Perkembangan Seni dan Budaya Pasca Revolusi Islam




"Di dalam diri setiap insan, terdapat keinginan untuk mempertahankan keadaan dan kondisi yang ia miliki, juga keinginan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan memperoleh kemajuan. Tentu saja keinginan manusia untuk maju dan berubah jauh lebih kuat. Oleh karena manusia menyukai adat kebiasaan dan ingin mempertahankan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya, maka baginya, perubahan sejarah adalah sesuatu yang tidak mungkin kecuali dengan revolusi. Revolusi adalah sebuah perubahan mendadak, dan terjadi dalam waktu yang singkat, dimana semua adat kebiasaan masa lalu akan terhapus dan buyar seketika. Kehidupan manusia selalu disertai dengan kebiasaan-kebiasaan yang mengajaknya untuk mandek di dalamnya. Sedangkan revolusi ialah gerak cepat, dan manusia selalu memerlukannya."
Di atas tadi adalah kutipan dari tulisan Syahid Sayid Murtadlo Awini, salah seorang seniman dan penulis kontemporer Iran, tentang pentingnya revolusi dalam kehidupan manusia. Dalam acara kali ini, kita akan berbicara tentang seni dan budaya, serta peran revolusi Islam dalam perubahan kwalitas dan kapasitasnya selama 26 tahun lalu. Untuk itu kami ajak Anda untuk tetap bersama kami hingga acara ini selesai.
 Sastra dan seni adalah perangkat untuk mengungkapkan isi hati manusia cendekiawan, dan merupakan dua faktor yang memainkan peran fundamental dalam penciptaan karya-karya budaya dan seni serta sastra sebuah bangsa. Faktor pertama, terdiri dari pemikiran, perasaan, dan cita-cita para seniman, para penyair dan penulis, dimana ia sendiri terpengaruh oleh masalah-masalah keyakinan, politik, sosial dan berbagai aliran pemikiran yang ada di masyarakat. Faktor kedua, adalah metode kesenian dan karya-karya berharga yang mengungkap pandangan-pandangan dan pemikiran para pencetusnya.


Setiap revolusi, berdasarkan idiologi apa pun, pasti akan menanamkan pengaruh pada berbagai lapiran kebudayaan masyarakat, dan ia akan menciptakan syair, kesusasteraan dan keseniannya yang khusus. Tak diragukan, bahwa revolusi Islam pun tidak terkecualikan dari perkara tersebut.
Pengenalan diri, kembali kepada fitrah, dan pengusiran segala sesuatu yang asing dan dipaksanakan, merupakan bagian dari hasil perubahan budaya ini. Revolusi Islam telah meletakkan pengaruh yang sangat banyak di setiap lapisan dan dimensi budaya masyarakat, termasuk sastra dan seni, dan telah meciptakan perubahan padanya.Drama panggung, filem layar lebar dan layar kaca, seni musik, seni lukis, grafik, kaligrafi, karikatur dan puluhan cabang seni lainnya, terpengaruh oleh revolusi Islam dan sasaran serta cita-citanya pun mengalami perubahan serta menemukan kondisi dan iklim baru. Seni datang dari sudut berbagai lembaga dan kelas tertentu dari masyarakat, dan bahu-membahu bersama rakyat dalam berbagai kancah perjuangan, dan kemenangan revolusi Islam, juga dalam peristiwa perang selama agresi Irak terhadap Iran. Seni dan para seniman juga ikut berperan di masa pembangunan setelah perang yang dipaksakan, dan masih terus menciptakan berbagai karya dan merekam berbagai kemenangan dan kebanggaan yang telah dicapai oleh revolusi.

 Melihat berbagai karya seni revolusi Islam selama setengah abad lalu, dapat dikatakan, bahwa seni revolusi Islam sangat berjasa dalam usaha menghapus kebodohan, khurafat dan fanatisme buta zaman sekarang. Ia adalah seni yang bergerak sejajar dengan nilai-nilai ajaran islam dan menyeru manusia untuk membebaskan diri dari segala bentuk kezaliman dan ketidakadilan.

