan dapat diperoleh dengan memberi gambaran mengenai tindak tanduk, ucapan tidak sejalan tidaknya antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Prilaku tokoh dapat di ukur dari tindak tanduk ucapan kebiasaan, dan sebagainya. Krakter itu sendiri dapat dipahami oleh pengarang melalui pengalaman langsung maupun tidak dengan pengembangan imajinasinya yang kreatif.
Dimaksud dengan perwatakan dalam suatu fiksi biasanya dapat dipandang dalam dua segi, pertama mengacu pada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam sebuah cerita. (Rober Stanton 1965). Pda umumnya fiksi mempunnyai tokoh utama, yaitu tokoh yang ambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita, peristiwa itu meyebabkan terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh atau perubahan kita dalam membaca terhadap tokoh tersebut misalnya rasa benci, senang atau simpati padanya. Ada dua cara untuk mengenalkan tokoh dan perwatakan  tokoh dalam fiksi.
a.      Secara anlitik yaitu pengarang memaparkan tentang watak atau krakter tokoh .
b.      Secara dramatis yaitu penggambaran watak yan g tidak diceritakan secara langsung oleh pengarang, tetapi disampaikan melalui, nama tokoh, penggambaran fisik tokoh dan melalui dialog.
2.3.2. Tema
Kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik padahal keduanya itu mempunnyai pengertian yang berbeda. Kata topik berasal dari  bahasa yunani topoi yaitu tempat, topik dalam suatu karangan berarti pokok pembicaraan, sedang kan tema merupakan sebuah karangan fiksi . wujud tema dalam sasra berpangkal pada alasan tindak ( motif tokoh).
2.3.3. Alur (plot)
Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interrelasi pungsional yang menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita. Dalam pengertian ini alur merupakan jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan  rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan komflik dalam sebuah cerita.
Unsur alur yang penting adalah konflik dan klimaks konflik dalam fiksi terbagi dua, yang pertama konflik internal yaitu pertentangan dua keinginan didalam seorang tokoh, yang kedua konflik eksternal yaitu konflik antar satu tokoh dengan tokoh lain atau tokoh dengan lingkungannya. Klimaks cerita adalah saat-saat konflik memuncak dan jalan keluar harus ditemukan.
2.3.4. Latar atau Landas Tumpu
Latar tempat, latar waktu, dan latar kejadian memperjelas jalan cerita dan mempermudah bagi pembaca untuk mencerna sebuah karangan fiksi.
2.3.5. Gaya Penceritaan
Penceritaan yang dimaksud disini adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa, tikah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sasra sangat penting. Tanpa bahasa , tampa gaya bahasa,  sasra tidak ada. Penceritaan dalam sebuah karangan biasanya pengarang mengambil langkah-langkah
1.      Pemilihan materi bahasa
2.      Pemakaian ulasan
3.      Pemanfaatan gaya bertutur ( gaya bahasa yang menggunakan majas.)
