“Muatan Feminisme Dalam Pertunjukan Monolog” Lakon Perempuan di TitikNol Karya Nawal El Sadawi Sutradara : Edy Suisno

“Muatan Feminisme Dalam Pertunjukan Monolog”
 Lakon Perempuan di TitikNol Karya Nawal El Sadawi
Sutradara : Edy Suisno
Oleh : Fauzi
Pertunjukan Perempuan di Titik Nol karya Nawel El Sadawi mengisahkan perjalanan hidup seorang perempuan bernama Firdaus. Firdaus hidup bersama orang tua dan saudara-saudarinya, kehidupan mereka sangat memperhatinkan, boleh dikatakan kehidupan mereka kelas ekonomi bawah. Kehidupan Firdaus dimasa kecil penuh onak dan duri sering dipukul, dicaci maki dan jadi bulan-bulanan orang tuanya, sehingga Firdaus lebih dekat dengan pamannya.
Masa remaja Firdaus tinggal bersama pamannya ia disekolahkan, semua kebutuhan hidup ditanggung oleh pamannya, tetapi dibayar mahal dengan harus memuaskan nafsu binatang pamannya. Ia dijodohkan dengan seorang Syekh Mahmoud yang masih keluarga dengan istri pamannya. Firdaus hidup bersama suaminya dengan harus menahan diri dari perlakuan suaminya. Dari perlakuan suaminya yang selalu memperlakukan dirinya seperti binatang, pada  akhirnya Firdaus pergi melarikan diri dari rumah.
Ketika melarikan diri Firdaus bertemu dengan seorang laki-laki bernama Bayoumi, bersama bayoumi ia menggantungkan hidupnya, dan pada akhirnya sejarah hidupnya yang lalu berulang kembali. Dalam pelarianya itu ia bertemu dengan Syarifah, Syarifahlah yang banyak mengajarkannya untuk mencari uang dengan melacurkan diri, tetapi ia hanya dibayar sedikit Syarifahlah yang mengambil keuntuangan dari semua itu. Firdaus kembali pergi  meninggal kediaman  Syarifah, didalam perjalanan ia kembali bernasib sial, karena ia bertemu dengan aparat kepolisian dan ia diperkosa.
Firdaus di selamatkan oleh seorang laki-laki yang tidak dikenal, dibawa kerumah kemudian ia ditiduri, pagi hari Firdaus diberi uang yang selama ini belum pernah ia memegang uang sebanyak itu. Perubahan drastis terjadi didalam kehidupan Firdaus  semenjak itu Firdaus menjadi pelacur yang penghasilannya untuk dirinya sendiri sehingga Firdaus mempunyai kehidupan yang sangat memadai. Tetapi pikiran Firdaus terusik ketika ia bertemu dengan seorang wartawan yang mengatakan pekerjaannya itu adalah sebuah pekerjaan yang tidak pantas untuk dilakukan.
Pertemuan itulah merubah kehidupan Firdaus, kemudian Firdaus diterima bekerja disebuah perusahaan, diperusahaan itulah Firdaus bertemu dengan seorang pemuda Ibrahim. Firdaus jatuh cinta dan menyerahkan semua dan kepercayaannya kepada Ibrahim. Tetapi kebahagian itu seperti angin lalu yang hanya bisa  dirasakan sebentar saja. Firdaus sangat terpukul ketika tahu Ibrahim bertunangan dengan anak Presiden direktur perusahaan tempat ia bekerja. Kejadian itu membuat Firdaus sangat kecewa dan sakit hati, sehingga ia mengambil keputusan untuk kembali didunia hitam.
Secara ekonomi kehidupan Firdaus sangat berubah drastis, Firdaus menjadi perempuan yang sangat sukses dengan pekerjaan sebagai seorang pelacur. Bahkan Firdaus banyak dilamar oleh laki-laki, tetapi kehidupan pada masa lalu membuat Firdaus tidak mempunyai kepercayaan terhadap laki-laki. Permasalahan terjadi ketika seorang Germo datang kepadanya, ingin menjadi pelindung tetapi ditolak mentah-mentah oleh Firdaus. Firdaus mencoba melapor ke polisi tetapi ternyata germo itu mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Pada suatu hari ketika Firdaus pulang ia diikuti oleh Germo yang bernama Marzouki ia diancam dan pada akhirnya Firdaus menjadi budak Marzouki.