Seni ini berakar dalam cahaya dan cinta Ilahi dan membimbing manusia untuk menembus lautan akal dan makrifat. Para seniman Iran setelah revolusi Islam, tidak memandang seni hanya dari segi keindahan kecintaan, atau pengertian "seni untuk seni". Akan tetapi, seraya memperhatikan keperluan menampilkan keindahan manusia dengan menampilkan kandungan-kandungannya yang mulia dan bernilai tinggi, mereka mampu mengubah seni menjadi suatu unsur aktif dan kokoh di tengah masyarakat.
Sebagaimana yang telah kami katakan, setelah revolusi Islam, semua pemikir yang kebarat-baratan dan pembela idiologi asing secara membabi-buta, telah terpinggirkan, dan muncullah keyakinan-keyakinan yang berdiri di atas kebudayaan nasional danIslam sebagai gantinya. Para seniman muda, terutama di masa ini mengarah perhatian kepada gaya dan metode-metode tradisional, dan menggabungkannya dengan seni moderen dan metode-metode baru. Hal ini mengindikasikan telah kembalinya identitas nasional, meskipun dengan menggunakan metode-metode kontemporer. 
Diantara seni-seni terpenting Iran setelah revolusi, dapat disebut sebagai conton, perfileman, kesusasteraan dan musik. Bidang-bidang seni ini, telah memperoleh posisi yang sedemikian tinggi, yang sama sekali tak dapat dibandingkan dengan masa sebelum revolusi. Sebagai contoh, perfileman Iran di tahun-tahun terakhir telah mencapai berbagai kesuksesan mencolok di tingkat dunia.

Semua itu berkat pandangan kemanusiaan dan penghargaan terhadap upaya dan usaha keras serta cinta kepada kehidupan yang digambarkan dan diangkat sebagai tema-tema menonjol dalam filem-filem Iran. Perhatian yangebsar kepada masalah-masalah sosial dan spiritual, pandangan baru dan mendalam terhadap ruangan pemikiran anak dan remaja, penelitian dan pemaparan masalah-masalah keluarga, terutama kaum perempuan, demikian pula keprihatinan terhadap rakyat miskin dan lemah di belhan dunia lain, termasuk diantara topik-topik terpenting dalam filem-filem Iran, di tahun-tahun setelah kemenangan revolusi Islam.

Pandangan-pandangan para kritikus dan pakar di seluruh dunia membuktikan bahwa perfileman Iran telah menciptakan sebuah ruangan dengan udara segar dimana para seniman bernafas di dalamnya. Oleh karena itu dimanapun filem Iran muncul, ia menyertakan pula rasa kehidupan dengannya. Selain itu dari segi kwantitas pun filem-filem Iran, dengan berbagai bentuk, termasuk kehadiran dalam berbagai festival, pameran umum dan pemutaran melalui berbagai saluran TV, di tingkat internasional, hadir secara mencolok, dimana pada tahun 2003 mencapai 1400 kasus atau momen.
 Buku atau kitab, di samping berbagai media lain seperti TV, koran, majalah, filem dan teater, juga merupakan salah satu media utama untuk mencapai suatu kebudayaan. Keakraban dan kedekatan manusia kepada buku dan keberadaan buku dalam kehidupan manusia, memiliki sejarah yang lama. Untuk itu saham para penulis dan penerjamah serta penerbit, dalam pertumbuhan kebudayaan setiap masyarakat, bukan suatu rahasia bagi siapa pun. Di Iran dewasa ini pun kita dapat menyaksikan perkara ini dengan jelas.


Berdasarkan catatan yang ada, dari segi produksi budaya, dibanding dengan negara-negara lain yangsejajar, RII menempati posisi yang sangat ideal. Selama 10 tahun lalu, produksi buku di Iran dari 7500 sejak awal dekade tersebut, meningkat menjnadi lebih dari 21 ribu judul di tahun lalu.  sementara itu, buku-buku yang terbit di tahun lalu, dibanding dengan 10 tahun lalu, memilikipertumbuhan 238 persen.Semua yang telah kami singgung dalam kesempatan acara kita ini, tak lain adalah contoh-contoh kecil dari kebesaran perkembangan yang telahberlaku di Iran setelah revolusi Islam. Mungkin halitu dapat diibaratkan sebagai gunung es, yang sebagainnya tampak dan terlihat, sementara sebagian besarnya masih tersembunyi di bawah samudera luas. Di tahun-tahun mendatang, sudah pasti kesenian ini akan mencapai perkembangan dan meraih hasil-hasil yang lebih banyak lagi. Seorang cendekiawan, berkenaan dengan masa depan ini berkata demikian:

"Dunia esok, sudah tidak lagi milik dunia Barat. Semua transformasi yang terjadi menunjukkan realitas tersebut. Barat pun, dengan pengerahan kekuatan militernya, berusaha mencoret gambaran tersebut. AS dan Eropa, setelah dua abad masa pencerahan dan satu abad pengembangan industri, mengalami suatu musibah yang telah menimpa pula semua peradaban di sepanjang sejarah masa lalu. Iman adalah penyelamat dunia masa depan. Sebagaimana ia telah menyelamatkan Iran, dan telah menampilkan revolusi Islam sebagai mata air menggelegak yang mengalirkan revolusi spiritual dan agama di seluruh dunia."

0 Response to "Perkembangan Seni dan Budaya Pasca Revolusi Islam"