2.3.6. Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan adalah posisi pengarang dalam ceritanya, atau dari mana pengarang melihat peristiwa-peristiwa dalam karangannya. Terdapat beberapa jenis pengisahan  anataranya :
a.      Pengarang sebagai tokoh cerita
b.      Pengarang sebagai tokoh samping
c.       Pengarang sebagai orang ketiga (pengamat)
d.      Pengarang sebagai pemain narrator.
2.4. Jenis-Jenis fiksi
Jenis- jenis fiksi di bagi beberapa bagian yaitu
Ø  Romantik dan Realisme merupakan sepasang istilah yang bannyak digunakan dalam kajian fiksi.
Ø  Realisme merupakan lawan dari romantik yang menggambar kan realita kehidupan yang sebenarnya.
Ø  Gotik (gothic fiction) merupakan suatu karya fiksi yang menceritakan tentang horror, kekerasanpokoknya yang supranatural
Ø  Naturalisme bagian dari realism merupakan pengembangan dari realism, aliran naturalism percaya bahwa ilmu pengetahuan alam diterapkan dalam fiksi.
Ø  Proletarian merupakan fiksi yang memprotes tentang social
Ø  Alegori karya fiksi yang komleks dan bisanya intuk pendidikan
Ø  Simbolisme
Ø  Satire merupakan karya fiksi yang sindiran
Ø  Fiksi sains pendekatan dengan ilmu pengetahuan
Ø  Utopia yang masih berkaitan dengan fiksi sains
Ø  Ekspresionisme
Ø  Pisikologi
Ø  Ekstensialisme
Ø  Autobiografi dan biografi
2.5. Fiksi serius dan fiksi popular
Perbedaan fiksi serius dan fiksi popular terlihat dari tiga hal yaitu :
1.      Ide dan pengolahan ide
2.      Kemudahan pemahaman
3.      Pungsi hiburan dan kegunaan
Suatu karya sasra yang dikatakan mempunnyai norma estetika bila karya sasra itu :
a.      Mampu menghidupkan atau memperbaharui pengetahuan pembaca
b.      Mampu mencptakan kehidupan kita lebih baik dan kaya
c.       Mampu membawa pembaca lebih akrap dengan kebudayaannya
Suatu karya sasra dapat dikatakan mempunnyai nilai sasra bila karya sasra itu :
a.      Refleksi kebenaran manusia
b.      Tidak terikat pada waktu dan benda
c.       Memberi kenikmatan dan rasa indah
Suatu karya sasra memiliki norma moral jika :
a.      Menghargai norma-norma moral
b.      Mennyajikan masalah-masalah norma moral, sosial, keagamaan dengan secara matang dan bertanggung jawab
2.6. Bentuk- bentuk prosa atau fiksi tradisional
Karya sasra modern dan karya sasra tradisional memiliki kesinambungan menurut Prof. Dr. A. Teuw setidak –tidaknya memiliki empat kesenambungan yaitu:
1.      Bnanyak  karya sasra modern berangkat dari karya sasra tradisional
2.      Penggunaan motif dan tema karya sasra taradisional sangat menonjol dalam sasra modern
3.      Dalam karya modern seringkali terungkap dasar kebudayaan tardisional dan konflik budaya
4.      Dalam gejala yang sangat popular di Indonesia yaitu Poetry Reading yaitu puisi modern berlaku dalam rangka tradisional yakni sasra sebagai Performing art
Ada beberapa bentuk karya sasra tradisional secara umum
a.      Cerita rakyat
b.      Dongeng dan hikayat
c.       Epos dan mitos
d.      Sasra kitab dan sejarah
e.      Naskah undang-undang
f.        Ramayana dan mahabrata

