TEATER THEMA COMMUNITY
MEMPERSEMBAHKAN PRODUKSI KE II RANDAI KONTEMPORER
“DEMOCRAZY”
KARYA SUTRADARA FAUZI, S.Sn
SADURAN DARI NASKAH MONOLOG DEMOKRASI
KARYA PUTU WIJAYA
PARA ACTOR
- BUK RT
- UNIANG
- ENI
- DIREKTUR
- PETUGAS 1
- WARGA 1
- WARGA II
- PENJAGA
ADEGAN I :
(SILAT YANG DI IRINGI OLEH MUSIK
TRADISIONAL)
ADEGAN II :
(PANTUN PERSEMBAHAN DIIRINGI SALUANG)
Sairiang
balam jo barabah
Balam
lalu barabah mandi
Pucuak
cimpago rang patahkan
Sairiang
salam sarato sambah
Sambah
lalu salam kumbali
Maaf jo rila kami mohonkan
Sirieh langkok dalam carano
Paniliek ereang jo gendeang
Panjapuik rang gadang tibo
Panimbang sagalo nan kurang
Sirieh
sacabiek mintak dikunyah
Pinang
sadidik mintak digatok
Gambieh
sabuah mintak dipipih
Sadah
sacupu mintak dipalik
Sinan
katando putiehnyo hati
Ampun sagalo Niniak jo Mamak
Nan gadang Basa Batuah
Cukuik dunsanak kasadonyo
Kok salah maaf dipabanyak
Nan bana hanyo sipaik Allah
Maklum lah kami dek anak mudo
Banda
urang kami bandakan
Banda
balayia kamuaro
Kaba
urang nan kami kabakan
Jikok
salah kami tak sato
Di Piaman urang batabuik,
Rami dek anak Tujuah Koto
Sambah manyambah kami tutuik,
Randai kamulai bacurito
ADEGAN
III : (ROMBONGAN RANDAI MASUK, BEBERAPA LANGKAH
SILAT MASUK DENDANG)
(DENDANG DAYANG DAINI)
Ampun sagalo niniak jo mamak
Sarato sanak kasadonyo
2x
Randai
ka kami baok tagak
Kami kamulai bacurito 2x
(DENDANG SIMARANTANG RENDAH/BALAI-BALAI)
UNIANG :
(BERSELFI/BERFOTO)
Rancak juo denai kalau dikamera mirip BCL, BCL?? indak do BCLkan indak berjilbab, mirip KLAUDIA CINTIA BELA , kalau tampang mode ko lah buliah jadi selep….
NENI : Apa lh uniang ni, kerjanya selfi- selfi aja, seperti
tidak ada kerja lain aja…orang sekarang dah banyak jadi gila gara selfi-selfi
bahkan sudah banyak yang mati sia-sia gara selfi…
UNIANG : Amboi, rancak muncuang yo, kalu bacakok baco bismilah
lu, bia ndak jadi masalah beko, ambo ko bakodak senyo indak berselfi do, Zaman dah modern kawan, ikuik se
lh..
NENI : Ikut kamana niang? Jadi ikut ikutan ya?
UNIANG : Ang ko, ndak nonton tv ndak baco koran, katrok bana,
ba a caro den menjalehnyo,,,,danga ang yo? Ko zaman demokrasi, bebas Berkodak,
bebas berselfi, bebas menentukan gaya, bebas bersuara, dengan demokrasi semuo
jadi indah….lai jaleh de ang
NENI : Demokrasi apa demokgrazi Niang? Yo lah tu,
terserahlah selamat menikmati demograzinya eh demokrasi maksudnya…..
UNIANG : Banyak bana carito ang mah, ang tu belum tau
demokrasi yang sabananyo…mari ikuik denai
NENI : Kemana???
UNIANG :
Ikuik selah biak tau dek ang demokrasi tu? (PERGI)
BUK RT : Saya mencintai demokrasi.