Firdaus kembali pada kehidupannya yang lama yang penuh dengan tekanan, kemudian Firdaus mencoba untuk keluar dari tekanan tersebut. Perkelahianpun tidak bisa dihindarkan akhirnya Marzouki mati ditusuk berulang kali oleh Firdaus sehingga tewas. Dengan kejadian itu Firdaus kembali menjadi pelacur yang sukses, pada suatu malam Firdaus bertemu dengan seoarang laki-laki yang sangat kaya tawar-menawarpun terjadi antara mereka berdua. Didalam melakukan hubungan Seks laki-laki yang menidurinya itu sering bertanya “Nikmat apa tidak? Sehingga Firdaus marah dan pertengkaran terjadi, kali ini Firdaus tetap berhasil dengan membunuh laki-laki itu. Tetapi Firdaus tidak bisa melarikan diri, Firdaus ditangkap oleh pihak kepolisian dan dihukum mati.
Pertunjukan lakon Perempuan di Titi Nol diawali dengan penggambaran sebuah penjara dikawasan timur tengah, yang terlihat suram dan mencengkam. Dilantai penjara tersebut terlihat satu set kursi tua, dan tumpukan level yang di visualisasikan menyerupai ranjang yang terbuat dari semen. Dibagian belakang panggung terlihat dinding yang dibuat secara minimalis dengan pintu penjara yang masih tertup. Secara perlahan lampu panggung menyoroti sesosok perempuan yang sedang duduk diatas ranjang semen. Sosok tersebut tidak lain adalah Firdaus.
Pertunjukan Perempuan Dititik Nol ini  dipentaskan diteater arena Jurusan teater ISI Padangpanjang tepatnya pada tanggal 2 Desember 2014 jam 20.00 Wib. Adegan awal pada bagian ini dimulai dengan penuturan oleh Firdaus yang menyoal tentang latar belakang yang menyebabkan dirinya dipenjara tidak lama kemudian firdauspun bergerak menuturkan perjumpaannya dengan tokoh-tokoh yang kemudian merubah perjalanan hidupnya.
Firdaus (Diperankan Oleh Fitri Rahmah) bergerak mengisi seluruh sisi-sisi panggung,  tidak hanya melakukan serangkaian aksi yang dilakukan oleh Firdaus, tapi sesekali juga memerankan tokoh-tokoh lain yang pernah terlibat konflik dengan dirinya. Tokoh-tokoh yang Firdaus (Diperankan Oleh Fitri Rahmah) perankan adalah menjadi tokoh Paman, Syekh Mahmoud suaminya, Bayoumi pemuda yang dijumpainya ketika melarikan diri dari suaminya,  Syarifah yang mengajaknya menjadi seorang pelacur, Fawzi teman dekat Syarifah, Polisi yang memperkosanya, Ibrahim yang membuat Firdaus jatuh cinta, Marzouk germo yang mati ditangan Firdaus, Pangeran Arab yang juga mati ditangan Firdaus.
Melalui tokoh-tokoh yang dimainkannya, penuturan Firdaus (Diperankan Oleh Fitri Rahmah) dengan emosi dan nada suara yang berbeda. Penuturan itu mempunyai makna yang berbeda pula, terkadang penuturannya sangat lembut menunjukan seorang wanita yang sangat feminim, terkadang penuturannya dengan sangat kasar, dan terkadang berubah menjadi perempuan yang penuh tekanan dan memohon belas kasihan. 
Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas teknis atau tentang keaktoran Fitri Rahmah dalam memainkan tokoh Firdaus. Saya melihat dari sudut pandang yang ingin disampaikan tokoh melalui pertunjukan. Pertunjukan ini merupakan kisah fiksi yang menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan maka saya akan mengulas muatan Feminisme dalam pertunjukan ini.