 

BAB III
ANATOMI PUISI


Puisi mempunnyai makna yang luas dan beragam yang tidak dapat di mungkiri menurut Slamet Mulyana puisi adalah sintesis berbagai peristiwa bahasa yang disaring semurni-murninya dalam berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistim korespondensi dalam salah satu bentuk. Perbedaan  puisi dengan prosa terdapat antara lain
1.      Intuisi adalah suatu daya atau kemampuan melihat suatu kebenaran atau kennyataan tampa pengalaman langsung atau dibantu suatu proses logika
2.      Imajinasi dalam puisi merupakan upaya memperkuat kesan suatu pengalaman jiwa yang hendak disampaikan oleh pennyairnya. Imajinasi dapat dikatakan suatu hasil kretivitas berfikir, bahkan imajinasi dapat dikatakan kreativitas
3.      Sintesis merupakan unsure ketiga yang membedakan puisi dan prosa , sintesis berarti suatu kesatuan, suatu gabungan atau ikatan yang merupakan lawan analisis yang berarti terurai yang terlihat membentuk keseluruhan. Krangan prosa bersipat menuturkan atau membeberkan sedangkan puisi lebih bersifat konsentratif.
3.2    Jenis Puisi
Ditinjau dari kelahiran puisi kita mengenal adanya puisi lama dan puisi baru atau puisi tradisional atau puisi modern  dalam puisi tradisional terdapat bebagai bentuk seperti Syair, pantun, gurindam, pribahasa dan lain-lain dalam puisi modern kita mengenal puisi bebas.
Dari segi penulisan puisi kita dapat membagi puisi dua jenis yang pertama puisi diapham (puisi polos) yang kedua puisi prismatic (membias). Puisi diapham adalah puisi yang mennyatakan suatu maksud dengan sedikit sekali menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol kata-kata yang dikenal secara umum. Sedangkan puisi prismatis puisi yang memakai lambing-lambang atau sombol-simbol kalimat kiasan, kalimat yang tdak langsung kata-kata yang konotatif.
Puisi dilihat dari bentuk  dapat dibedakan beberapa jenis yaitu:
a.      Epik yaitu suatu jenis puisi yang panjang
b.      Epik naratif puisi yang menggambarkan tentang kepahlawanan atau tentang kesedihan yang disampaikan secara indah
c.       Naratif sederhana puisi yang menceritakan sesuatu secara sederhana
d.      Prosa berirama merupakan puisi yang mengungkapkan tentang pandangan atau pendapat sesuatu yang cendrung bersifat didaktis
e.      Ode yaitu merupakan puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau sesuatu hal
f.        Lirik puisi yang sangat pendekyang mengekpresikan emosi, biasa juga disebut puisi yang dinyannyikan
g.      Epigram ialah puisi yang sangat pendek  biasanya dua, tiga , empat atau enam baris
h.      Puisi dramatik yaitu puisi yang berbentuk dialog.
3.3.Unsur-unsur yang membangun puisi
Marjorie Boulton (1979) membagi anatomi puisi menjadi dua yaitu bentuk fisik dan bentuk mental bentuk fisik dan mental dapat dilihat dari tiga lapisan:
1.      Lapisan bunnyi  lambang-lambang bahasa sasra ini lah disebut sebagai fisik puisi
2.      Lapisan arti yakni sejumlah arti yang dilambangkan oleh struktur atau lapisan permukaan  yang terdiri dari lapisan bahasa.
3.      Lapisan tema suatu dunia pengucapan karya sasra sesuatu yang menjadi tujuan pennyair
3.4.Kepuitisan
Didalam puisi kita akan menemukan perasaan dan pikiran yaitu sesuatu yang merupakan kekayaan pengalaman batin pengarang dan terlukis bagaimana jalan pikiran seorang pengarang dan bagaimana pula emosi yang ingin disampaikan atau yang ditimbulkan,mengatahui nada dan  bicara dan suasana ang ingin diciptakan pengarang juga tema dan tujuannya.

Beberapa cara mencapai kepuitisan dan keindahan itu antara lain sebagai berikut;
1.adanaya keaslian
2.kejelasan
3.memukau
Segestif
Cara berfikir runtut dan bercerita yang menarik
3.5.Emosi dan asosiasi
.
       3.6.kemerduan bunyiEmosi member pengaruh terhadap cara berbuat dan berfikir seseorang. Ia dapat member semangat kepada seseorang dan sebaliknya ia dapat melumpuhkan bila tidak dapat dikendalikan dengan baik.
Emosi yang ada dalama puisi harus cocok dengan tujuan dan situasi yang dikemukakannya. Pembentukan asosiasi mental lah yang dapat menciptakan pemanfaatan emosi. Asosiasi mental adalah ide ide, imaji, dan perasaan yang dihubungkan dengan objek yang real dengan memanfaatkan kata.