Tapi karena saya rakyat kecil, saya tidak kelihatan sebagai pejuang, apalagi
pahlawan. Nama saya tak pernah masuk koran. Potret saya tak jadi tontonan
orang. Saya hanya berjuang di lingkungan RT gang Gugus Depan. Di RT yang saya
pimpin itu, seluruh warga pro demokrasi. Mereka mendukung tanpa syarat
pelaksanaan demokrasi. Dengan beringas mereka akan berkoar kalau ada yang anti
pada demokrasi. Dengan gampang saya bisa mengerahkan mereka untuk maju demi
mempertahankan demokrasi. Semua kompak kalau sudah membela demokrasi. MENGACUNGKAN
PLAKATNYA Demokrasi! TERDENGAR SERUAN
WARGA BERSEMANGAT MENYAMBUT: DEMOKRASI! Demokrasi! SERUAN LEBIH HANGAT LAGI: Demokrasi!
SERUAN GEGAP GEMPITA: DEMOKRASI! IA MENURUNKAN PLAKAT
BUK RT : Pokoknya demokrasi itu bagus.
Sesuatu yang layak diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Sesuatu yang
memerlukan pengorbanan besar. Sesuatu yang menunjang suksesnya pembangunan
menuju ke masyarakat yang adil dan makmur. "
WARGA 1 : Betul itu buk, Saya sendiri
tak mampu menerangkan apa arti demokrasi. Saya tidak terlatih untuk menjadi
juru penerang. Saya khawatir kalau batasan-batasan saya tentang demokrasi akan
disalahgunakan. Apalagi kalau sampai terjadi perbedaan tafsir yang dapat
menjadikannya kemudian bertolak belakang. Atau mungkin, karena saya sendiri tidak
benar-benar tahu apa arti demokrasi.
UNIANG : Benar-benar Indak tau?
parah ang mah, makonyo sakali-sakali makan tu empat sehat lima sempurna, jan
tahu tempe se, seluruh dunia dah tau demokrasi ang surang se ndak tau. Demokrasi
itu kekuasaan negara terletak ditangan rakyat, dari rakyat untuk rakyat….Sebab
itu kito harus mempertahankan
demokrasi…lai jaleh de ang…
BUK RT : Benar sekali ibuk,
demokrasi harus kita pertahankan, demokrasi adalah senjata untuk kemakmuran
bersama, demokrasi adalah pondasi dasar kita, setuju bapak/ibuk………
PARA WARGA :
(BERSAMAAN) Setuju (TIBA-TIBA)
PETUGAS 1 : Selamat siang, Maaf Bapak/ibuk
saya petugas dari kelurahan ingin memberi tahu seluruh warga Gg. Gugusan depan.
Bahwa akan diadakan pelebaran jalan, sehingga setiap rumah akan dicabik dua
meter. Petugas itu menghimbau, agar kami, seperti juga warga yang lain,
merelakan kehilangan itu, demi kepentingan bersama. Bapak ibuk Walaupun hanya
dua meter, tapi sumbangan saudara-saudara sangat penting artinya bagi
pembangunan dan kepentingan kita bersama di masa yang akan datang. Atas nama
kemanusiaan kami harap bapak/ibuk mengerti.
BUK RT : Hanya dua meter? Kok enak
saja ngambil dua meter, demi pembangunan. Pembangunan siapa? Bagaimana kalau
rumah kami hanya enam meter kali empat. Kalau diambil dua meter kali enam,
rumah hanya akan cukup untuk gang. Kami menolak. Bagaimana bisa hidup dalam
gang dengan rata-rata 5 orang anak?
UNIANG : Yo tu buk, batua, indak
kamungkin tanah awak ko diambiak duo meter, bapakkanlah mancaliak rumah kami
ko, kalau digusur duo meter rumah kami segadang kandang ayam, pikielah pak,
berperasaanlah stek…
PETUGAS 1 : Tapi ini sudah merupakan keputusan bersama,"
BUK RT : Keputusan siapa pak,
hati-hati kalau bicara, warga Gg. Gugus depan tidak pernah melakukan
kesepakatan dengan siapapun apalagi masalah penggusuran……..
PETUGAS 1 : Cuma warga Gg. Gugus depan yang
tidak menyetujui hal ini, masyarakat yang lain semua sudah setuju……Apa lagi
masyarakat sebelah sana…...
BUK RT : Masyarakat di sebelah sana,
semuanya adalah karyawan pabrik tekstil. Semua memerlukan jalan tembus yang
bisa dilalui oleh kendaraan, kamikan bukan pekerja tekstil pak….
