ADAT MEMINANG DALAM TRADISI MELAYU


ADAT MEMINANG  DALAM TRADISI MELAYU
                        oleh : Fauzi, S.Sn

Wakil Tuan Rumah
Assalamu’alaikum W.W
Encik- encik
Tuan-Tuan  dan Puan-Puan

Sebagaimana pepatah adat
Sebelum cakap diuraikan
Sebelum hajat kami tanyakan
Kami persilakan untuk mengunyah yang ada didalam tepak
Sebagai tanda berputih hati
Dalam menerima kedatangan ini

(Memberi tepak sirih kepihak wakil laki-laki dan pihak laki-laki menerima tepak sambil membuka dan memcicipinya)
Selanjutnya pihak lakip-laki menyerahkan tepaknya sambil berkata
Encik-encik
Tuan-tuan dan Puan-puan

Kami terima sirih tuan rumah
Kami rasakan pinang gambirnya
Tetapi sesuai juga menurut adat
Kami datangan membawa tepak
Lengkap dengan kelengkapannya
Kami persilakan untuk memcicipinya

Pihak Perempuan
Encik-encik
Tuan-Tuan dan Puan-puan

Sirih sudah sama-sama disantap
Cukup dengan pinang gambir
Lengkap dengan kapur sirihnya
Tanda pemanis-manis muka
Tanda penyedap-penyedap hati
Tanda penyejuk kira-kira
Tanda pelapang-lapang dada
Tanda serumpun kaum bangsa
Tanda senenek dengan monyang
Tanda bertali tidakkan putus
Tanda suci didalam hati
Tanda bersih niat dikandung
Tanda seaib dengan  semalu
Tanda bersambung tali darah

Maka izinkanlah kami berbicara
Hendak bertanya agak sedikit
Tanya penyedap hati kami
Supaya jangan terasa-rasa
Bagai duri dalam daging
Nyirih bertuah dimuka tingkap
Memanjat rotan dimuka pintu
Hajat tuan kami belum tahu

Tak pernah rotan merentang
Daun cendana menjilat api
Tidak pernah tuan bertandang
Tentu ada maksud dihati

Pihak Laki-Laki

Encik-encik
Tuan-Tuan dan Puan Puan

Sudah gaharu bertanya pulak
Kura-kura didalam perahu
Tuan tahu bertanya pula
Berpura-pura tidak tahu

Adapun hajat dan kehendak hati kami
Bak kata orang tua-tua
Petang jum’at orang mengaji
Bulan safar ada mandinya
Besarlah hajat kami kemari
Intan terbakar beritanya

Sudah lama kami ketasik
Tali perahu terap belaka
Sudah lama kami merisik
Kinilah baru bertatap muka

Kalau tidak ada onak menjemba
Kalau tidak ada batang memalang
Kalau tidak ada janji mengikat
Kalau tidak ada tanda terima
Kalau rantaunya lurus
Kalau perahunya laju
Hajat kami lahir
Niat hendak kami sampaikan

Pihak Perempuan

Kalau begitu kata tuan
Patuhlah kami sambut dengan senang hati
Tidak ada onak nan menjemba
Tidak ada batang yang memalang
Tidak ada janji yang mengikat
Tidak ada tanda nan kami terima
Rantau masih lurus
Perahunya masih laju
Silahkan tuan berbicara

Pihak Laki-laki

Kalau begitu kata tuan
Senanglh hati kami
Kami dengan adat lembaganya
Menyusahkan tuan semuanya
Entah air nan tragak
Entah nasi nan tamakan
Entah hidangan nan lunak
Kami mohon diberi maaf

Sebagaimana kami sampaikan
Tuan menaruh bunga sekaki
Kami menyimpan kumbang seekor

Bunga tuan bunga simpanan
Bak intan didalam peti
Cahaya melambung kel angit tinggi
Adapun kumbang kami
Terbang meninggi ninggi hari
Hinggap diujung-ujung dahan

Nampaknya..........
Sudah terkait ke bunga tuan
Sudah terpikat keintan tuan
Sudah bulat tekatnya
Hendak hinggap kebunga tuan
Hendak menyunting intan tuan
Hendak menyambung tali darah
Hendak bernaung dirumah tuan
Bak kata orang tua-tua......
Bersambung hendak panjang
Bertampun hendak lebar
Kalau tidak ada sangkak dengan aral
Kalau tidak ada aral nan melintang
Minta dikabulkan hajat kami

Pihak perempuan

Kalau begitu kata tuan
Sudah senang dihati kami
(Melaksanakan perundingan)

Dari pihak kami
Runding sudah mufakatpun sudah
Sudah ditimbang digamang-gamang
Sudah disukai diukir habis

Tidak ada sangkak dengan aral
Tidak ada halangan nan melintang
Tidak tomah dan melintang