Bila puisi itu ingin dibaca dan dinikmati oleh banyak orang, maka puisi tersebut har us diciptakan dengan mempertimbangkan secara cermat pilihan pilihan kata yang akan menggiring asosiasi mereka
Bunyi erat kaitannya dengan unsure seperti lagu, irama, melodi, dan sebagainya.selain sebagai pemanis, juga sebagai pembentuk mempertajam dan menegaskan makna serta membentuk nada dan suasana menjadi nada dan suasana yang efektif dan segestif.
Suatu hal ang tidak dapat dilupakan adalah pemanfaatan bunti bunyi yang indah harus berbarengan pula dengan kemampuannya berperan sebagai penegas makna.
Jika puisi itu kit abaca keras keras akan terasa irama dan permainan bunyi yang benar benar mengasikan rangkaian vocal dan konsonan atau asonansi dan aliterasi terpelihara dan tersusun dnegan apik,sehingga menambah kepuitisannya dan kepuitisan makna.
3.7  irama
unsure ain dari lapisan pertama sebuah puisi yang mempunyai kaitannya dengan bunyi adalah irama.yang dimaksudkan dengan irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunti berulang dan menimbulkan variasi variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup. Irama disini adala pergantian turun naik , panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.
     3.8.diksi
Diksi berarti pemilihan kata. Pemilihan dan pemanfaatan kata merupakan aspek yang utama dalam dunia puisi. Memilih kata ang mampu mengemban fungsi sebagaimana mestinya tidaklah mudah. Kata kata yang terlalu dekoratif akan keliatan tidak matang. Kata kata yang hanya mementingkan makna tanpa rasa kata dan tanpa memperhatikan bunyi akan kehilangan keniukmatan dan keindahan.
     3.9. pengimajian
·         Pengimajian adalah penataan kata yang menyebabkan makna makana abstrak menjadi kongkrit dan cermat.
            Pengimajinasian kata dapat dilakukan dengan dengan cara:
            a.penjajaran(halus lembut)
            b.penjajaran paradoksal; penjajaran kata yang artinya bertentangan
            c.penjajaran yang bersifat perbandingan(metafora)
            d.personifikasi.yaitu memberikan sifat sifat manusia pada benda mati.
            e.perumpamaan
·         Repetisi
Menusun kata dengan susunan tertentu merupakan usaha lain yang dilakukan penyair untuk melakukan pengimajian, untuk menciptakan sesuatu yang tegas menjadi kongkrit, yang lemah menjadi kuat dan tegas.caranya dengan menggunakan pengulangan atau repetisi.
       3.10. simbolik
Dengan simbolik sesuatu yang abstrak bisa dijadikan lebih kongkrit, dan dengan simbolik dapat pula memberikan kesan yang dalam dan pengalaman yang luas tentang sesuatu keadaan atau hal ang mempunyai sifat bermacam macam. Simbalik pada dasarna ialah kiasan, tapi isinya lebih luas, tidak hanya menggantikan benda atau hal yang disimbolkan saja, tetapi juga member tambahan motifasi.

    3.11.inversi
Inverse adalah gaya pengucapan yang membalikan urutan subjek dan predikat  atau membalikan urutan subjek dan predikat atau membalikkan pola susunan kata dalam suatu frase.

     3.12.tipografi dan enjambemen
·         Tipografi disebut juga ukiran bentuk . dalam sebuah puisi ia diartika sebagai tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung,isi ,rasa dan suasana.
·         Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase di bagian akhir larik dan kemudian meletakkan potongan itu pada larik berikutnya.

      3.13.puisi tradisional
Puisi tradisional pada umumna mempunyai pola atau bentuk yang tetap, artinya ia  system susunan tertentu yang tidak dapat diubah, jika diubah maka exsistensinya mnejadi goyah atau hilang. Adapaun yang termasuk puisi tradisional itu adalah; mantra, pantun, syair,gurindam seloka, bahasa berirama, pribahasa, dan lain lain.
 