PETUGAS 1 : Ini sudah Diperhitungkan
masak-masak oleh pembangunan."
BUK RT : Diperhitungkan masak-masak
bagaimana? Kami tidak pernah ditanya apa-apa? Tanah ini milik kami, bukan milik
pembangunan? Pembangunan siapa? Pembangunan yang menyesengsarakan kami…
PETUGAS 1 : Kalau saudara-saduara
menghambat, menghalang-halangi atau berbuat yang tidak-tidak sehingga pelebaran
jalan itu tak dilaksanakan, sesuatu yang buruk akan terjadi pada warga disini….
BUK RT : Jadi bapak mengancam kami?
Kami Cuma warga biasa pak, tapi kalau bapak menginjak-injak hak kami, kami juga
bisa marah karena ini adalah hak kami..
PETUGAS : Sekali lagi saya katakan, jangan
buat masalah ini semakin rumit nanti warga disini juga yang sulit..
WARGA1 : Bapak dibayar berapa sih pak
untuk proyek penggusuran ini, cuba bapak lihat kehidupan kami disini sangat
susah. Jangan ditambah kesusahan kami..
WARGA 2 : Benar pak biarkan kami hidup
dengan cara kami, selama ini kami tidak pernah rusuh atau bikin onar, tapi
kenapa kami harus digusur, kami warga negara yang sah pak, bukankah orang
seperti kami ini seharusnya dibantu, bukan sebaliknya….
PETUGAS 1 : (MENARIK NAFAS) Saya hanya
menjalankan tugas, mohon untuk dimengerti, setelah penggusuran ini selesai
warga disini dapat ganti rugi dari pemerintah dan perusahaan.
BUK RT : Kami tetap tidak mau, apa
lagi janji ganti rugi, lagian namanya saja ganti rugi, biarpun diganti tetap
saja rugi. Pokoknya warga Gg. Gugus depan sudah sepakat untuk menolak
penggusuran ini.
PETUGAS 1 : Lebih baik difikirkan lagi, ikut
hati mati, ikut rasa nanti binasa, siapa yang susah? kalian semua. Inikan untuk
kebaikan bersama, makanya pembangunan dan penggusuran harus dilakukan dengan
segera. (Pergi)
ADEGAN IV
DENDANG ONDEH MAK
WARGA 1 : Jangan! Jangan! Ini tanah
kami. Sejak nenek-moyang kami sudah di sini. Dulu kakek-kakek kami tanahnya
lebar, tiap orang punya tegalan dan dua tiga rumah, tapi semua itu sudah
dibagi-bagi anak cucu, ada yang sudah dijual. Tapi ini tanah warisan.
PETUGAS 1 :
Kemaren saya sudah kasih tau dengan warga disini, kalau ada pelebaran jalan,
tolong jangan dihalangi pekerjaan kami…
WARGA 2 : Jangan Pak! Jangan! Kalau
Bapak ambil dua meter rumah kami tinggal kandang ayam. Kami tidak mau kampung
kami dijadikan jalan. Nanti ke mana anak-anak kami akan berteduh?
WARGA 1 : Ia pakJangan! Jangan Pak!
Kita belum selesai berunding! Kami tidak pernah bilang setuju! Diganti berapa
pun kami tidak akan mau. Ini harta kami satu-satunya sekarang! Jangan Pak!
BUK RT : Baiklah kalau bapak tidak
berhenti menggusur tanah kami, ayo seluruh warga jangan diam saja….Ini tanah
kami, akan kami pertahankan mati-matian. Dibeli ratusan juta juga kami tidak
sudi, sebab kami tidak mau pindah dari tempat nenek moyang kami.
KERUSUHANPUN TERJADI SALING LEMPAR DAN
SALING PUKUL SALAH SATU WARGA AKHIRNYA KENA SENJATA TAJAM OLEH PETUGAS, LALU
DIGOTONG BERSAMA UNTUK DISELAMATKAN KARENA KALAH JUMLAH AKHIRNYA PARA WARGAPUN
MUNDUR. SEMENTARA ITU
UNIANG :
Ondeh mandeh, lah habiah tanah wak digusur ba a caro kolai
BUK RT :
Tenang, kita tidak boleh panik, kita harus berpikiran jernih
UNIANG :
Ko alah karuah fikiran denai, ba a caro menjernihkannyo
NENI : Sabarlah dulu,
mungkin buk rt punya jalan keluar, paling tidak memberi soslusi..Apa cadangan
buk rt sekarang?