Feminis adalah orang yang menganut paham feminisme. Feminisme adalah suatu gerakan kemanusian yang memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Inti tujuan dari feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan laki-laki. Menurut Djajanegara yang dikutip oleh Ni Nyoman Karmini di dalam bukunya Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama menjelaskan “Inti dari feminisme adalah suatu kritik ideologis terhadap cara pandang yang mengabaikan cara permasalahan ketimpangan dan ketidak adilan dalam memberi peran dan edentitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin”(2012:124)
Teori Feminisme selalu diawali dengan pertanyan apa peran perempuan? Ada empat jawaban yang mungkin bisa untuk kita pahami bersama tentang feminisme ini. Jawaban itu diturkan oleh Rizer dan Goodman dalam bukunya Sosiologi Modren menjelaskan bahwa:
“Pertama Posisi dan pengalaman perempuan dengan posisi pengalaman yang dialami oleh laki-laki (Teori Perbedaan Gender). Kedua posisi perempuan kurang menguntungkan atau tidak setara dengan laki-laki (Teori Ketimpangan Gender). Ketiga Situasi perempuan dilihat dari sudut hubungan kekuasaan langsung antara laki-laki dan perempuan, maka dapat dinyatakan bahwa perempuan “ditindas” dalam arti dikekang, dissubordinasikan, dibentuk, dan diggunakan serta disalah gunakan oleh laki-laki (Teori Penindasan Gender). Keempat Perempuan mengalami pembedaan dan berbagai ketimpangan dan berbagai tindasan berdasarkan posisi total mereka dalam susunan stratifikasi atau vektor penindasan dan hak istimewa, kelas, ras, entisitas, status perkawinan dan posisi global (Teori Penindasan Struktural)”(2004:415)
Penjelasan kutipan diatas merupakan hal-hal yang terjadi didalam kehidupan atau yang dialami oleh kaum perempuan. Sehingga gerakan feminisme berkembang dengan dengan sangat cepat. Sebenarnya femisme sudah berkembang pada abad ke 18 di Amerika Sarikat. Namun dengan sejalan perkembangan dunia sekitar tahun 1960-an, gerakan ini dinamakan feminisme. Gerakan ini tidak saja aktivitas sosial dalam kehidupan manusia. Tetapi juga sangat mempengaruhi pada studi kebudayaan dan studi sastra. Karena sebuah karya sastra sebagai ciptaan manusia sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya yang diyakini oleh masyarakatnya.
Pertunjukan monolog Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Sadawi yang disutradarai oleh Edi Suisno, merupakan perlawanan kaum perempuan yang selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh kaum laki-laki. Penindasan tersebut merupakan faktor dari lingkungan hidup, dan tingkat materi yang dimiliki. Hal ini dilihat dari penuturan Firdaus (Diperankan Oleh Fitri Rahmah) dari latar belakang kehidupannya.
Perlawan tersebut sangat jelas, misalnya ketika Firdaus melarikan dari suaminya Syekh Mahmoud ini merupakan perlawanan firdaus terhadap kekejaman suaminya. Terlihat pada penuturan Firdaus yang sengaja saya kutip “Mengapa kau kembali. Apa Pamanmu tak bisa memberimu makan. Kau melarikan diri dariku! Mengapa kau memalingkan mukamu dari mukaku? Apa aku ini buruk?! Apa aku bau busuk? Mengapa kau menjauhiku jika aku mendekat?!
Lalu ia menarik lenganku. Membantingku ke ranjangnya dan menuntaskan kemarahannya sambil memukuli wajah dan kepalaku dan melampiaskan seluruh nafsunya yang seliar binatang. Hidung dan telingaku berdarah. Lalu aku pergi, tetapi tidak ke rumah Paman, melainkan ke jalanan.
Perlawanan Firdaus berikutnya ketika firdaus bertengkar dengan germo yang bernama Marzouk. Dapat dilihat dari penuturan Firdaus yang sengaja saya kutip “Suatu hari ia melihatku memasuki rumah lalu mengikutiku. Aku berusaha menutup pintu, tetapi ia mencabut pisau dan mengancamku dengan pisau itu, memaksa masuk ke rumahku. Maka sejak saat itu, ia telah menjadi bagian dari hidupku. Mengambil bagian yang lebih besar dari hasil yang kuperoleh. Menyadari bahwa aku tak lagi sebebas yang kubayangkan, aku berniat kembali mencari pekerjaan karena aku masih memiliki ijazah Sekolah Menengah. “Untuk apa kau mencari kerja. Bukankah sekarang kau sudah memiliki pekerjaan, Firdaus” “Aku akan memilih pekerjaan yang ingin kukerjakan. Aku tak mau jadi budak” “Siapa bilang ada orang yang bukan budak orang lain. Di dunia ini hanya ada dua golongan Firdaus; Majikan dan Budak” “Kalau begitu aku ingin menjadi salah seorang majikan” “Seorang perempuan yang hidup sendiri tak mungkin menjadi majikan” “Tidak ada kata ‘tak mungkin’ bagiku”
Lalu aku meninggalkan tempat itu. Tapi tangannya dengan cepat menahanku. Aku meronta dan mencoba meraih grendel pintu. Ia menamparku. Aku mengangkat tanganku lebih tinggi dan menghantamkannya keras-keras ke wajahnya hingga matanya menjadi merah. Ia mengambil pisau dari sakunya, tapi tanganku lebih cepat dari tangannya. Aku angkat pisau itu dan menghujamkannya dalam-dalam ke lehernya, lalu mencabutnya kembali dan menancapkannya dalam-dalam ke dadanya, mencabutnya lagi dan menikamkannya ke perutnya. Aku hunjamkan pisau itu ke hampir semua bagian tubuhnya…
Perlawanan yang dilakukan Firdaus selanjutnya ketika ia sedang mealukan hubungan seks dengan seorang pangeran arab, ini dapat dilihat dari penuturan firdaus yang saya kutip sebagai bukti Marzouk mati dan aku tak lagi berhasrat mencari pekerjaan lain. Aku lanjutkan duniaku. Sendiri. Bebas. Tetap sebagai pelacur sukses. Suatu siang, ketika aku tengah menyusuri jalanan kota, sebuah mobil amat mewah berhenti. Seorang laki-laki membuka pintu mobil dan berkata: “Mari ikut bersamaku”“Tidak”“Aku akan membayarmu berapa saja”“Kau tidak dapat membayarku. Hargaku terlalu tinggi” “Aku dapat membayarmu berapa pun tinggi hargamu. Aku seorang Pangeran Arab” “Dan aku seorang Puteri” “Aku akan membayar seribu” “Tidak” “Dua ribu” “Tiga ribu pon!” kataku. Dan dia menyanggupi.