Bab IV
Anatomi drama
4.1  pengertian drama
drama adalah cerita atau tiruan prilaku manusia yang dipentaskan.suatu tiruan atau suatu mimik dapat berhasil menggaet sejumlah banyak penonton apabila ia meniru prilaku orang yang dikenal atau terkenal secara luas. Tetapi untuksuatu tiruan usaha ang berjangka panjan yang dapat mencapai msyarakat umum maka penggunaan suatu cerita tidak dapat dihindari.
4.2  karekteristik drama
·         drama mempunyai tiga dimensi yaitu, dimensi sastar, gerakan, dan ujaran.
·         Drama mempunyai pengaruh emosionalyang lebih kuat dibandingkan dengan karya sastra ang lain
·         Menonton drama lebih menyenangkan dari pada membaca novel.
·         Drama disusun dngan keterbatsan
·         Kekhususan drama yang sangat penting adalah keterbatasan pemain secara fisik
·         Drama mempunyai keterbatasan pemanfaatan objek material
·         Drama memiliki keterbatasan bukan hanya dari segi artistic, namun juga dari segi kepantasan.
·         Drama dibatasi oleh intelegasi para penonton.
·         Drama enapilkan episode dan sub alur yang ada dalam novel.
·         Drama merupakan karya tulis ang dipercakapkan
4.3  prinsip Aristotelian
prinsip Aristotelian ini adalah kesatuan prilaku, kesatuan tempat dan waktu .
4.4  alur drama
secara garis besar alur drama adalah sebagai berikut
·         klasifikasi atau instruksi
·         konflik
·         komplikasi
·         penyelesaian(denomen)
4.5  dialog
dialog dalam pementasan boleh jadi tidak sama dengan yang diucapkan manusia normal, namun para pemain yang baik dapat berbicara mengikuti susunan cerita tanpa tersendat sendatatau menggunakan intonasi yang aneh sehingga penonton tidak mengerti dengan apa yang diucapkannya.
4.6  jenis drama
·         tragedy
·         komedi
·         tragikomedi
·         melodrama
·         farce
4.7  teater expresionis dan absurd
teater ini merupakan teater yang menggunakan anti alur sehingga penonton tidak dapat menduga apa yang akan terjadi selanjutnya dan menerka nerka apa yang diinginkan pengarang dalam naskahnya ini.
4.8  peran dan perwatakan
dalam menjalankan peran, seorang pemeran harus menggunakan dua sumber tenaga. Yaitu:
·         sumber luar: tuntunan naskah , kondisi produksi
·         sumber dalam: tenaga tubuh, pemanfaatan alat bicara, penggunaan alat indra, memiliki intelegensia dan daya sensitivitas juga kemauan berusaha
4.9  bagaimana memahami drama
adapun untuk memilih naskah kita harus memperhatikan syarat syarat dari naskah itu, yaitu;
·         memiliki nilai draatik dan teatrikal
·         memberikan rasa senang sebagi konsumsi rohaniah yang sehat
·         tidak melontarkan problem yang sulit untu dijawab
·         dialg enak dan menggunakan bahsa yang lancer dan enak didengar.
·         Tema yang di ungkapkan adalah seputar kehidupan dan menambah pengetahuan
·         Naskah harus menjelaskan teknis pelaksanaan di atas pentas.
4.10          nilai drama bagi kita
alasan kita terikat terhadap suatu drama adalah
·         drama digunakan untuk menyembuhkan kegelisahan dan kekacauan mental
·         drama banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari yang berjenis hipokrit
·          drama telah mengakar dalam kebudayaan kita
·         Ritual masih tergolong dalam drama
·         Drama menggunakan banyak orang.
·         Drama merupakan media yang yang tepat untuk latihan imajinasi.
·         Drama menambah pengalaman.
4.11          drama tradisionaldrama atau teater tradisional merupakan sebagian dari kenyataan dalam dunia kesenian kita.
Cirri cirri teater tradisional adalah:
·         Memiliki lingkup yang terbatas
·         Perkembangannya lamban
·         Bagian dari kehidupan yang bulat
·         Tidak merupakan bentuk kreatifitas.
Contoh teater tradisonal Indonesia adalah:
·         Ketoprak atau dagelan
·         Wayang
·         Topeng betawi
·         Lenong
·         Randai


0 Response to "Rangkuman Buku Anatomi Sastra karya M. Atar Semi"