Tapi bak kata orang tua-tua
Bunga kami banyak cacatnya
Intan kami banyak retaknya
Entah kami tersalah didik
Entah kami tersalah simpan
Entah kami tersalah minat
Jangan menjadi cacat dengan cela
Jangan jadi umpat dengan puji

Sebab............
Sekali bunga dipetik
Seumur hidup harus dijaga
Sekali intan dicanai
Seumur hidup harus dipelihara

Bak kata pantuan orang tua dahulu
Sekali pahat menyembul
Bila dikerat habis tengkarap
Sekali hijab dengan qabul
Dunia akhirat bertanggung jawab

Pihak Laki-laki

Kalau begitu kata tuan
Amatlah senang hati kami

Tapi bak kata orang tua-tua
Pinang memang ada adatnya
Ikatan janji ada syaratnya
Apakah adat pinangan kami
Apakah tanda ikatan kami?

Pihak perempuan

Kalau itu tuan tanyakan
Surutlah kita kepada adat
Syarat meminang sudah diisi
Syarat berjanji kita penuhi
Bak kata orang tua-tua
Janji diikat dengan tanda
Tanda kecil tanda bertanya
Tanda besar tanda mengikat
Apakah tanda yang tuan bawa?

Pihak laki-laki

Tanda kami tanda kecil
Walaupun kecil mengikat juga
\tanda berupa sebentuk cincin
Lengkap dengan alat pengiringnya
Ada penganan serba sedikit
Ada bunga rampai setangkai dua

Pihak perempuan

Kalau begitu kata tuan
Cukuplah bagi kami
Bak kata pepatah:
Adat diisi lembaga dituang
Yang syarat kita penuhi
Yang lembaga kita turuti
Tapi bagaimana kalau ada salah dan selisih
Entah niat yang tidak sampai
Maklumlah hidup ditangan alllah
Tentu ada kesepakatan kita

Pihak laki-laki

Kalau begitu kata tuan
Surutlah kita kepda adat
Jika mungkir di pihak kami
Tanda hilang seluruhnya
Bila mungkir dipihak tuan
Tak ada berbalik dua kali lipat
(Menyerahkan cincin kepihak perempuan, sekaligus perundingan mengenai waktu perkawinan, serta hantaran belanja)

Encik –encik
Tuan –tuan dan puan-puan

Pinangan sudah tuan terima
Tandapun sudah kami serahkan
Tinggal menentukan masa dan ketika
Bila bulan kita timbang
Bila kerja kita langsungkan


Pihak perempuan

Kalau itu tuan tanyakan
Kami berunding agak sekejab

Runding sudah kami lakukan
Mufakat sudah tersimpul
Kalau setuju pihak tuan
Kerja dilangsungkan
Tentang antaran belanja
Kami serahkan kepada tuan
Sebab kita tidak berjual beli
Tuan ikhlas kamipun rela
Besar kecil kami terima

Tuan kurang kami mengisi
Kami kurang tuan penuhi
Asal ikhlas sama ikhlas
Asal berkerelaan dunia akhirat

Pihak laki-laki

Kalau begitu kata tuan
Amatlah senang dihati kami
Kami berunding agak sekejab

Telah putus runding kami
Kami setujui dilangsungkan pada malam hari ini
Tentang hantaran belanja sebagai adat
Tentang alat perlengkapan kita rundingkan pula
Bak kata pepatah
Jangan tuan merasa diberatkan
Tidak pula kami keberatan
Yang kurang tambah menmabah
Yang sumbing sisip menyisip
Yang koyak tambal menambal
Supaya kerja kita selamat

Pihak perempuan

Kalaulah begitu kata tuan
Senanglah pula dihati kami
Adapun maharnaya
Sudah sepakat yang punya badan

Pihak laki-laki

Kalau begitu kata tuan
Amatlah senang dihati kami
Nampaknya tidak ada kata bersilang
Tidak ada pula runding bersanggah
Maafkan kita semunya....


Pihak perempuan

Kalau begitu kata tuan
Sungguhlah senang dihati kami
Bak jalan sudah terentang
Bak simpai sudah terjalin
Bak ikat sudah tersimpul
Tentang rundingan kecil-kecil
Kita selesaikan kemudian
Kalau jauh jelang menjelang
Kalau dekat jenguk menjenguk
Kalau lupa ingat-mengingat
Kalau tidur jaga mnjagakan
Supaya niat baik lurus jalannya
Tidak dimasuki runding jahat
\tidak dicampuri tomah dan fitnah
Tidak ditempuh hasat dan dengki
Hanya kepada allah kita berdoa
Semoga yang kita rencanakan
Senantiasa dalam keberkahannya
Alhamdulillah!
(kedua pihak saling bersalaman)

Cacatan : Sumber Adat Perkawinan Melayu Riau, Dewan Kesenia Riau” juga dari berbagai sumber

0 Response to "ADAT MEMINANG DALAM TRADISI MELAYU"