BUK RT : Hemat saya lebih baik kita
bicara dengan pihak perusahaan untuk mengganti tanah kita yang sudah digusur…
NENI : Pendapat ibuk sangat
baik, tetapi siapalah kita, kita hanya rakyat biasa apakah mereka mau
menggantinya?
UNIANG : Yo tu buk, orang ko mancari
untuang senyo
BUK RT : Kalau mereka tidak mau,
kita laporkan ke pemerintah, biar meraka tau rasa bereskan?
NENI : Ini karena
pemerintah bu, kalau bukan kerja sama dengan pemerintah tidak mungkin
orang-orang ini berani menggusur tanah dan rumah kita
UNIANG : Yo tu, pemerintah dalangnyo
buk, nyo lah di agih fiti dengan perusahaan.
BUK RT : Tapikan kita tidak boleh
berputus asa, kita coba dulu, ingat negara kita adalah negara demokrasi dan
kita adalah penegak demokrasi…
NENI : Tapi saya ragu
dengan demokrasi di negeri ini
UNIANG : Ang ko ragu tarui, kan dah
den kecek an demokrasi itu berpihak kepada rakyat kecil seperti kito…
BUK RT : Betul itu buk, kita tidak
boleh berputus asa, demokrasi harus kita junjung tinggi dan kita tegakkan di
republic tercinta ini.
NENI : Siapa yang akan pergi
kesan, untuk berunding?
UNIANG : Bialah buk rt yang
mangusrusnyo karano nyo paham asas-asas demokrasi….
BUK RT : Baik lah besok saya akan
kesana untuk membicarakan hal ini, hidup demokrasi…
UNIANG : Hidup demokrasi
NENI : Hidup demograzi
(KETIGANYA PERGI)
ADEGAN VI
DENDANG INDANG
BUK RT :
Maaf boleh saya bertemu dengan tuan direktur
PENJAGA : Maaf ibuk siapa ya? Apakah
sudah buat janji untuk bertemu tuan hari ini, maklum biasanya tuan direktur
sibuk
BUK RT : Oh sudah, bilang saja
saya petugas dari kelurahan.
PENJAGA : Kalau begitu langsung saja
buk menemui beliau…
DIREKTUR : Selamat datang ibuk, apa
yang bisa saya bantu untuk ibuk?
BUK RT : Saya datang kemari
menyampaikan inspirasi warga Gg. Gugus Depan agar bapak bertanggung jawab atas
apa yang sudah terjadi di kediaman kami,..
DIREKTUR : Tuhan Maha Besar, saya tidak
tahu ini. Saya minta maaf. Saya tidak memperbolehkan siapa saja membuat
tindakan-tindakan pribadi atas nama perusahaan. Para
karyawan sudah diberi uang transport. Kalau mereka memerlukan jalan pintas,
mungkin karena mereka ingin menyelamatkan uang transport itu. Itu di luar
tanggungjawab perusahaan. Pembuatan jalan itu bukan inisiatif dan bukan
tanggungjawab kami. Saya minta maaf. Saya mohon Anda menyampaikan rasa maaf
saya kepada seluruh warga,"
BUK RT : Hanya maaf pak? Bapak
sudah keterlaluan ini namanya lempar batu sembunyi tangan. Bapak hanya
pura-pura tidak tau apa yang terjadi. Masa bapak tidak mengerti dan faham apa
artinya 2 meter tanah buat kami, meskipun bagi bapak 2000 hektar itu hanya
seperti upil. Ini semukan atas persetujuan bapak sebagai pemimpin, Bapak memang
sengaja mencaplok pemukiman kami. Nanti lihat saja, kalau jalan sudah dibuat,
uang makan akan distop, karyawannya akan disuruh jalan kaki datang. Saya tau
rencana bapak sebenarnya..kalau bapak tidak mau bertanggung jawab saya adukan
kepada jaksa agung…biar ditindak..