Tubuhnya masih muda dan bersemangat, cukup kuat untuk bertahan, cukup bertenaga untuk melawan. Dalam setiap gerakannya ia selalu mengulangi pertanyaann dungunya: “Apakah kau merasa nikmat?” Aku memjamkan mata dan berkata “ya” Setiap kali ia merasa senang, ia mengulangi lagi pertanyaan itu dan aku menjawab “ya”. Dia semakin bergairah dan semakin dungu dan kembali menanyakan hal itu. Aku tak tahan lagi dan membentaknya: “Tidak! Aku tidak merasakan apa pun!”Ketika ia mengulurkan uang tiga ribu upon aku masih merasakan amarah. Kurebut uang itu dan merobek-robeknya hingga menjadi serpihan kecil seakan-akan aku tengah mencabik-cabik semua laki-laki yang pernah kukenal: Ayah, Paman, Mahmoud, Bayoumi, Fawzi, Ibrahim, Di’aa, Ibrahim, Marzouk! Matanya terbelalak heran. “Tak kusangka orang selembut kau bisa bertindak sekasar itu” “Aku bahkan bisa membunuh” “Itu tak mungkin. Kau terlalu lembut Firdaus” “Siapa bilang untuk membunuh tak diperlukan kelembutan” Ia menantang mataku dan tertawa: “Bahkan kau tak bisa membunuh seekor nyamuk!” “Aku tak akan membunuh seekor nyamuk, tapi aku dapat membunuh seorang laki-laki” Maka aku angkat tanganku tinggi-tinggi di atas kepala dan menghantamkannya keras ke mukanya.“Sekarang kau bisa percaya bahwa aku telah menamparmu? Menancapkan pisau ke lehermu juga semudah itu, hanya memerlukan gerakan yang sama” Sebelum aku sempat mengangkat lagi tanganku, dia berteriak panik seperti perempuan dalam kesulitan. Dia tak berhenti berteriak sampai polisi tiba.
Penjabaran tentang perlawanan Firdaus merupakan perlawanan perempuan terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Secara garis besar perlawanan yang dilakukan oleh firdaus mempunyai alasan yang sangat jelas. Perlawanan tersebut disebabkan oleh penindasan yang ia terima, dan pada akhirnya ia merasa harus membela diri. Pertunjukan ini juga memberi pesan kepada kaum laki-laki bahwa bertingkah lakulah seperti manusia seutuhnya, jangan bertindak atau berbuat  semaunya seperti binatang apalagi terhadap orang yang lemah, terutama terhadap kaumperempuan.
Walaupun lewat pertunjukan Perempuan di Titik Nol yang selalu menjadi korban kekerasan adalah perempuan, Saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya firdaus mempunyai pilihan hidup, tetapi ia mengambil jalan hidup yang salah. Saya tidak menafikan kalau apa yang dilakukan  firdaus ini, disebkan oleh faktor lingkungan yang keras sehingga, merubah watak dan kehidupannya. Firdaus merupakan tokoh fiksi yang diciptakan oleh penulis, dan mungkin kejadian yang menimpa firdaus pernah dialami oleh perempuan pada umumnya, walaupun jalan ceritanya tidak sama persis.

Referensi Tulisan:
-          Menonton Pertunjukan
-          Lakon
-          Buku Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama oleh Ni Nyoman Karmini
-          Buku Rona Bahasa dab Sastra Indonesia oleh Sugihastuti
-          Buku Teori Sosial Modren oleh G. Ritzer dan J. Douglas Goodman terjemahan Alimandan.













0 Response to "“Muatan Feminisme Dalam Pertunjukan Monolog” Lakon Perempuan di TitikNol Karya Nawal El Sadawi Sutradara : Edy Suisno"