DIREKTUR : Ibuk bicara apa? Benar saya
tidak tau apa-apa tentang kejadian ini dan saya…..
BUK RT : (CEPAT MEMOTONG)
Bohong, bapak pembohong, Betul. Orang kecil seperti kami ini memang
kelihatannya lemah dan gampang ditipu. Karena kami sadar pada diri kami
sehingga kami selalu menahan diri. Tapi kalau sudah kebangetan seperti ini kami
bisa meledak juga amarahnya. Semut pun kalau diinjak terus akan menggigit.
DIREKTUR : Ibu benar –benar orang yang
berani, saya sangat kagum ibu adalah seorang yang benar-benar menjalankan
demokrasi dinegeri ini. Tapi taukah ibu demokrasi yang sebenarnya? saya akan
beri tau demokrasi yang sesungguhnya..(BERBISIK KEPADA AJUDANNYA, AJUDANNYA
PERGI DENGAN MEMBAWA SESUATU AMPLOP YANG BERISI UANG SATU MILYAR. Gimana buk
sudah tau apa yang saya maksudkan tentang demokrasi??
BUK RT : (DIAM TERPAKU, TIDAK
LAMA KEMUDIAN IAPUN MEMELUK DENGAN ERAT AMPLOP YANG DIBERIKAN OLEH DIREKTUR)
DIREKTUR : Selamat buk, ibuk oaring
yang benar benar faham demokrasi. Sekarang uang itu milik ibuk semunya….
BUK RT : (MASIH DIAM TAK
PERCAYA KEMUDIAN PERGI TAMPA BERKATA SEPATAHPUN)
:
Ya Tuhan banyaknya. Saya belum pernah memegang uang sebanyak ini. Seratus kali
lagi hidup saya tidak akan sanggup mengumpulkan satu milyar. Ya Tuhan, alangkah
miskinnya saya. Mengapa tiba-tiba saya dihujani rizki sebanyak ini. Satu milyar.
Apa yang tidak bisa dibeli dengan satu
milyar. Alhamdulillah! Saya bisa perbaiki rumah. Kredit motor, jadi tukang
ojek. Bayar SPP. Saya bisa kirim uang sama orang tua.Puji syukur Tuhan,
akhirnya Kau kabulkan doa kami setiap malam, supaya kami bisa mengubah nasib,
jangan terus terjepit di tempat kumuih ini seperti kecoak. Saya harus bicara
sama warga….(PERGI)
NENI : Bagaimana hasilnya
buk apakah berhasil?
UNIANG : Yo buk, ba a kaba nyo? Alah
salasaikan? Kami semua mananti kedatangan ibuk.
BUK RT : (DENGAN LATANTANG) Saudara-saduara
warga semuanya yang saya cintai. Memang berat kehilangan 2 meter dari milik
kita yang sedikit. Berat sekali. Bahkan terlalu berat. Tetapi itu jauh lebih
baik daripada kita kehilangan nyawa. Lagipula semua itu untuk kepentingan
bersama. Kita semua mendukung demokrasi dan sudah bertekad untuk mengorbankan
apa saja demi tegaknya demokrasi. Di dalam demokrasi suara terbanyak yang harus
menang. Maka sebagai pembela demokrasi, kita tidak boleh dongkol karena kalah.
Itu konsekuensinya mencintai demokrasi. Demi demokrasi, kita harus merelakan 2
meter untuk pembuatan jalan yang menunjang pembangunan ini. Demi masa depan
kita yang lebih baik. (SATU PERSATU WARGA PERGI MENINGGALKAN IBU RT) He tunggu
dulu, saya belum selesai bicara! Saya tetap kukuk tegak di atas kaki saya, apa
pun yang terjadi saya siap
mempertahankan demokrasi, sampai titik darah yang penghabisan. (BERBICARA
SENDIRI)
Habis mau apalagi. Siapa lagi kalau bukan saya?
Daripada diberikan kepada orang lain? Ternyata demokrasi indah ya???
ADEGAN VII
DENDANG SIMARANTANG TINGGI, SEBAGAI
PENUTUPAN CERITA…..
0 Response to "“DEMOCRAZY”"
Post a Comment